Apriyan Sucipto

Apriyan Sucipto
Rimba Raya

Wednesday, August 26, 2020

SEDULUR PAPAT LIMA PANCER

 


Salah satu ritual yang populer di Jawa adalah persembahan kepada Sedulur Papat. Dalam tradisi Bali, ritual itu dikenal dengan nama Kanda Pat. Sedulur Papat bermakna Empat Saudara Kembar, yaitu: Kakang Kawah (air ketuban sebagai saudara tertua), Adi Ari-Ari (plasenta sebagai saudara termuda), Getih (darah), dan Puser (tali plasenta/pusar). Yang kelima sebagai Pancer adalah Sang Diri (Ingsun). Kakang Kawah disebut sebagai saudara tertua karena ia keluar lebih dahulu saat jabang bayi dilahirkan ke alam dunia. Adi Ari-Ari disebut sebagai saudara termuda karena ia keluar belakangan. Ini yang menjadi alasan leluhur Jawa mengubur ari-ari secara terhormat dan memperlakukannya layaknya manusia.

Lebih jauh lagi, salah satu tafsir menyatakan Sedulur Papat Lima Pancer terkait dengan lima elemen yang terdiri dari empat elemen pendukung dan satu elemen sebagai titik pusatnya. Empat elemen itu adalah: Tanah, Air, Api, dan Angin. Elemen kelima sebagai Pancer adalah Ruang (Akasha). Elemen Tanah, Air, Api, dan Angin selalu bergerak sesuai keadaan, namun semuanya berada dalam ruang kesadaran kita. Kesadaran itu melandasi dan mencakup segalanya. Orang yang tidak berkesadaran adalah orang yang senantiasa memberontak, tidak mau tahu keadaan, dan memperlakukan alam dengan seenaknya. Mereka lupa bahwa keberadaan kita juga didukung oleh elemen-elemen di alam semesta yang berada di sekitar kita.

Dalam tradisi Jawa dikenal Slametan dengan mempersembahan bubur lima warna kepada Sedulur Papat. Itu dimaksudkan agar Sedulur Papat mendukung dan melindungi Sang Pancer menjalani hidupnya. Bubur lima warna meliputi warna hitam, putih, merah, kuning, dan merah diberi titik putih. Yang terakhir adalah lambang Pancer: merah adalah sel telur ibu dan putih adalah sel sperma ayah.

Jika kita memahami bahwa Slametan adalah ritual untuk menjaga keselarasan diri kita dengan alam semesta, maka “slamet” dalam arti sebenarnya adalah ketika batin kita tenteram. Ritual Slamaten adalah sarana kontemplasi agar batin kita senantiasa selaras dengan alam semesta. 

Leluhur Jawa memperlakukan Sedulur Papat sebagai makhluk tak kasatmata tidak bermakna bahwa empat elemen itu—yang mendukung keberadaan manusia—setara dengan diri manusia. Ritual-ritual leluhur Jawa terkait Sedulur Papat bertujuan agar kita senantiasa eling (sadar) bahwa kita tak mungkin eksis tanpa empat elemen alam semesta. Oleh karenanya, kita mesti memperlakukan pendukung-pendukung keberadaan kita tersebut dengan layak. Manusia adalah Jagat Alit (Mikrokosmos), alam semesta adalah Jagat Ageng (Makrokosmos). Apa yang ada di alam semesta sesungguhnya terkandung dalam diri kita selaku Jagat Alit. Sikap apa pun yang kita lakukan pada alam semesta akan berpengaruh pada diri kita sendiri. Jika kita memperlakukan alam dengan buruk, dampak buruknya akan kembali ke diri kita sendiri. Jika kita memperlakukan alam dengan baik, maka dampak baiknya akan kembali ke diri kita sendiri.

