Apriyan Sucipto

Apriyan Sucipto
Rimba Raya

Monday, May 18, 2020

JAWA POS TV: *"Permasalahan Virus itu simple, yang gak simple Gorengan virusnya", Mohamad Indro Cahyono - Ahli Virus WNI.*


PEMERIKSAAN FAKTA

Berdasarkan penjelasan dari ahli virus Indro Cahyono di akun Facebook-nya pada 31 Maret 2020, pesan berantai di atas hanya mencatut namanya dan bukan berasal dari dirinya. "Pesan ini seolah-olah memberikan pesan positif padahal isinya sangat menyesatkan," kata dokter hewan lulusan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada tersebut.
Indro pun menulis perbaikan terhadap pesan berantai itu. Berikut ini perbandingan antara pesan berantai di atas dengan perbaikan dari Indro:
Pesan berantai poin 1: Virus (termasuk Covid-19) adalah benda mati yang dapat hidup di media hidup. Namun, ada catatannya. Kalau misalnya ada orang yang sudah terinfeksi mengeluarkan droplet (cairan flu atau ludah), lalu kena di baju, kain, atau meja, maka dia tetap hidup selama droplet itu belum mengering. Kalau baju dicuci atau setidak-tidaknya mengering sendiri karena pengaruh lingkungan, misalnya karena panas atau hembusan angin, maka virusnya akan mati. Begitu pun di meja, kursi, lantai, karpet, dan sejenisnya. Kalau sudah mengering, ya sudah virusnya akan mati.
Revisi dari Indro: Virus (termasuk Covid-19) hanya bisa bertahan hidup di media yang gelap, basah, dan dingin. Dia tidak bisa bertahan hidup lama tanpa perantara media tersebut. Jika misalnya ada orang yang sudah terinfeksi mengeluarkan droplet (cairan lendir atau ludah), lalu kena di baju, kain, atau meja, maka dia tetap hidup selama droplet itu belum mengering. Jika baju dicuci atau setidak-tidaknya mengering sendiri karena pengaruh lingkungan, misalnya karena panas atau disinfektan, maka virusnya akan mati. Begitu pun di meja, kursi, lantai, karpet, dan sejenisnya. Jika sudah mengering, ya sudah virusnya akan mati.
Pesan berantai poin 2: Virus ini tidak bisa hidup di udara. Dia hanya jadi butir-butir kristal saja. Semua jenis virus, mau virus flu, TB, paru, dan lain-lain. Bagaimana dengan berjabat tangan? Sama seperti penjelasan nomor satu. Walau tangan ini termasuk bagian hidup, tapi selama dropletnya kering, dibersihkan, maka virus pun akan mati. Karena virus hanya bisa masuk lewat tiga jalur yakni mata, hidung, dan mulut. Maka, jika selesai berjabat tangan, dianjurkan membasuhnya dengan Antis, sabun, air panas, asing, atau cairan cuka/asam.
Revisi dari Indro: Virus ini tidak bisa hidup di udara. Dia hanya bisa hidup di droplet dan kemudian jatuh ke bawah. Semua jenis virus, mau virus flu, atau virus lain, sifatnya sama. Bagaimana dengan berjabat tangan? Sama seperti penjelasan nomor satu. Walau tangan ini termasuk bagian hidup, tapi selama dropletnya kering, dibersihkan dengan sabun atau hand sanitizer, maka virus pun akan hacur. Karena virus hanya bisa masuk lewat dua jalur, yakni hidung, dan mulut. Maka, jika selesai berjabat tangan, dianjurkan membasuhnya dengan sabun atau hand sanitizer.
Pesan berantai poin 3: Virus tidak bisa hidup di air panas, air asin, cuka, atau cairan asam. Maka, jika sudah terinfeksi, segera konsumsi vitamin E (brokoli, kelor) dan vitamin C (jeruk, mangga, dan lain-lain).
Revisi dari Indro: Virus bisa dinetralkan oleh antibody dari dalam tubuh dan antibody bisa dinaikan produksinya dengan konsumsi vitamin E dan C. Budayakan untuk mengkonsumsi vitamin E (brokoli, kelor) dan vitamin C (jeruk, mangga, dan lain-lain) selama masa wabah Covid-19.
Pesan berantai poin 4: Yang terinfeksi atau dinyatakan positif berpeluang sembuh total bagi mereka yang ketahanan tubuhnya kuat, tidak memiliki riwayat penyakit bawaan seperti paru, TB, hippertensi, asma, kanker, dan tumor.
Revisi dari Indro: Yang terinfeksi atau dinyatakan positif berpeluang sembuh. Jika memiliki riwayat penyakit bawaan seperti paru, TB, hippertensi, asma, kanker, dan tumor, sebaiknya berkonsultasi ke dokter.
Pesan berantai poin 5: Bagi anak-anak muda atau yang ketahanan tubuhnya kuat yang sudah dinyatakan positif, cukup treatment (perlakuan) mandiri di rumah. Karena usia produktif, antibodinya berproduksi 2-3 kali lipat dibandingkan dengan manula. Antibodi pada hari ke 4-5 akan keluar untuk menyerang virus. Untuk menekan rasa stres, bagi yang sudah positif, cukup mengonsumsi vitamin dan antibiotik. Jangan ke RS yang sudah ditentukan karena itu diperuntukan bagi mereka yang produksi antibodinya rendah.
Revisi dari Indro: Bagi manusia yang ketahanan tubuhnya normal dan kemudian dinyatakan positif, dapat melakukan treatment (perlakuan) mandiri di rumah dengan cukup beristirahat, konsumsi vitamin E dan C dan madu, karena dengan asupan vitamin yang bagus, maka produksi antibodi bisa meningkat 2-3 kali lipat dari standard. Antibodi pada hari ke-7 akan diprodukai tubuh untuk menetralkan virus dan mencapai puncaknya pada hari 14. Jangan panik dan stress karena stress akan menekan siatem kekebalan kita. RS sebaiknya dikhususkan untuk kelompok risiko tinggi (lansia, pasien dengan komplikasi penyakit dan gangguan pernafasan kronis) sehingga RS tidak terlalu penuh dan membuat para pejuang kesehatan menjadi kerepotan dan kelelahan.
Pesan berantai poin 6: Jangan stres dan panik. Karena, jika stres dan panik, maka antibodinya akan lambat berproduksi. Dengan itulah kita mudah terserang. Apalagi, stres itu hanya membuat psikosomatik (kondisi jiwa yang tersugesti), lalu membuat tubuh lemah.

