Apriyan Sucipto

Apriyan Sucipto
Rimba Raya

Friday, July 24, 2020

Tadi malam menjelang subuh. (Jum'at)


Dalam mimpi saya memasuki sebuah rumah yang tidak asing  menurut saya. Disana terdapat 3 ruangan, ya kira kira ruangan rumah biasa, sedang dan tidak kecil.
Diruangan pertama, saya disambut Lelaki, kemudian disambut dan diantar oleh lelaki muda tersebut, (37/38) berbadan tegap tidak gemuk. Kulitnya sawo matang, memiliki gaya rambut yang biasa, belah tengah) ).

Diantar menuju ke ruangan ke dua, ada seorang nenek terbaring dalam istirahat nya, tersenyum saat kusapa, dan langsung tanpa terlibat obrolan yang panjang, saya menuju ke ruangan yang ke tiga. Disana terbaring, seorang perempuan paruh baya dengan wajah yang sangat saya kenal, saya menyapa nya dengan penuh kesedihan. Saya tanya apa kabar, dan menangis sejadi-jadinya, hingga saya terbangun. Saat fajar. (04.00) waktu sebelum subuh. 

Bagda subuh, saya simpulkan mereka adalah;
Om Yudiman bin Bingan Hadi Utoyo, Alm. 
Mbah, Nasripah binti Parto Ngarban. Alm
dan Lek Ngatini binti Jono, Alm

Semoga, dalam istirahat panjangnya, Allah SWT menerima semua amal dan perbuatan, serta dimaafkan, semua salah dan khilaf nya didunia., 
Dan suatu saat kita dipertemukan , dikumpulkan di Yaumul akhir. . .amin YRA. 

Thursday, July 23, 2020

Kamis Keempat, Ganjar Ngantor Pakai Baju Adat Suku Dayak Kenyah


SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengenakan pakaian adat Suku Kenyah saat berkantor di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Kamis (23/7).

Suku Kenyah merupakan etnis di Kalimantan Timur. Suku Kenyah acap disebut Dayak Kayan atau Dayak Kenyah.

Pakaian adat Suku Kenyah yang dikenakan Ganjar terdiri atas Bluko’ atau topi pelindung. Topi ini biasanya terbuat dari rotan yang kuat dan tahan benturan, kemudian dihiasi dengan taring macan dan harimau. Topi ini juga dilengkapi dengan manik-manik dan hiasan bulu enggang serta bulu pegun.

Selanjutnya adalah Besunung atau baju perang. Oleh Suku Kenyah, besunung biasanya dibuat dari kulit binatang seperti beruang, kancil, harimau, macan, maupun kambing, yang cenderung sulit ditembus mandau saat tengah berperang. Besunung selain sebagai pakaian perang juga kerap digunakan dalam rapat maupun saat upacara adat.

Selain besunung, Ganjar juga mengenakan Avet atau cawat dan Tabit, yakni kain untuk melindungi tubuh bagian bawah sekaligus sebagai alas duduk.

Di daerah asalnya, pakaian ini langsung dikenakan di tubuh namun Ganjar memilih menggunakan manset dan celana panjang hitam untuk alasan kenyamanan.

Demi melengkapi penampilannya, Ganjar membawa Baing atau Mandau, yakni senjata tradisional Suku Kenyah yang biasa dibawa untuk melindungi diri. Mandau asli tersebut dibeli Ganjar seperangkat dengan busananya.

Meski mengenakan baju adat, Ganjar tidak melupakan tanda pengenal dan pin “Tetep Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi” (Tetap Tidak Korupsi, Tidak Berbohong) sebagai identitas sebagai bagian dari Pemprov Jawa Tengah.

Ganjar mengaku bangga mengenakan baju adat Suku Kenyah itu. Menurutnya, ini cara yang sederhana untuk merawat ke-Indonesiaan.

“Saya beli, saya pesan langsung dari Kalimantan (Timur). Untuk apa? Untuk ke-Indonesiaan kita. Kita menghargai, kita menghormati dan bajunya bagus dari kayu, manik-maniknya bagus. Saya punya koleksi baju adat dari seluruh Indonesia,” kata Ganjar saat menjadi narasumber di sebuah diskusi secara virtual.

Bukan kali ini saja Ganjar mengenakan baju adat Nusantara. Sebelumnya, Ganjar pernah mengenakan busana adat Bali, Lombok, Nusa Tenggara Timur, Bugis, Madura, dan baju adat lainnya saat bekerja.