Satu Suroan (1Muharam)

 

Harinya keris keris ini dipersiapkan buat dicuci (dijamas) biasanya pada tahun baru islam, kalau dalam kalender jawa menyebutnya 1 Suro. Ini ya keris keris biasa dari beberapa daerah ada bali ada blitar ada jogja solo banyak ditemui di pasar pasar antik. 

Menurut berbagai literatur, jamasan dari kata jamas yang artinya cuci, membersihkan, mandi. Jamas adalah bahasa.

Jawa kromo inggil (tingkatan paling tinggi/halus), sementara bahasa ngoko-nya (paling kasar) adalah kumbah. Sehingga, jamasan bisa diartikan sebagai kegiatan mencuci, membersihkan, atau memandikan. atau ngumbah.

Sedangkan pusaka adalah berbagai benda yang dikeramatkan atau dipercayai mempunyai kekuatan tertentu, seperti gong, keris, tombak, kereta pusaka, dan berbagai macam jenis pusaka lainnya.

Dengan demikian, jamasan pusaka lalu diartikan sebagai kegiatan mencuci senjata, yang biasanya dilakukan di bulan Suro, khususnya persis di malam tanggal 1 Suro. Suro adalah bulan pertama dalam penanggalan Jawa yang diyakini sebagai bulan keramat, penuh larangan dan pantangan. Masyarakat Jawa hampir selalu menghindari melakukan suatu kegiatan besar di bulan ini, karena takut akan tulahnya.

Lalu kenapa memandikan pusaka harus dilakukan di bulan Suro? Lebih spesifik lagi di malam satu Suro?

Menurut Murtjipto (2004) dalam bukunya Fungsi dan Makna Siraman Pusaka Mangkunegaran di Selogiri Kabupaten Wonogiri, maksud dan tujuan jamasan pusaka untuk mendapatkan keselamatan, perlindungan, dan ketentraman. 

Sebab, bagi sebagian masyarakat Jawa, benda-benda pusaka tersebut dianggap mempunyai kekuataan gaib yang akan mendatangkan berkah apabila dirawat dengan cara dibersihkan atau dimandikan. 

Apabila tidak dirawat, mereka percaya "isi" yang ada di dalam benda pusaka tersebut akan pudar atau akan hilang sama sekali, dan hanya berfungi sebagai senjata biasa.



Tuesday, August 11, 2020

(Hampir) Resesi,* *Are You Ready?*


Singapura, Korsel, Hong Kong, dan Jerman sudah terjebur jurang resesi. Menkeu Sri Mulyani mengatakan Indonesia lampu kuning. Rizal Ramli mengatakan kita sudah masuk. "Resesi itu definisinya pertumbuhannya negatif. Kuartal ini kita negatif, kuartal depan juga bakal negatif," kata Menko Perkenomian di Era Presiden Gus Dur ini.


"Jadi, kita ini sudah resesi. Daya beli nggak ada, pengangguran naik, krisis kesehatan, ya resesilah," kata ekonom senior ini dalam sebuah diskusi  virtual seperti diberitakan Detik.Com 16 juli lalu.


Pemerintah memang telah merevisi pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020 dari -3.8 persen menjadi -4,3 persen. Faisal Basri, ekonom senior Indef dan UI, juga sependapat dengan Rizal Ramli  bahwa kita sudah resesi. *Kalau resesi sudah deh sudah hampir pasti.* Jadi yang penting *recovery-nya,* bukan diskusi resesi atau tidak. *Bagaimana caranya resesi yang cetek, tidak dalam,* katanya seperti diberitakan CNN 27 Juli lalu.


*Apa yang perlu kita siapkan* Mental. Bahwa krisis seperti yang terjadi pada krismon 1998 dulu atau lebih buruk lagi bakal terjadi. Jangan kaget, kalau nanti akan serba sulit. Lebih baik siap mulai sekarang. Siap apa? Inilah tips dari Kabrina Rian Ferdiani yang dimuat ModalRakyat 14 Februari 2020 dan beberapa tambahan dari saya.