Revisi dari Indro: Jangan stres dan panik. Karena, jika stres dan panik, memicu reaksi psikosomatis yang berakibat pada menurunnya produksi antibodi dari dalam tubuh.
Pesan berantai poin 7: Virus yang dikatakan bertahan hidup di tempat basah lebih dari 9 jam itu hoaks. Di panci, di kardus, di udara, di gagang pintu, di aluminium, dan lainnya, itu hoaks. Sekali lagi, virus tidak dapat hidup di benda-benda mati. Jika dicurigai ada droplet di sana, maka cukup dibersihkan saja.
Revisi dari Indro: Virus tidak bisa bertahan hidup di tempat kering, terang, dan panas. Jika dicurigai ada droplet di perabot rumah, maka cukup dibersihkan saja dengan disinfektan atau cairan pembersih.
Pesan berantai poin 8: Pasien yang terinfeksi berpeluang sembuh seperti orang yang kena flu karena status positif itu sementara.
Revisi dari Indro: Pasien yang terinfeksi berpeluang sembuh dalam 14 hari jika rajin mengkonsumsi vitamin E dan C dan cukup istirahat.
Pesan berantai poin 9: Mantan pasien positif atau yang sudah sembuh berpeluang kecil untuk terinfeksi kembali. Asumsinya, di dalam tubuh kita ini, ada yang namanya sel memori. Jika dia terinfeksi kembali, maka masa inkubasinya tidak selama waktu awal terifeksi, hanya 24 jam (1 hari). Karena sel memorinya akan menampilkan data bawah orang ini pernah terinfeksi. Sehingga, sehari kena, besok atau paling lambat dua hari sudah sembuh lagi.
Revisi dari Indro: Manusia yang sudah pernah terinfeksi dan sembuh masih bisa terkena infeksi ulangan dari lapang, tapi sel memory tubuh akan mengeluarkan antibody lebih cepat (bukan 7 hari seperti infeksi pertama), tapi langsung keluar dalam waktu 1 hari (24 jam).

