Apriyan Sucipto

Apriyan Sucipto
Rimba Raya

Thursday, April 23, 2020

Mudik vs Pulang Kampung

Repost From Deni Siregar. 



Kata "mudik" dan "pulang kampung" itu kalau secara "arti kata" jelas sama, yaitu sama-sama pulang ke daerah asal.

Tapi dalam masa pandemi ini, istilah itu sengaja dibedakan. Catat ya, selama masa pandemi atau wabah.

Pulang kampung diartikan sebagai seseorang yang bekerja di sebuah kota besar. Dia biasanya pulang ke rumahnya, entah setiap hari, entah setiap bulan atau setahun sekali.

Saya termasuk orang yang sering pulang kampung, karena bekerja di kota A tapi rumah di kota B.

Nah dimasa pandemi ini, karena kota tempat saya bekerja kena PSBB, saya harus pulang kampung untuk waktu lama. Kenapa ? Karena di kota tempat saya bekerja sudah tidak ada kerjaan. Jadi saya pulang ke rumah di kota B dan bekerja di rumah.

Banyak orang yang seperti saya. Mereka pulang, karena di kota tempat mereka bekerja sudah tidak ada kerjaan. Daripada mereka harus tinggal di kota tapi gak punya kerjaan, ya lebih baik mereka pulang kampung.

Kalau mereka tetap diam di kota, tanpa pendapatan dan pengeluaran yang besar, mereka ini bisa menimbulkan masalah besar, yaitu masalah sosial. Itulah kenapa pulang kampung tidak dilarang..

Nah, kalau mudik beda lagi.

Mudik itu tidak punya masalah dengan kerjaan dan ekonomi. Biasanya orang yang kerja di kota A dan rumah di kota yang sama. Dia mudik ke kota B untuk mengunjungi keluarga besarnya, silaturahmi, beramai-ramai.

Ini yang dilarang. Karena mudik dalam masa wabah ini, bukan suatu hal yang sangat penting.

"Lah, kan pulang kampung sama mudik sama-sama punya potensi menyebarkan virus ?"

Memang. Tapi lebih mudah mengkarantina orang yang pulang kampung, karena gada kerjaan di kota. Orang ini biasanya sendirian, karena dia kepala keluarga atau pencari nafkahnya. Mengkarantina satu orang akan lebih mudah dilakukan Pemerintah daerah.

Tapi kalau mudik, biasanya beramai-ramai dalam satu waktu yang sama. Satu keluarga. Dan mereka akan berkumpul dengan keluarga lainnya di satu rumah.

Bayangkan, gimana karantinanya ketika ada beberapa keluarga dari berbagai kota kumpul di satu rumah dalam waktu yang bersamaan ?

Repot, kan ?

Makanya, daripada nanti merepotkan Pemerintah daerah setempat, ya dilarang lebih bagus. Itu logika berfikirnya..

Analogi sederhananya dalam bahasa inggris, pulang kampung itu tunggal, sedangkan mudik itu jamak.

Sekali lagi catat, pembeda antara pulang kampung dan mudik ini hanya saat masa wabah dan tidak berlaku selamanya.

Paham, kan ? Atau pura-pura gak paham supaya punya bahan bullyan ? Hayo, ngaku..

Kalau ngga, gak kukasi kopi loo..
#lawan_covid19

Tuesday, April 21, 2020

BUNG saja, Jangan PADUKA atau YANG MULIA


Mengapa Bung Karno dan teman-teman seperjuangan tidak suka dipanggil Pak, Tuan, atau sederet panggilan yang menunjukkan kebesaran? Jawaban termudah adalah karena mereka memilih bersikap egaliter yang menjunjung tinggi kesetaraan dan persaudaraan.



Penelusuran tentang kisah pemanggilan sebutan "bung" ini diawali ketika Bung Karno datang ke Uni Sovyet dan berpidato di hadapan ratusan ribu rakyat Leningrad. Bung Karno kemudian meminta kepada protokoler agar dipanggil "bung" saja, bukan Paduka Yang Mulia, sebuah sebutan umum bagi presiden di jaman tersebut.