1. Punya asuransi. Terutama kesehatan dan jiwa.


2. Siap-siap dana darurat. Setidaknya aman untuk keperluan 3-6 bulan. Semakin panjang, semakin aman. Istilah Abah Dahlan Iskan matab:  makan tabungan. Diawet-awet. Jangan boros.


3. Temukan cara memotong anggaran bulanan. Misalnya, apa masih perlu ke pusat kebugaran, apa masih perlu beli sepatu baru, apa masih perlu beli parfum mahal, apa masih perlu mencucikan sepatu, apa masih perlu ke laundry dan sebagainya. Tapi, kalau tidak ada yang ke laundry bagaimana karyawan laundrynya, bagaimana karyawan cuci sepatunya. Percayalah, masih ada orang yang uangnya berlebih yang akan ke sana. Sementara, kita yang pas-pasan, cuci sendiri saja dulu. *Cuci mobil sendiri saja, setrika sendiri saja* Hitung-hitung sambil menggerakkan badan.


4. Mencari sumber penghasilan baru, misalnya berdagang online dan sebagainya. Tak perlu malu-malu semua memahami situasinya sulit. *Bisa bikin peyek jual peyek, bisa bikin ketan punel jual ketan punel, ahli gurami bakar, jual.* Lagi panen mangga di rumah, *jual mangga.* Orang yang longgar keuangannya bakal memahami dan berniat membantu. Inilah sifat gotong royong warisan luhur bangsa ini. Bahasa agamanya: ta'awwun, saling tolong menolong dalam kebajikan. Reward dari Tuhan tinggi sekali. Menolong kawan dalam kesulitan.


5. Lunasi utang yang berbunga tinggi. *Istirahatkan dulu kartu kredit Anda* Hidup biasa saja, bukan saatnya untuk bergaya. Istilahnya *back to sego pecel* Sehat, murah meriah.


6. *Jaga jaringan, jaga pertemanan* .Siapa tahu teman yang bisnisnya moncer karena pandemi bisa membantu teman yang terpuruk karena pandemi. *Inilah pentingnya kita berteman dan jangan pernah  sekalipun menyakiti teman.* Teman indeed akan tetap datang membantu. Percayalah.


7. Investasi. Di kala orang cenderung menggenggam erat uangnya untuk dana darurat, yang masih diberi kelonggaran dana, bisa investasi dengan harga terbaik. Tentu saja, jika ada duit. Mungkin Anda akan bilang: *boro-boro inves, makan saja sulit!* ,Mohon maaf. Sekedar memberikan tips yang lengkap. Cool!


8. Sudah menanam sayur yang gampang perawatannya seperti bayam, sawi, kangkung? Modalnya hanya bibit eceran Rp 5 ribuan, masukkan pot atau plastik polybag. Syaratnya cuma satu: *mau.* Selain makanan sehat, juga punya kegiatan positif. Setiap pagi pasti ditengok, pasti disirami. Begitu subur, hatinya senang, badan sehat.


9. *Jangan sakit.* Jauhi covid. Diihtiari dengan olah raga tiap hari, hidup sehat, tidak begadang, tidak keluyuran, makan sayur, buah, dan dekat sama Allah agar tenang.


10. Puasa. Itulah cara nabi jika tidak ada makanan di rumah. Irit, sehat, dan berpahala.


*Semoga kita semua selamat dari ujian berat ini.* *Jangan merasa berat sendiri, semua berat, semua prihatin* *Badai pasti berlalu kawan* *Salam!!!* 


                   ———///——-

Monday, August 10, 2020

Pilkada Gunakan Regulasi Bukan Asumsi

 

Geliat pilkada serentak di Indonesia selalu berdasarkan aturan perundang-undangan yang berlaku. Semua hal berkaitan dengan pilkada harus berpijak pada regulasi hukum yang sudah ditetapkan. Sehingga, semua asumsi dan dugaan yang tak mendasar sepatutnya tak perlu menjadi persoalan.