Penjelasan dari Indro Cahyono juga dimuat di situs media Detik.com. Menurut Indro, terdapat sebagian informasi yang benar dalam pesan berantai itu. "Tapi banyak fakta yang sengaja dipelintir sehingga akan memicu polemik," kata Indro.
Dilansir dari Suara.com, Indro Cahyono juga menyatakan bahwa bukan dia yang membuat dan menyebarkan pesan berantai tersebut. "Itu hoaks. Pesan inis eolah-olah memberikan pesan positif padahal isinya sangat menyesatkan," ujar Indro.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, pesan berantai yang berisi penjelasan ilmiah terkait Covid-19 di atas bukan berasal dari dokter hewan dan ahli virus Mohammad Indro Cahyono. Indro telah memastikan bahwa pembuat pesan yang disebarkan di WhatsApp itu telah mencatut namanya. Namun, ia juga telah membuat revisi terhadap poin-poin yang tercantum dalam pesan berantai tersebut





PENETAPAN BUNG KARNO SEBAGAI WALLIY AL-AMR AL-DLARURI


Pada tahun 1952, Bung Karno pernah meminta fatwa para ulama NU mengenai status pemerintahannya dari sudut pandang fikih. Para ulama tentu tidak langsung menjawab persoalan itu asal-asalan. Kajian mendalam dilakukan selama 2 tahun lamanya, yaitu melalui Konferensi Alim Ulama di Tugu Jawa Barat pada 12-13 Mei 1952, lalu Konferensi Alim Ulama yang diinisiasi oleh Menteri Agama di Bogor pada 4-5 Mei 1953 dan yang terakhir pada Konferensi Alim Ulama di Cipanas Bogor pada 2-7 Maret 1954.

Seperti diketahui, dalam referensi Islam, kepala pemerintahan itu lazim disebut Khalifah, Imam, Amir atau Waliyul amri. Akan tetapi para ulama NU menciptakan gelar baru yang belum pernah ada dalam referensi Islam klasik, yaitu “Waliyy al-Amr al-Dlaruri bi al-Syaukah” (baca: waliyyul amri addlaruri bissyaukah).

Waliyy al-Amr artinya pemegang otoritas. Kata al-Dlaruri bisa diartikan sebagai darurat. Sedangkan kata Syaukah memiliki arti duri atau senjata. Sehingga “Waliyy al-Amr al-Dlaruri bi al-Syaukah” bisa diartikan sebagai “pemegang  otoritas di masa darurat dengan kekuasaan penuh”. Kata Dlaruri bi al-Syaukah dipakai karena secara de facto dan de jure saat itu, Bung Karnolah pemegang kendali kekuasaan atas angkatan bersenjata dan pemerintahan.

Ketetapan fikih tahun 1954 ini dinilai penting dilihat dari perspektif menjaga keutuhan NKRI, mengingat pada masa itu telah meletus berbagai pemberontakan bersenjata yakni Pemberontakan APRA pada 23 Januari 1950, Pemberontakan Andi Aziz pada 15 April 1950, Gerakan RMS dimulai pada 25 April 1950 dan yang paling besar, Pemberontakan DI/TII yang dimulai pada 7 Agustus 1949. Sementara situasi yang kondusif sangat dibutuhkan oleh negara yang baru merdeka untuk melakukan perubahan tatanan kolonial atau revolusi.

Dengan gelar ini, status kepresidenan Bung Karno tidak saja sah dan kokoh secara konstitusional tetapi juga secara spiritual keagamaan, sehingga wajib ditaati seluruh elemen bangsa.

(Sumber 📖: “Nasionalisme Kiai: Konstruksi Sosial Berbasis Agama”, “Tinjauan Historis Pengangkatan Soekarno Sebagai Walliy Al-Amr Oleh NU” & rangkuman sumber lainnya.)