Dahulu, dalam kehidupan masyarakat Indonesia dikenal varian kelas yang mengkotak-kotakkan diri antar mereka. Varian kelas tersebut jarang sekali membuat kehidupan antar mereka berbaur secara fleksibel. Keberbatasan usia, kelas sosial, interests dan sebagainya, membuat segala bentuk proses keakraban antar penghuni masyarakat Indonesia harus berbatas.

Meski panggilan "bung" telah dipakai sejak dulu dalam beberapa bahasa daerah, tetapi “Bung Karnolah yang mula-mula mempopulerkan nama panggilan dan sebutan "bung" untuk panggilan kepada setiap insan Indonesia yang revolusioner yang bercita-cita melenyapkan imperialisme, kolonialisme dan kapitalisme, bercita-citakan Indonesia merdeka,” tulis Achmad Notosoetardjo dalam "Revolusi Indonesia Berdasarkan Adjaran Bung Karno".

Suatu waktu, Bung Karno menginginkan sebuah poster sederhana namun kuat sebagai propaganda membangkitkan semangat pemuda. Pada poster itu, penyair Chairil Anwar memberinya frasa: “Boeng, Ajo Boeng!” yang ia dapat dari wanita tuna susila di Senen. Lalu poster propaganda itu tersebar kemana-mana.

Menurut Parakitri T. Simbolon dalam "Menjadi Indonesia", Bung Karno memperkenalkan sapaan “bung” sejak terbentuknya Permufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) pada 17-18 Desember 1927. “Dipanggil ‘Bung’ (panggilan akrab kepada saudara) sesuai anjurannya, Bung Karno berhasil menjadikan semboyan seluruh cita-cita pergerakan, dan kebetulan juga ideologi PNI, yakni ‘merdeka’." (1-Next)

Sc. The Big Bung
---
#soekarno

Monday, April 20, 2020

Pembebasan Narapidana melalui Program Asimilasi


Asimilasi adalah proses pembinaan Narapidana dan Anak yang dilaksanakan dengan membaurkan Narapidana dan Anak dalam kehidupan masyarakat. Pada dasarnya semua Narapidana dapat diberikan asimilasi, kecuali bagi narapidana yang terancam jiwanya atau yang sedang menjalani pidana penjara seumur hidup.

Pengeluaran dan pembebasan tersebut didasarkan pada peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No. 10 Tahun 2020 tentang Syarat Pemberian Asimilasi dan Hak Integrasi bagi Narapidana dan Anak dalam rangka Pencegahan dan Penanggulangan Penyebaran COVID-19. Serta Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI No.M.HH-19 PK.01.04.04 Tahun 2020 tentang Pengeluaran dan Pembebasan Narapidana dan Anak melalui Asimilasi dan Integrasi dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan Penyebaran Covid-19.



Hal tersebut juga tertuang dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pemasyarakatan No.: PAS-497.PK.01.04.04 Tahun 2020 tentang hal yang sama.
Untuk, Keputusan Menteri (Kepmen) Nomor M.HH-19.PK.01.04.04 Tahun 2020, pengeluaran Narapidana dan Anak melalui asimilasi harus dilakukan dengan berbagai ketentuan.
1. Narapidana yang 2/3 masa pidananya jatuh sampai dengan tanggal 31 Desember 2020;
2. Anak yang 1/2 masa pidananya jatuh sampai dengan tanggal 31 Desember 2020
3. Narapidana dan Anak yang tidak terkait dengan PP Nomor 99 Tahun 2012
4. Tidak sedang menjalani subsidair dan bukan warga negara asing (WNA).