Selain merawat ke-Indonesiaan, cara ini juga bisa mendorong perekonomian, terutama produsen baju adat di tiap daerah. “Industri kecil ini di sana akan hidup, paling gak dibeli Gubernur Jawa Tengah. Jadi ke-Indonesiaan kita rawat, bisnisnya jalan,” imbuh Ganjar.

Penggunaan baju adat Nusantara telah menjadi kewajiban bagi ASN dan karyawan di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Setiap hari Kamis minggu keempat, seluruh ASN dan karyawan Pemprov Jawa Tengah wajib berbusana adat Nusantara. Adapun di minggu lainnya, ASN wajib mengenakan baju adat Jawa. Kewajiban ini tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah nomor 065/0016031/2019 dan diteken langsung oleh Ganjar.

Ganjar sendiri mengaku mengoleksi baju adat dari seluruh pelosok Nusantara. Dengan penggunaan busana adat Nusantara, dia ingin mengenalkan kepada masyarakat tentang beragamnya kebudayaan bangsa Indonesia, juga menjadikan momentum untuk menyatukan seluruh anak bangsa. “Ini hal kecil yang mudah-mudahan dapat mempersatukan bangsa. Kami ingin menunjukkan, bahwa masyarakat Jawa Tengah juga bagian dari Indonesia,” kata Ganjar.

Liputan RGP24

Anak (Khalil Gibran)



Anakmu bukanlah anakmu.
Mereka adalah anak kehidupan yang rindu pada dirinya sendiri.

Mereka lahir lewat dirimu, tetapi bukan darimu.
Mereka tinggal denganmu, tetapi mereka bukan milikmu.

Kau dapat memberikan kasih sayang, tetapi tidak pikiranmu.

Karena mereka mempunyai pemikiran sendiri.
Kau dapat memberikan tempat tinggal bagi raganya, tapi tidak bagi jiwanya.

Karena jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan.

Rumah yang tidak dapat kau kunjungi, bahkan dalam mimpimu sekalipun.

Kau boleh berusaha keras untuk menyerupai mereka, tetapi jangan mencoba untuk membuat mereka menyerupaimu.

Karena kehidupan tidak berjalan mundur, dan juga tidak tinggal di masa lalu.

Kau adalah busur dan mereka adalah anak panah yang melesat ke depan.

Sang Pemanah telah membidik sasaran keabadian.
Dia merentangkanmu dengan kekuatanNya, hingga anak panah melesat cepat dan jauh.

Gembiralah dengan tarikan tangan Sang Pemanah,
karena Ia mencintai anak-anak panah yang terbang, dan Ia juga menyukai busur yang stabil.

Selamat Hari Anak Nasional 2020
(Henry Faisal, SH, MH)

Tuesday, July 21, 2020

ATAS NAMA DEMOKRASI



Mendengar slogan atas nama demokrasi saat jaman reformasi begitu sakral, saat hampir seluruh elemen masyarakat ingin melakukan perubahaan di Negara Kita Tercinta ini.

Element masyarakat bahu membahu menembus peluru dari ABRI, dari amukan PAM Swakarsa yang sebagai para militer yang dibentuk seorang Jenderal, demi tegaknya demokrasi.

Namun sayang, atas nama Demokrasi saat ini menjadi oksigen bagi segelintir elemen masyarakat untuk melakukan demontrasi yang mengarah ke pemakzulan presiden, terlebih jauh lagi keinginan khilafah di Negara ini.

Atas nama Demokrasi ini juga sekarang masyarakat terpecah belah, saat pilkada, pilpres, pilgub, pileg mereka saling serang dan membunuh dalam sosial media, saat pertemuan dengan pendukungnya, caci maki, hoax dilemparkan untuk membunuh karakter pesaingannya.

Apakah kalian lupa teman, Atas nama Demokrasi inilah Negara yang kalian tinggali ini bisa tanpa kungkungan rezim orde Baru, Kalian bisa merasakan alam untuk meneriakan kebebasan kalian, namun harus ingat kebebasan itu bukan sebebas bebasnya, harus ada norma dan hukum berjalan seiringan.

Semoga Atas Nama Demokrasi, Negara ini tetap Dalam kesatuan NKRI, Berideologi Pancasila, bernafaskan Bhineka Tunggal Ika, dan terakhir dalam geraknya bersatu harmoni dalam gotong Royong.