#jasmerah
#Apn5150

Sunday, May 17, 2020

MenjeLang Lebaran Bung Karno Tak Punya Uang




Menjelang Lebaran, Bung Karno menemui mantan Menteri Luar Negeri DR. Roeslan Abdoelgani untuk dicarikan uang...
“Cak, tilpuno Anang Thayib. Kondo’o nék aku gak duwé dhuwik,” kata Proklamator Kemerdekaan RI tersebut...  ( Cak, teleponkan Anang Thayib. Beritahu kalau aku tak punya uang...)

Anang adalah keponakan Roeslan, tinggal di Gresik, seorang Pengusaha Peci ( kopiyah )  merek _Kuda Mas_  yang sering dikenakan oleh Soekarno.

“Beri aku satu peci bekasmu. Saya akan lelang,” kata Roeslan Abdoelgani.
“Bisa laku berapa, Cak..?” tanya Soekarno.
“Wis ta laa , serahno aé soal iku nang aku. Sing penting bèrès,” sahut Roeslan. ( Sudahlah, serahkan saja soal itu pada saya. Yang penting beres.. ).

Roeslan lalu menyerahkan kepada Anang satu peci yang bekas dipakai Soekarno.

Roeslan kaget ternyata jumlah peserta lelang begitu banyak, semuanya Pengusaha asal Gresik dan Surabaya. Tapi yang membuatnya sangat terkejut ternyata Anang melelang Tiga Peci...

“Saudara-saudara,” kata Anang. “Sebenarnya hanya satu peci yang pernah dipakai Bung Karno. Tetapi saya tidak tau lagi mana yang asli bekas Bung Karno...
Yang penting ikhlas atau tidak..?”
“Ikhlas..!!!” seru para peserta lelang antusias..

“Alhamdulillah,” sahut Anang.

Dalam waktu singkat terkumpul uang Sepuluh Juta Rupiah. ( kala itu sangat besar nilainya.. ). Semua uang itu segera diserahkan Anang kepada Roeslan.
“Hei... Asliné lak siji sé,” kata Roeslan.  ( Yang asli cuma satu ‘kan..?)
“Iyaa. Sebenarnya dua peci lainnya itu yang akan saya berikan untuk Bung Karno,” kata Anang.

“Tapi kok kedua peci itu jelek..??”

“Memang sengaja saya buat jelek. Saya ludahi, saya basahi, saya kasih minyak, supaya kelihatan bekas dipakai,” sahut Anang...

“Koen iki kurang ajar Nang, mbujuki wong akèh,” Roeslan ekting ngamuk. ( Kamu kurang ajar Nang Nang. Nipu banyak orang.”).

“Nék gak ngono gak olèh dhuwik akèh,” enteng saja Anang njawabnya. ( Kalau nggak begitu mana mungkin bisa dapat banyak uang.. ).

Roeslan kemudian menyerahkan _semua uang hasil lelang_  kepada Soekarno.

“Cak, kok akeh men dhuwiké...??” Bung Karno kaget. ( Banyak banget uangnya..).
“Iku akal-akalané Anang,” jelas Roeslan. ( Itu semua akal-akalan Anang..)
Roeslan pun  menceritakan bagaimana cara Anang menggandakan peci.
“Kurang ajar Anang..! Nék ngono sing duso aku apa Anang..??” tanya Bung Karno. ( Kalau begitu yang berdosa saya atau Anang..?).
“Anang...,” singkat aja sahutan Roeslan.

”Dhuwik sakmono akèhé jangé digawé apa Bung..?” tanya Roeslan. ( Uang begitu banyak sebenarnya akan digunakan untuk apa Bung..?”

“Gawé zakat fitrahku..."
"Gowoen kabèh dhuwik iki nang Makam Sunan Giri. Dumno nang wong-wong melarat nok kono,” kata Bung Karno. ( Untuk zakat fitrahku. Bawa semua uang ini ke Makam Sunan Giri. Bagikan pada orang-orang miskin di sana.....” jawab Soekarno.

Sumber :
Buku “Suka Duka Fatmawati Sukarno”
Sebagaimana diceritakan kepada Kadjat Adrai.

#Salam Seger Waras..

Masjid Soekarno di Rusia

Kunjungan Soekarno Leningrad pada 1956 membawa berkah bagi muslim di kota itu.