Selain itu, asimilasi dilaksanakan di rumah dan surat keputusan asimilasi diterbitkan oleh Kepala Lapas dan pembimbingan serta pengawasan asimilasi dan integrasi dilaksanakan oleh Balai Pemasyarakatan. 
Hasil wawancara dengan salah salah satu wargabinaan yang tidak disebutkan Namanya, mengungkapkan kebahagiaannya  “Saya ucapkan rasa Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kepada Bapak Presiden Joko Widodo, Bapak Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H. Laoly, Bapak Dirjen Pemasyarakatan, Bapak Kakanwil Kemenkumham DKI Jakarta, Bapak Kadiv Pemasyarakatan dan Bapak Kalapas Narkotika Jakarta atas program asimilasi dan integrasi ini, Dan Kami Tidak Dibebankan atau Dipungut Biaya Apapun".
Menurut saya, program asimilasi adalah bagian dari hak-hak Narapidana atau warga binaan, yakni pengembalian hak kemerdekaan nya yang telah diambil oleh negara. Karena suatu proses panjang peradilan. Dengan cara percobaan pembauran warga binaan dengan masyarakat lingkungan sekitar, tentunya setiap warga binaan yang menjalani program tersebut memiliki syarat serta  kewajiban, yang harus dipenuhi selama sebelum dan sesudah percobaan. Diantaranya sebagai berikut :
Narapidana yang melakukan tindak pidana tersebut dapat diberikan asimilasi selama ia memenuhi persyaratan: berkelakuan baik yang dibuktikan dengan tidak sedang menjalani hukuman disiplin dalam kurun waktu 6 (enam) bulan terakhir; aktif mengikuti program pembinaan dengan baik; dan telah menjalani 1/2 (satu per dua) masa pidana, serta melampirkan dokumen-dokumen persyaratan yang diperlukan.

Secara umum alasan pembebasan tahanan itu ada 3 :
1.Pengeluaran tahanan karena penangguhan penahanan.
2.karena tidak diperlukan lagi penahanan.3.pabila hukuman telah sesuai dengan masa tahanan yang dijalani.

Saran saya untuk para pembaca yang budiman
Pahami dengan cermat dan baik, jangan mudah terpancing, terpolitisasi dari setiap formulasi kebijakan yang dilaksanakan oleh para pembantu presiden. Memang benar ada kebijakan yg populer dan tidak populer, ada yg tepat sasaran, ada juga yang jauh dari arah dan tujuan. 

Semoga kita mendapat pencerahan, dan yang terakhir pesan saya, Sebaiknya Perjuangan anda, jangan berhenti karena membaca artikel ini.


Apriyan Sucipto, SH.MH

Sunday, March 15, 2020

BUNG KARNO, SOEHARTO, SULTAN HAMENGKU BUWONO IX




Ketika Bung Karno menggelorakan Operasi Dwikora atau yang lebih dikenal dengan slogan “Ganyang Malaysia”. Bung Karno menunjuk Oemar Dhani (Angkatan Udara) sebagai panglima. Soeharto tampak kecewa. Dia kemudian menghadap Bung Karno dan menyatakan niatnya “mengundurkan diri". Bung Karno lantas bertanya, “Nek pensiun, trus kowe arep dadi apa?” (Kalau pensiun, terus kamu mau jadi apa?). Soeharto menjawab, “Menawi kepareng, dados Gubernur Irian Jaya” (Kalau diizinkan, jadi Gubernur Irian Jaya). Di luar dugaan, Bung Karno menolak dengan menjawab, “Ora… kowe dudu gubernur… terus tirakat… kowe sak nduwure gubernur.” Kurang lebih artinya, “Tidak… kamu bukan gubernur… teruslah tirakat… kamu di atasnya gubernur".
Kenyataan jalannya sejarah, Soeharto menjadi Presiden ke-2 RI dengan wakil presidennya Sultan Hamengkubuwono IX.

(Sumber : "Total Bung Karno 2: Serpihan Sejarah Yang Tercecer")

Tuesday, February 4, 2020

*Indonesia Melawan Pancasila*

*Indonesia Melawan Pancasila*



Tak perlulah aku keliling dunia. Untuk tahu bahwa kita berkhianat pada masa lalu. Untuk mengerti bahwa kita merusak janji proklamasi. Untuk menyadari bahwa kita menghancurkan konstitusi. Untuk memahami bahwa kita menternak virus korupsi.

Betapa bodoh kita jika harus keliling dunia hanya untuk tahu tumpang-tindihnya aturan, kroditnya akses layanan publik, dan kehancuran hukum.