Atas Nama Demokrasi hari ini saya masih bisa menyuruput kopi dan mengudut vape
#NarendraKiemas

Dibully Bapaknya Mirip Ganjar, Aris Nekat Sepedaan Banyumas-Semarang Untuk Pembuktian


SEMARANG - Nekat benar apa yang dilakukan Aris Setyawan, salah satu pelajar SMK di Purwokerto. Bagaimana tidak, ia rela gowes dari rumahnya ke Semarang menempuh jarak 192 km hanya untuk bertemu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Apalagi, alasannya tidak biasa. Aris hanya ingin membuktikan kebenaran, bahwa Ganjar memang mirip dengan bapaknya. Pasalnya, teman-teman sekampung selalu mengatakan bahwa bapak Aris mirip dengan Ganjar.

Start dari rumahnya pada hari Jumat, Aris baru sampai di Semarang Senin (20/7) pagi. Ia kemudian ditemui Ganjar di loby kantor Gubernur Jateng, sebelum ia memulai aktivitasnya di kantor.

"Kamu to yang sepedaan, nekat sekali. Berapa hari kamu sampai sini. Sehat kan?," sapa Ganjar kepada Aris.

Aris tak mampu menahan air matanya saat bertemu dengan orang nomor satu di Jawa Tengah itu. Langsung saja, dia mengeluarkan handphone dari tasnya dan langsung video call dengan bapaknya.

Di ujung telepon itu, nampak sesosok lelaki paruh baya yang menyapa Ganjar dan Aris. Sekilas, bapak itu memang mirip dengan Ganjar, apalagi rambutnya juga sama-sama putih.

"Ini bapak saya pak, kata teman-teman mirip pak Ganjar. Makanya saya datang ke sini pengen ketemu bapak," kata Aris.

Ganjar pun menyapa bapak itu dengan hangat. Ia mengatakan bahwa Aris sudah sampai di Semarang dengan selamat.

"Jarene bapak mirip kulo (katanya bapak mirip saya), tapi mung rambute tok (tapi cuma rambutnya saja)," canda Ganjar.

Aris mengatakan penasaran dengan ucapan teman-temannya di kampung. Mereka selalu mengejek bapaknya mirip dengan Ganjar.

"Pengen melihat langsung pak Ganjar, soalnya penasaran apa benar mirip dengan bapak. Alhamdulillah bisa ketemu, rasanya seneng sekali," kata dia.

Aris mengatakan nekat sepedaan dari Banyumas ke Semarang pada Jumat (17/7). Jalur yang dipilihnya yakni lewat Wonosobo, Temanggung, Kendal dan Semarang.

Banyak suka duka yang dialaminya. Diantaranya sempat kesasar saat masuk ke Kendal. Ia yang kebingungan kemudian bertanya pada banyak orang.

"Alhamdulillah sampai sini dan ketemu pak Ganjar. Seneng sekali saya, pak Ganjar orangnya sangat ramah," tutupnya.

Ganjar sendiri mengatakan tidak tahu bahwa ada anak SMK yang nekat sepedaan hanya ingin bertemu dengannya. Ketika diberitahu, ia langsung ingin menemui anak tersebut.

"Ternyata dia ingin bertemu saya. Ya mungkin itu bisa membuat semangat dia untuk terus belajar dan berjuang. Makanya saya seneng menemuinya," kata Ganjar.

Menurutnya, perjalanan dari Banyumas ke Semarang dengan gowes tentu bukanlah perkara gampang. Ada banyak rintangan yang dihadapi dan itu pasti menjadi pengalaman hidup yang luar biasa.

"Ini visualisasi keinginan anak, dan kalau itu bisa kita dampingi, maka anak akan punya cita-cita dan serius dalam menggapainya. Insyaalah dia anak hebat, yang berani dan memiliki kemauan tinggi," tutupnya.

Ganjar pun memberikan bingkisan berupa kaos dan buku kepada Aris. Ia juga memberikan uang saku bagi Aris untuk perjalanan pulang ke rumah.

RGP24

Monday, July 20, 2020

Tukang Martabak coba Mengadu Nasib, Menjadi Walikota


Cm orang yang goblok aja apa apa perlu ahli bicara nyetatus politik perlu jadi ahli politik, bicara ekonomi perlu jadi ahli ekonomi, bicara kesenian perlu jadi ahli seni. Semua tidak perlu keterampilan tidak perlu keahlian dan ijazah itu tidak penting, apalagi pengalaman.

Kita bisa mengambil pesan dari mas gibran bahwa nyalon walikota tidak harus tau politik pinter politik dan melek politik serta punya basic politis dan harus berkecimpung di dunia politik.