MATA Presiden Megawati Sukarnoputri berkaca-kaca. Kisah tentang jasa mendiang Presiden Sukarno yang dibacakan Imam Besar Masjid Agung St. Petersburg, Zhapar N. Panchaev, membuatnya terharu, sewaktu berkunjung pada April 2003. Hampir 50 tahun lalu, Megawati –kala itu belum berusia sepuluh tahun– ikut rombongan ayahnya melakukan kunjungan kenegaraan ke Uni Soviet, Agustus-September 1956.



Usai mengunjungi beberapa pabrik di Leningrad, rombongan Sukarno melanjutkan tur kotanya. Sewaktu melintasi Trinity Bridge, mata Sukarno terpaku pada bangunan biru berkubah di kejauhan. “Dalam taksiran Soekarno, bangunan itu jika sebuah masjid, mampu menampung lebih dari 3000 muslim bersembahyang berjamaah,” tulis Tomi Lebang dalam Sahabat Lama, Era Baru: 60 Tahun Pasang Surut Hubungan Indonesia-Rusia.

Sukarno membatalkan beberapa acara yang sudah dijadwalkan demi mengunjungi bangunan indah itu. “Pada hari itu pula para tamu dari Indonesia mengunjungi masjid lokal,” tulis buku Perjalanan Bung Karno!

Sukarno mendapati kondisi bangunan yang dulunya masjid itu kumuh dan tak terawat. Pemerintah Uni Soviet menjadikannya gudang peralatan medis sejak Perang Dunia II pecah; sumber lain menyebut alih fungsi terjadi tak lama setelah Revolusi Oktober 1917.

Masjid Agung Leningrad (kini Masjid Agung St. Petersburg) yang jadi gudang itu didirikan komunitas muslim St. Petersburg setelah mendapat izin dari Tsar Nicholas II pada 1910 dan diresmikan tiga tahun kemudian. “Arsiteknya, Nikolai Vasilyevich, memadukan dengan cermat ornamen ketimuran dan mosaik biru turquoise pada kubah, gerbang masjid, menara serta mihrab imamnya. Tidak heran jika masjid ini lebih terkenal dengan nama Masjid Biru,” tulis Tomi Lebang.

Sebelumnya, muslim di St. Petersburg belum memiliki masjid. “Mereka pun menyewa apartemen untuk digunakan beribadah hingga pembangunan Masjid Agung St. Petersburg pada 1913,” tulis Michael Khodarkovsky dalam Bitter Choices: Loyalty and Betrayal in the Russian Conquest of the North Caucasus.

Soekarno sedih melihat masjid termegah Eropa di luar Turki itu dijadikan gudang. Dia mengutarakan kesedihannya kepada Khruschev saat keduanya kembali bertemu di Moscow beberapa hari kemudian. “Soekarno meminta masjid ini dikembalikan sesuai fungsinya,” ujar Panchaev, sebagaimana dikutip Lebang.

Sekira sepuluh hari usai kunjungannya, utusan Kremlin datang ke masjid itu dan mengatakan bahwa Masjid Agung St. Petersburg boleh difungsikan kembali sebagaimana mestinya. Meski Sukarno tak pernah membicarakan masjid itu kembali setelah pertemuannya dengan Khruschev, muslim St. Petersburg tak pernah melupakan jasanya dalam memfungsikan kembali masjid agung itu. Menurut diplomat di KBRI Moscow, M. Aji Surya dalam “Ngabuburit ke Masjid Soekarno di Rusia,” dimuat di travel.kompas.com, muslim St. Petersburg hingga kini tak pernah melupakan jasa Sukarno. Banyak Muslim setempat menyebut Masjid Agung St. Petersburg dengan Masjid Sukarno.

“Tanpa Soekarno mungkin masjid indah yang didirikan tahun 1910 ini sudah hancur sebagaimana masjid dan gereja lainnya,” ujar imam masjid, Mufti Ja’far Nasibullah. 