Betapa naifnya kita jika harus keliling dunia agar paham bahwa proses pra-pendaftaran untuk memulai usaha saja diatur oleh sembilan undang-undang, dua peraturan pemerintah, empat peraturan presiden, dan 20 peraturan menteri. Akibatnya, untuk memulai usaha saja membutuhkan banyak biaya, waktu, dan prosedur yang harus dilalui.

Singkatnya. Kita membunuh kaum miskin, melindungi kaum kaya. Memariakan kaum bodoh, membahagiakan kaum cendekia. Ya itulah republik kita kini.

Biarkan aku di sini. Menyaksikan kalian berkuasa dengan muslihat yang sama. Dari para pengkhianat dajjal di dunia. Dan, untuk semua penderitaan ini, tak perlulah aku keliling dunia. Sungguh tak perlu. Karena aku tak mau jauh dari indonesia tanah pusaka. Aku tak sudi mengkhianatinya!

Dunia boleh mentertawa. Atas semua kebusukan kita-kita. Dunia tak ingin melihat kita bahagia. Dunia ingin kita terus berduka. Saat semua yang kita punya dirampasnya: diambil semena-mena, diperkosa seperlunya.

Indonesia kini melawan pancasila. Walau di tempat yang kalian anggap tak biasa. Walau di tanah kelahirannya. Walau di syorga purba saat dupa-dupa dan doa-doa diaurakan intensitasnya. Dalam pilu yang berulang kini biarkanlah aku bernyanyi. Biarkan aku berlari berputar menari di sini. Biarkan aku revolusi. Sampai mati. Agar teriakku lebih berdentum keras dari dalam kubur nanti.

Kini. Pancasila dikhianati di antara buku dan rindu. Habis sepah dijarah.

MELAGU. Tentang apa yang telah dilupakan. Maka kini kutanya, siapakah engkau gerangan. Engkau yang menjadi "omongan" dan candaan di antara mereka yang berkuasa. Engkau bukan putri dari kayangan. Engkau digali dari dalamnya indonesia purba: atlantik dan nusantara. Engkau yang jemarinya begitu cantik-lentik. Engkau yang membuat hatiku tergelitik. Engkau seperti kupu-kupu yang menari dalam pikiranku. Engkau yang diucapkan tanpa dipraktekkan.

Mendengarmu bagai mendengar suara berdenting; bagai gemuruh dawai gitar yang cemerlang; bagai piano gerza yang mengalun bergantian merdu; bagai tsunami aceh yang menggentarkan tetapi melagukan indah namamu. Setiap kuberseru, yang kusebut hanya namamu. Pancasila di hari minggu. Pancasila di Indonesia.

Indonesia dan pancasila yang lucu. Dikhianati tetapi dirindui. Aku membutuhkan satu orang yang jujur, tapi Indonesia memberiku sepuluh orang munafik. Aku membutuhkan sepuluh orang pemberani, tapi Indonesia memberiku seratus orang penakut. Aku membutuhkan seratus orang cerdas, tapi Indonesia memberiku sejuta orang jahil.

Aku membutuhkan sejuta orang pemimpin, tapi Indonesia memberiku semilyar penipu. Rasanya bergaul denganmu yang ada hanya jiwa munafik, penakut, jahil dan penipu yang bangga dengan karakter dan mental buruk rupa itu.

Engkau memang lucu dan lugu. Sebab hati dan jiwamu tuna nalar. Persis para penghuni istana. Kerjanya kini ukur, gadai dan jual tanah di mana-mana plus kapan saja. Tak peduli pikiran dan perasaan warganegara.

Aku tak berdaya. Entah mengapa. Aku tak mengerti. Entah di mana. Apa yang kurasa. Apa yang kupikir. Setrilyun lalu gugup. Kini rindu yang tak pernah begitu hebatnya. Aku tau kau bisu dan buta tapi kumencintaimu lebih dari yang kau tau. Dan, kau takkan pernah tau. Sebab kau munafik dan penipu. Kaulah indonesia kini.