Semoga menginspirasi semuanya.... sing penting kie banyak follower banyak yang suka banyak pengikut.

Semoga tidak hanya tukang kayu dan tukang martabak yang naik kelas, tukang becak, ojek online, kusir andong, tukang sol sepatu, tukang sampah harapan saya juga bisa jadi bupati bisa jadi pimpinan BUMN jadi duta besar jadi menteri dsb tidak ada yang tidak mungkin selama mau berusaha.

Kutunggu Kamu di Pulau Tegal Mas. Pesawaran, Lampung.



Pulau Tegal Mas menyajikan suasana laut yang masih sepi dan alami, karena lokasinya di pulau terpencil yang dikepung perbukitan. Air laut berwarna hijau toska yang bening, dengan terumbu karang yang indah menjadi pemandangan utama di depan resor. Lautnya juga tak bergelombang karena posisinya berada di Teluk Lampung, terlindung dengan gugusan pulau yang berbukit-bukit.


Di Pulau Tegal Mas, terdapat cottage dan jajaran vila yang ditempatkan dalam cluster Kampoeng Lombok Mas. Vila-vila itu dibangun dengan gaya tradisional, beratap jerami dan berdinding kayu. Sewanya, antara 2,5-3 juta untuk enam orang. Biaya itu sudah termasuk antarjemput ke Pulau Sari Ringgung, snorkeling, sarapan dan bermain kano. Sementara tariff cottage mencapai 1,5-2,5 juta untuk 5 orang.
Biaya untuk menyewa cottage dan vila itu sudah termasuk segala fasilitas pendukung yang ada di Pulau Tegal Mas. Namun beberapa peralatan harus disewa dengan biaya yang terjangkau.

Selain wisata baharinya yang memukau, pulau seluas 68 hektare ini menyediakan beragam wisata pantai, semisal mengendarai ATV untuk offroad di sekitar pantai.

Pulau ini relatif mudah dijangkau. Dari Bandar Lampung, wisatawan harus berkendara menempuh jarak 24 km ke Pantai Sari Ringgung, Desa Gebang, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran. Lalu menyeberang ke Pulau Tegal Mas sekitar 30 menit. Setiba di Pulau Tegal Mas, setiap wisatawan dikenai tiket masuk Rp25.000./30.000.

Keindahan Pulau Tegal Mas, menjadi harta karun wisata bahari di Lampung. Meski popularitasnya belum sepopuler Derawan, Raja Ampat, atau Sabang, namun pulau ini memiliki keindahan laut yang setara dengan destinasi papan atas itu.

Wisatawan bisa menyelam atau snorkeling untuk menikmati berbagai jenis ikan berwana-warni serta flora dan fauna lautnya. Bila sedang beruntung, penyelam bisa bertemu penyu hijau besar. Hebatnya lagi, keindahan bawah laut ini bisa dinikmati di kedalaman hanya 1 meter.

Terpesona dengan keindahan Maladewa yang khas dengan resort atau cottage apung di atas permukaan laut? Indonesia juga punya lho! Salah satunya adalah Pulau Tegal Mas Lampung! Sebuah pulau berpenghuni yang berlokasi di Kabupaten Pesawaran, Lampung. Kawasan ini menjadi satu dari beberapa destinasi wisata yang banyak dikunjungi. Sebabnya, ia memang cantik dan instagenic. 

Pulau Tegal Mas, merupakan Salah satu dari banyak nya destinasi wisata, di Lampung. Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Pesawaran, harus bisa bersinergi untuk meningkatkan eko-wisata di daerah. Dengan lebih fokus menggali dan melaksanakan rencana program program pengembangan dan pemanfaatan wisata di sepadan pantai dan pulau-pulau kecil, di daerah lampung. 

Penasaran seperti apa lengkapnya objek wisata di lampung yang takkalah cantik dibanding Maladewa.
Surga, yang tersimpan...!!!Kalimat ini bisa jadi Pantas untuk disematkan di Pulau Tegal., Aku tunggu kamu, di Tegal Mas. Lampung. (**)

Apriyan Sucipto, SH, M.H (Pemerhati Masalah Lingkungan) 

KEBIJAKAN PIMPINAN DAERAH MEMBANGUN KABUPATEN KONSERVASI

Komitmen politik pemerintah daerah untuk membangun Kabupaten Lampung Barat berdasarkan prinsip-prinsip konservasi tampak pada visi dan misi ...