Indonesia-Rusia

Saturday, May 16, 2020

Presiden Jokowi: Pemerintah Ingin Masyarakat Produktif dan Aman dari Covid-19



JAKARTA - Presiden Joko Widodo menegaskan belum akan melonggarkan kebijakan PSBB yang berlaku di sejumlah daerah di Tanah Air. Namun Kepala Negara juga mengatakan pemerintah terus melakukan pemantauan berdasarkan data dan fakta di lapangan untuk menentukan periode terbaik bagi periode tahapan masyarakat kembali produktif namun tetap aman dari Covid-19.

“Kita harus sangat hati-hati. Jangan sampai kita keliru memutuskan. Tapi kita juga harus melihat kondisi masyarakat sekarang ini. Kondisi yang terkena PHK dan kondisi masyarakat yang menjadi tidak berpenghasilan lagi. Ini harus dilihat,” ujar Presiden Joko Widodo dalam pernyataannya di Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat, 15 Mei 2020.

Lebih lanjut Presiden mengatakan, nantinya, masyarakat di Indonesia bisa beraktivitas normal kembali namun harus menyesuaikan dan hidup berdampingan dengan Covid-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyatakan bahwa terdapat potensi bahwa virus ini tidak akan segera menghilang dan tetap ada di tengah masyarakat.

“Informasi terakhir dari WHO yang saya terima bahwa meskipun kurvanya sudah agak melandai atau nanti menjadi kurang, tapi virus ini tidak akan hilang. Artinya kita harus berdampingan hidup dengan Covid. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, berdamai dengan Covid. Sekali lagi, yang penting masyarakat produktif, aman, dan nyaman,” kata Presiden.

Kepala Negara menegaskan, hidup berdampingan dengan Covid-19 bukan berarti menyerah dan menjadi pesimis. Justru dari situlah menjadi titik tolak menuju tatanan kehidupan baru masyarakat untuk dapat beraktivitas kembali sambil tetap melawan ancaman Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

“Berdampingan itu justru kita tidak menyerah, tapi menyesuaikan diri. Kita lawan keberadaan virus Covid tersebut dengan mengedepankan dan mewajibkan protokol kesehatan yang ketat yang harus kita laksanakan. Pemerintah akan mengatur agar kehidupan kita berangsur-angsur dapat kembali berjalan normal sambil melihat dan memperhatikan fakta-fakta yang terjadi di lapangan,” ucapnya.

“Keselamatan masyarakat tetap harus menjadi prioritas. Kebutuhan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini. Itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal atau tatanan kehidupan baru,” imbuh Presiden.

Kepala Negara yakin apabila masyarakat patuh terhadap imbauan pemerintah dan menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak aman, mengenakan masker, dan sering mencuci tangan dengan sabun di saat tahapan masyarakat dapat kembali produktif, maka akan dapat mencegah diri dari virus tersebut.

“Ini penyakit berbahaya, tapi kita bisa mencegah dan menghindarinya asal jaga jarak yang aman, cuci tangan setelah beraktivitas, pakai masker. Ini penting. Jadi dalam tatanan kehidupan baru nanti memang itu yang harus kita pegang,” tuturnya.

Adapun nantinya jika tahapan masyarakat produktif, aman dari Covid dapat diterapkan, berbagai sektor usaha sebagaimana dicontohkan oleh Presiden seperti rumah makan misalnya, dapat beroperasi kembali.

“Iya tentu saja nanti kalau sudah diputuskan, sektor-sektor usaha yang tutup dapat berangsur-angsur dibuka kembali. Tentu dengan cara-cara yang aman dari Covid agar tidak menimbulkan resiko meledaknya wabah. Saya ambil contoh misalnya rumah makan isinya hanya 50 persen, jarak antar kursi dan meja diperlonggar,” ucap Presiden.

Adapun tentang kapan pelaksanaan tahapan masyarakat produktif aman dari Covid ini akan dimulai, Presiden mengatakan akan terus melakukan evaluasi dan melihat data dan fakta seperti kurva positif Covid-19, kurva yang sembuh, dan kurva yang wafat, sebelum akhirnya membuat keputusan.

Jakarta, 15 Mei 2020
Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden

Website: https://www.presidenri.go.id
YouTube: Sekretariat Presiden

Friday, May 15, 2020

*Petani Bersimpuh di Kaki Bung Karno*



Kisah inspiratif yang mengharukan terjadi pada sekitar april tahun 1947.
Ceritanya berasal dari seorang petani yang bernama Pak Hamid yang berasal dari kabupaten sumedang jawa barat.