Engkau marah pada masa lalu. Lalu, aku persembahkan hidupku untukmu. Engkau dendam dengan waktu. Lalu, kurelakan hatiku padamu. Engkau benci takdir kelam. Lalu, kau membisu, diam seribu bahasa. Engkau sakit luar dalam. Lalu, hati kecilku bicara tentang kasih sayang dan pemberontakan. Tentang postkolonial dan triasekonomika.

Engkau memang belagu. Menyanyi dan kirim doa tiap hari. Tapi, baru kusadari cintaku bertepuk sebelah tangan. Kaki-kakikupun remuk redam. Tangan-tanganku patah berantakan. Lalu, kau buat pecah seluruh hatiku. Semua jiwaku. Tanpa sisa. Tanpa warisan buat tetangga. Apalagi anak-cucu.

Engkau memang dahsyat. Seperti matahari. Dikejar seluruh dewa. Kencing di tiap kota. Jajakan ide dan senyum. Bokong kerinduan Nikita kau kalahkan juga. Kini, semoga aku memahami sisi hatimu yang beku. Mengerti jiwamu yang rusak binasa. Membaca cara berpikirmu yang delusif. Hingga suatu saat datang keajaiban hingga kaupun waras kembali.

Kini aku mencintaimu lebih dari yang kau mengerti. Kini aku merindukanmu lebih dari yang kau sadari. Kini aku menyayangimu lebih dari yang kau tangisi. Saat revolusi belum selesai. Saat buruh-buruh belum merdeka. Saat anak-anak miskin butuh beasiswa.(*)

Teori Gelembung "bubbles" (DR.Rizal Ramli)



Teori Gelembung (bubbles): Gelembung tidak didukung oleh fundamental yg kuat, tapi oleh persepsi, PR, doping dan goreng2-an. Gelembumg akan meletus, sebagai bagian dari koreksi alamiah. Untuk meledak, tidak perlu linggis atau kampak, hanya butuh peniti2 kebenaran dan fakta riel..

DR. Rizal Ramli
4 Februari 2020.

Tuesday, January 28, 2020

Surat dari Wisnu 2020


Dear. .
Bagaimana akhir pekan kemarin? Seru? Kurang?

Apa pun, hujan yang turun merata saat Tahun Baru Imlek cukup membuat kita merasa diberkati. Genangan memang didapati, namun segera surut.

Di Jakarta misalnya yang masih dibayang-bayangi banjir 1 Januari 2020, akhir pekan lalu ada 17 titik genangan seperti di Monumen Nasional. Tidak lebih dari satu jam, genangan yang datang jelang Imlek itu pergi.

Selamat Tahun Baru Imlek 2571. Selamat datang Tahun Tikus.

Apa yang panas dan menandai awal Tahun Tikus yang digambarkan sebagai cerdik dan licik ini?

Pertama, virus corona.

Hingga Minggu (26/1/2020) kemarin, 13 negara mengkonfirmasi menemukan kasus virus yang bermula dari Wuhan, China ini di negara masing-masing.

Negara itu adalah China, Vietnam, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Taiwan, Kanada, Singapura, Thailand, Nepal, Perancis, Malaysia dan Australia.

Muasal kepanikan dunia awal tahun ini adalah didapatinya virus corona di China pada 31 Desember 2019.

Hingga kemarin, 56 orang di China tewas karena virus yang gejalanya demam, batuk kering, lemas dan kesulitan bernafas ini.
Sebuah mobil melaju sendiri di jalanan kota Wuhan, China, yang sepi akibat wabah virus corona yang mematikan, Minggu (26/1/2020). (AFP/HECTOR RETAMAL)
Atas merebaknya konfirmasi virus ini, sejumlah negara merespons cepat.

Hongkong misalnya, membatalkan semua rencana kunjungan resmi ke semua wilayah di China. Penerbangan dan perjalanan kereta cepat ke Wuhan dihentikan. Sekolah di Hongkong juga diliburkan lebih panjang sampai 17 Februari 2020.

Di Indonesia, ada beberapa dugaan kasus virus corona yang tengah ditangani. Namun, sampai kemarin, dugaan itu belum terkonfirmasi.

Sementara kabar virus corona menulari dua perawat RSUP Sardjito dibantah. Di tengah kepanikan seperti ini, hoaks tumbuh.