“Saya tertarik mencermati misalnya gelaran Pilkada Kota Bandar Lampung 2020.Kini tengah ramai adanya dugaan atau asumsi adanya Taipan yang terlibat dalam pilkada tersebut. Disebutkan dalam pemberitaan misalnya, Pilkada Bandar Lampung Diacak-acak Taipan,” kata mantan Bupati Lampung Utara Drs. H. Zainal Abidin, MM.

Menurut Zainal, sebaiknya tudingan itu dibuktikan saja secara hukum saja. Jadi harusnya jangan berasumsi saja ada dugaan keterlibatan Taipan. Tetapi harus bisa dibuktikan secara hukum. Sebab, dalam aturan kan sudah diatur jelas sumbangan dari pihak perusahaan kepada calon nominalnya sudah diatur. 

“Pun kalau misalnya benar calon didukung sebuah perusahaan misalnya, apakah itu berimplikasi buruk dibandingkan dengan yang tidak didukung perusahaan? Belum tentu. Coba dicek lagi, apakah semua kepala daerah yang ditangkap KPK misalnya, itu produk dukungan kalangan perusahaan. Maka tentu tidak bisa digeneralisasikan produk kepala daerah akan buruk jika asumsinya demikian (kandidat disokong pihak tertentu di pilkada, Red),” tegasnya.

Selain itu, imbuh Zainal, kepala daerah juga diawasi oleh DPRD. Sehingga campur tangan pihak lain dalam pemerintahan tentu bisa dideteksi. 

“Dalam menjalankan roda pemerintahan, kepala daerah kan juga diawasi oleh DPRD. Maka akan sulit pihak lain ikut campur atau memengaruhi dalam menjalankan roda pemerintahan,” tegasnya. 

Saat ini, terang Zainal, sudah tersedia saluran dan perangkat dalam penyelenggaraan pilkada. Seperti ada KPU, Bawaslu serta Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) yang akan memproses pelanggaran dan kecurangan. 

“Maka jika dirasa ada yang menjadi pelanggaran sebaiknya dilaporkan saja ke Bawaslu. Tentunya dilengkapi dengan bukti-bukti valid,” pungkasnya. (*)

Sunday, August 2, 2020

Argumentum a Contrario



Penafsiran berlawanan itu diperbolehkan dalam rangka penemuan hukum. Penafsiran berlawanan itu disebut juga dengan argumentum a contrario, yaitu menafsirkan atau menjelaskan undang-undang yang didasarkan pada perlawanan pengertian antara peristiwa konkrit yang dihadapi dengan peristiwa yang diatur dalam undang-undang.

Argumentum a contrario atau sering disebut a contrario, yaitu menafsirkan atau menjelaskan undang-undang yang didasarkan pada perlawanan pengertian antara peristiwa konkrit yang dihadapi dan peristiwa yang diatur dalam undang-undang.

Pada hakikatnya penafsiran a contrario sama dengan penafsiran analogis hanya hasilnya berlawanan. Analogi membawa hasil positif sedangkan penafsiran a contrariohasilnya negatif.
Perbedaaan penggunaan undang-undang secara analogi dan berdasarkan argumentum a contrario ialah:
a.    Menggunakan undang-undang secara analogi memperoleh hasil yang positif; sedangkan argumentum a contrario memperoleh hasil negatif.
b.    Menggunakan undang-undang secara analogi adalah memperluas berlakunya ketentuan hukum atau peraturan perundang-undangan; sedangkan secara a contrario mempersempit berlakunya ketentuan undang-undang.

Persamaannya adalah:
a.    Penggunaan undang-undang secara analogi dan argumentum a contrario sama–sama berdasarkan konstruksi hukum.
b.    Kedua cara tersebut dapat dipergunakan untuk menyelesaikan suatu masalah.
c.    Kedua cara tersebut diterapkan sewaktu pasal dalam peraturan perundang-undangan tidak menyebut masalah yang dihadapi.
d.    Maksud dan tujuan antara kedua cara tersebut adalah sama-sama untuk mengisi kekosongan di dalam Undang-Undang.