Beliau rela jalan kaki dari sumedang yang berjarak ratusan kilometer untuk menuju Yogyakarta.
Hal yang luar biasa itu Pak Hamid lakukan karena kecintaannya yang luar biasa pada bung karno yang telah memerdekakan bangsa indonesia.

Bahkan dalam perjalanannnya tersebut pak hamid juga membawa sedikit hasil ladangnya. Yakni ubi talas yang di bawanya dari sumedang untuk diberikan ke bung karno.

Perjalanan ini sebenernya selain karena rasa cinta dan terima kasih pak hamid untuk bung karno ia juga ingin memberi hasil ladangnya untuk soekarno di Yogjakarta.(saat itu ibukota indonesia pindah ke Yogyakarta karena batavia atau Jakarta dikuasai belanda dan sekutu).

Setelah beberapa hari di jalan akhirnya pak hamid sampai di Yogjakarta dan bertemu dengan Bung karno. Lantas iya langsung bersimpuh di kaki bung karno dan mengucapakan banyak banyak terima kasih karena negara sudah merdeka dari para penjajah meski belanda dan sekutu masih melakukan Agresi ke Indonesia.

Lalu bung Karno menepuk pundak pak Hamid sudah bangun pak bangun. Sungguh momen tersebut adalah momen yang mengharukan pertemuan seorang pemimpin besar yang sangat berwibawa dengan seorang rakyat yang berterima kasih kepada sang pemimpin atas jasa jasanya.

Dari cerita kita di atas kita bisa melihat, ketika pemimpin kita meski jarang melihat dan bertemu rakyatnya namun jika semua keputusan dan perjuangannya saat memimpin dirasakan rakyat sangat luar biasa dan berjasa maka rakyat tanpa di suruh pun akan mendatangi dan memberi hadiah pada sang pemimpin.

Semoga saja kelak akan muncul lagi orang orang yang mempunyai jiwa seperti Soekarno.

sumber: www.historia.id
---
dari IG @jevuska

Pak Soekarno Cemas, Saat Bu Fatmawati Hilang di Cipanas




MESKI kunjungannya ke Amerika Serikat pada 1956 secara umum menyenangkan, Presiden Sukarno menyimpan kegelisahan dalam kunjungan itu. Pasalnya, di Rumahsakit Saint Carolus, Jakarta saat itu Ibu Negara Fatmawati sedang terbaring tak berdaya. Pendarahan hebat membuat Fatmawati harus dioperasi.

Beruntung, operasi yang dijalani ibu negara berjalan lancar. Fatmawati pun diizinkan pulang beberapa hari kemudian. Untuk memulihkan kondisinya, Bu Fat, sapaan akrab Fatmawati, berencana tinggal di tempat sejuk dan sepi.

“Bung Karno segera diberitahu. Mendengar keinginan Bu Fat itu, Bung Karno memerintahkan pihak Istana agar secepatnya membawa Bu Fat ke Istana Cipanas dan tinggal di sana hingga kesehatan Bu Fat pulih kembali,” tulis wartawan Kadjat Adra’I dalam Suka-Duka Fatmawati Sukarno Seperti Diceritakan Kepada Kadjat Adra’i.

Fatmawati akhirnya “menyepi” di Istana Cipanas. Putra sulungnya, Guntur Sukarnoputra, menemaninya beberapa waktu kemudian sepulang dari Amerika Serikat mengikuti Sukarno. Sukarno sendiri datang beberapa hari setelah Guntur.
“Selama berada di Amerika Serikat, Mas selalu memikirkanmu,” kata Sukarno kepada Fatmawati.

Fatmawati tak merespon pernyataan sang suaminya itu. Komunikasi antara keduanya hampir selalu berjalan searah. Fatmawati lebih banyak diam. Luka di hatinya akibat dimadu Sukarno belum sembuh benar. Tiga tahun sebelumnya, 7 Juli 1953, di lokasi yang sama Sukarno menikahi Hartini.