Konfirmasi informasi yang kamu dapat dari sosial media ke sumber-sumber terpercaya ya. Jika ragu akan informasi yang beredar, cek kebenarannya di media yang memiliki reputasi baik.

Tetap waspada karena virus corona makin meluas dan tentu saja berbahaya.

Kedua, Harun Masiku.

Misteri keberadaan politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ini belum terpecahkan juga . Kebenaran mungkin akan menemukan jalannya sendiri.

Itu terlihat dari bagaimana upaya mengaburkan keberadaan HAR, insial tersangka kasus korupsi KPK ini terkuak sendiri.

Lewat keterangan Dirjen Imigrasi Ronny Sompie soal masuknya HAR ke Indonesia pada 7 Januari 2020, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly tak bisa berkata-kata.

Tanggal 7 Januari 2020 adalah sehari sebelum operasi tangkap tangan oleh KPK. Setelah penangkapan oleh KPK yang dilakukan pada 8 Januari 2020, Yasona mengatakan, HAR ke luar negeri pada 6 Januari 2020.

Presiden Joko Widodo sampai harus berbicara agar pembantu-pembantunya lebih cermat dalam memberi keterangan kepada media. Meskipun pembantunya banyak, pembantu yang dimaksud Jokowi kali ini adalah Yasonna.

Apa respons Yasona? Yasona meminta maaf. Namun, permintaan maafnya tidak untuk kasus HAR tetapi untuk warga Tanjung Priok.

Apalagi ini? Warga  Tanjung Priok beramai-ramai berunjuk rasa ke kantor Kementerian Hukum dan HAM lantaran tersinggung dengan pernyataan Yasonna soal Tanjung Priok yang identik dengan kemiskinan dan kriminalitas. Yasonna membandingkan Tanjung Priok dengan Menteng.
Wahyu Setiawan (kanan) meninggalkan Gedung KPK usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Selasa (21/1/2020). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/pd.
Babak selanjutnya kasus HAR yang menyuap komisioner KPU Wahyu Setiawan adalah pemeriksaan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto oleh KPK.

Hasto mendatangi KPK untuk diperiksa sebagai saksi. Usai diperiksa, Hasto minta HAR kooperatif dan menyerahkan diri. Hasto mengatakan itu sambil memberi contoh tampaknya.

Ketiga, Sandiaga.

Selalu menarik perhatian memang Sandiaga Uno. Kemunculannya ke panggung politik sejak hendak mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI di Pilkada 2017 membuktikan hal itu.

Minggu lalu, Sandiaga menjadi bahan percakapan dan spekulasi Pilpres 2024. Percakapan dan spekulasi ini begulir sejak Jokowi berseloroh dan memberi isyarat bahwa Sandiaga akan maju di Pilpres 2024.

Seloroh dan isyarat itu disampaikan Jokowi saat pelantikan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), 15 Januari 2020.
Presiden Jokowi (kanan) berbincang dengan mantan Ketua Umum HIPMI Sandiaga Uno (kiri) sebelum acara pelantikan BPP HIPMI periode 2019-2022 di Jakarta, Rabu (15/1/2020). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/hp.
Dalam rapat kerja Partai Gerindra DKI Jakarta, Minggu (26/1/2020), Sandiaga yang menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra meminta kader Gerindra pintar-pintar menempatkan diri.

Kenapa demikian? Di Pusat, Partai Gerindra mendukung Presiden Jokowi. Di DKI Jakarta, Gerindra mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Posisi yang membutuhkan “kepintaran” politik.

Seperti diketahui, hubungan Jokowi dan Anies tidak cukup harmonis sejak Anies tidak lagi dipakai sebagai pembantu Jokowi di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016. Hubungan tidak harmonis ini terpelihara dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019.

Dengan “kepintaran” politik para kader di partai yang didirikan Prabowo Subianto , Sandiaga tampaknya hendak merawat seloroh dan isyarat Jokowi atasnya di Pilpres 2024.

Kenapa demikian? Dari semua tokoh, yang saat ini paling berpotensi maju dan dimajukan dalam Pilpres 2024 adalah Anies.