Saturday, August 1, 2020

PERJUANGAN TIDAK PERNAH MEMBOHONGI HASIL AKHIR



Dalam hari idul Adha ini, saya mendapatkan bisikan yang sangat baik, seorang teman saya mendapatkan rekomendasi dari suatu partai untuk menjadi calon bupati suatu daerah, ini kabar yang mengembirakan karena saya tahu perjuangan dia.

Dia ini sudah dari 3 tahun yang lalu bercerita ngalor ngidul tentang ingin maju di daerah tersebut, bercerita bagaimana dia ingin membangun daerah tersebut, saya hanya bisa bilang bro kalau mau bangun daerah ikut kompetisi, masuk dalam proses pilkada, ayo bangun bagus namamu.

Sering tiap kali dia down, telepon saya, saya cuma bilang bro lo bisa gak mungkin gak bisa, maju terus aja, kalau berhenti karena gak dapat rekomendasi, masih bisa berjuangan dengan cara yang lain.

Perjuangan teman saya ini saya acungkan 10 jempol, saya minta dia turun ke masyarakat, bangun komunikasi dengan masyarakat, buat acara untuk rakyat, buat relawan, bayangkan ini hampir 3 tahun sampai berita baik itu datang.

Tadi saya telepon, saya bilang selamat ya bro namun perjuangan ini baru awal dari perjuangan panjang sampai dapat menjadi bupati, dan perjuangan awal untuk membangun daerah tersebut.

Memang Perjuangan tidak pernah membohongi hasil, walaupun banyak rintangan tetap dia terjang, mental diuji, pikiran diuji, tapi perjuangan tidak membohongi hasil.

Selamat ya bro, sudah resminya baru saya edit biar gak disleding ya bro hehehehehe

#NarendraKiemas

Ambil Sikap Sempurna dan Berdiri Tegak pada 17 Agustus 2020 Pukul 10.17 WIB


Keterlibatan aktif seluruh masyarakat akan dilakukan secara virtual.

Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2020 mendatang akan tetap dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan keterlibatan aktif seluruh masyarakat akan dilakukan secara virtual.

Seluruh masyarakat diharapkan untuk turut menghormati peringatan tersebut dengan menghentikan kegiatan sejenak dan mengambil sikap sempurna pada 17 Agustus 2020 pukul 10.17 WIB.

“Hentikan semua kegiatan dan aktivitas Saudara selama tiga menit saja pada tanggal 17 Agustus 2020 pukul 10 lewat 17 menit Waktu Indonesia Bagian Barat,” ujar Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, selaku Ketua Panitia Negara Perayaan Hari-hari Nasional dan Penerimaan Kepala Negara/Pemerintah Asing/Pimpinan Organisasi Internasional, dalam video yang ditayangkan pada Rabu, 28 Juli 2020.

“Ambil sikap sempurna, berdiri tegak, untuk menghormati peringatan Detik-Detik Proklamasi,” imbuhnya.

Untuk diketahui, Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun ini hanya akan dihadiri oleh undangan terbatas yang terlibat dalam rangkaian upacara peringatan. 

Seluruh masyarakat nantinya dapat mengikuti jalannya upacara peringatan secara virtual.


Hal tersebut dilakukan mengingat suasana pandemi yang tidak memungkinkan untuk menghadirkan masyarakat dan tamu undangan lain dalam jumlah besar serta lebih mengutamakan kesehatan dan keselamatan masyarakat.

🇮🇩🇮🇩🇮🇩🤝🙏🏻🤝🇮🇩🇮🇩🇮🇩

KEBIJAKAN PIMPINAN DAERAH MEMBANGUN KABUPATEN KONSERVASI

Komitmen politik pemerintah daerah untuk membangun Kabupaten Lampung Barat berdasarkan prinsip-prinsip konservasi tampak pada visi dan misi ...