“Aku bertemu dengan Hartini. Aku jatuh cinta kepadanya. Dan percintaan kami begitu romantis, sehingga orang dapat menulis sebuah buku tersendiri mengenai hal itu,” kata Sukarno sebagaimana dikutip Cindy Adams, penulis otobiografinya, dalam Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

Pernikahan Sukarno-Hartini menuai kecaman dari para aktivis perempuan. Organisasi-organisasi perempuan seperti Persatuan Istri Tentara (Persit), Persatuan Wanita Republik Indonesia (Perwari), dan Kongres Wanita Indonesia (Kowani) bahkan sampai menggelar unjuk rasa menolak poligami Sukarno.

Meski Fatmawati tak sedikitpun mendendam, permaduan yang dialaminya membuat hatinya terluka. “Jauh di lubuk hati Ibu, sebenarnya Ibu masih sangat mencintai Bung Karno,” kata Bu Fat, dikutip Kadjat. Dia pun banyak menyendiri di Istana Cipanas meski Sukarno sudah berada di sisi.

Laku Fatmawati itu membuat Sukarno dan seluruh pengawal serta pegawai Istana Cipanas kaget dan kebingunan keesokan harinya. Mereka semua bingung karena Fatmawati hilang. Kejadian itu membuat Sukarno marah.

“Dalimin!” kata Sukarno berteriak memanggil Dalimin Rono Atmodjo, salah seorang komandan regu dalam Polisi Pengawal Pribadi Presiden dan Wakil Presiden. “Sekarang aku perintahkan seluruh pengawal, juga semua orang yang ada di sini, mencari Ibu Fatmawati sampai ketemu. Segera laksanakan!”

Para pengawal dan pegawai istana pun berpencaran mencari Fatmawati. Semua penjuru kompleks istana diperiksa. Namun, Fatmawati tetap tak ditemukan juga.

Dalimin akhirnya mencoba meingat-ingat kebiasaan ibu negara. “Saya punya firasat, Ibu Fat masih di sekitar Istana Cipanas. Karena itu saya lalu pergi ke arah belakang Istana, naik melalui jalan setapak yang kondisinya agak licin,” kata Dalimin, dikutip Kadjat.

Di dataran yang agak tinggi Dalimin akhirnya menemukan Fatmawati sedang duduk menyendiri menghadap sungai kecil. Alih-alih melaporkan ke presiden, Dalimin pilih mendekat ke tempat Fatmawati berada. Sapaan dan pemberitahuannya kepada Fatmawati tak sedikitpun mendapat tanggapan. Ibu negara diam seribu bahasa.

Tak berapa lama kemudian, Dalimin mendengar namanya dipanggil presiden yang berjalan mendekat ke arahnya. Dia pun segera menampakkan diri agar terlihat oleh presiden dan memberi isyarat bahwa orang yang dicari-cari berada di dekatnya. Usahanya itu langsung mendapat balasan acungan jempol dari sang presiden. Dalimin pun menyaksikan adegan saat presiden merayu ibu negara beberapa saat kemudian.

Upaya presiden mengajak pulang Fatmawati tak berhasil. Fatmawati berkeras hati tetap tinggal di tempatnya. Hati Fatmawati baru luluh ketika Sukarno mengatakan, “Mas perhatikan Fat masih pucat. Ayolah ikut Mas kembali ke rumah! Mas bimbing ya?” Tangis Fatmawati pun pecah.

“Siap, Pak. Untuk apa, Pak?”

“Untuk menandu Ibu Fatmawati!”

Ketika Dalimin dan dua anak buahnya kembali beberapa saat kemudian sambil membawa kursi, Sukarno membantu mendudukkan Fatmawati yang masih lemas di kursi itu. Sambil terus menangis di kursinya, Fatmawati lalu ditandu Dalimin dan dua polisi anak buahnya kembali ke istana. “Terlalu banyak kenangan yang Ibu alami dan rasakan, yang jika diceritakan satu persatu serasa tidak ada habisnya,” kata Fatmawati.



KEBIJAKAN PIMPINAN DAERAH MEMBANGUN KABUPATEN KONSERVASI

Komitmen politik pemerintah daerah untuk membangun Kabupaten Lampung Barat berdasarkan prinsip-prinsip konservasi tampak pada visi dan misi ...