Partai Nasdem jauh-jauh hari sudah mencium dan menegaskan posisi ini meskipun belum tegas-tegas amat. Kecerdikan aka “kepintaran” politik khas partai yang didirikan Surya Paloh berlanjut kepada Anies.

Hal sama dilakukannya untuk Jokowi saat semua partai lain termasuk PDI-P belom berpikir Pilpres 2019 . Jauh-jauh hari. Di lwvel provinsi, Ridwan Kamil contoh lain lagi.

Dengan seloroh dan isyarat Jokowi dan komplikasi relasi kuasa Partai Gerindra dengan Jokowi dan Anies, Sandiaga yang pantai mencuri perhatian media akan mendapat sorotan lebih luas. Kecuali, Prabowo akan menyatakan diri maju dalam Pilpres lagi.

Apakah itu mungkin? Mungkin saja terjadi. Tidak ada larangan dalam konstitusi seorang warga negara berkontestasi dalam Pilpres lima kali berturut-turut.

Kisah Sukiyah.

Soal ketidakmungkinan yang jadi mungkin, saya bagikan pokok keempat, Sukiyah.

Siapa Sukiyah? Sukiyah (50) adalah warga Dusun Karangombo, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Relawan ACT, Ardian bercengkerama dengan Sukiyah.(KOMPAS.com/IST)
Karena kebutaannya dan hidup sebatang kara, Sukiyah menutup diri selama 27 tahun. Selama tinggal di rumah papan beralas tanah tanpa penerangan lampu, itu, rambutnya tidak pernah dipotong. Rambutnya menjadi gimbal dan jadi tempat tikus dan ulat bersarang.

Terakhir Sukiyah berkomunikasi dengan warga adalah setahun lalu saat ia menolak dimandikan dan justru menggigit salah satu tangan warga. Perangainya yang sulit membuat warga yang hendak membantu berpikir ulang dan mengurungkan niat.

Adalah Ardian Kurniawan Santoso, yang memungkinkan komunikasi dengan Sukiyah terjadi, Sabtu (25/1/2020). Dengan pendekatannya, Ardian bisa mengajak Sukiyah membersihkan diri. Pertama-tama dengan memotong rambut gimbal Sukiyah sepanjang lebih dari dua meter.

Ardian adalah relawan Masyarakat Relawan Indonsia-Aksi Cepat Tanggap (MRI-ACT). Kelamnya hidup yang pernah dijalani membuat Ardian lebih bisa memahami kelamnya hidup orang lain.

Ardian dua kali masuk penjara karena merampok di Jember, Boyolali dan Salatiga.

Saat ini, di MRI, Ardian adalah Koordinator Wilayah Salatiga dan Kabupaten Semarang. Di ACT, Ardian adalah sopir Food Truck ACT ke Palu, Riau, Jambi, Dumai dan Padang.

Namun, pengalaman bertemu Sukiyah adalah pengalaman yang paling menggetarkan hatinya dibanding semua pengalaman lain.

Kisah tergetarnya hati manusia selalu menggetarkan hati manusia lainnya. Sehat selalu Sukiyah, Adrian dan semua perawat kemunusiaan di mana pun berada termasuk kita semua tentunya.

Sambil mengenang semua perawat kemanusiaan, mari menundukkan kepala untuk Kobe Bryant, legenda basket setelah era Michael Jordan yang meninggal karena helikoter yang ditumpanginya kecelakaan, dini hari tadi.


Salam,

Website
Twitter
Facebook
Instagram

Copyright © 
2020 PT. Kompas Cyber Media.
All rights reserved.

Gedung Kompas Gramedia, Unit II Lt. 5
Jl. Palmerah Selatan No. 22 - 28
Jakarta 10270
Indonesia

Want to change how you receive these emails?
You can unsubscribe from this list.






KEBIJAKAN PIMPINAN DAERAH MEMBANGUN KABUPATEN KONSERVASI

Komitmen politik pemerintah daerah untuk membangun Kabupaten Lampung Barat berdasarkan prinsip-prinsip konservasi tampak pada visi dan misi ...