Apriyan Sucipto

Apriyan Sucipto
Rimba Raya

Monday, May 11, 2020

Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) Operasi


Mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sejak dini, hari ini dimulai pelaksanaan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk tiga Provinsi rawan di Sumatera, yakni Riau, Jambi dan Sumatera Selatan.

Tadi pagi Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Ruandha Agung telah menggelar peluncuran TMC dengan melibatkan para pihak terkait melalui rapat virtual.

Berdasarkan rekomendasi BMKG, saat ini menjadi waktu yang sangat tepat melakukan TMC karena masih banyaknya tersedia awan hujan.

Dengan bantuan TMC dimaksudkan semakin menambah curah hujan untuk membasahi lahan-lahan gambut, mengisi kanal-kanal, embung dan kolam-kolam retensi. Upaya ini sangat penting dilakukan untuk antisipasi datangnya musim kemarau yang diprediksi terjadi mulai Juni-Agustus.

Operasi TMC diawali dengan Pembentukan 2 Posko di wilayah Sumatera yaitu Posko Pekanbaru yang meliputi wilayah Provinsi Riau dan sebagian Jambi, serta Posko Palembang untuk wilayah Propinsi Sumatera Selatan dan sebagian Jambi. Operasi TMC ini akan dilaksanakan selama 15 hari di masing-masing posko.

Rencana kedepan sesuai dengan prediksi dan rekomendasi BMKG akan dibentuk lagi 3 (tiga) Posko serupa di wilayah Kalimantan, yaitu Posko Kalteng-Kalsel, Posko Kalbar dan Posko Kaltim-Kaltara.

Dengan didukung pesawat TNI-AU jenis Cassa 212-200 dari Skuadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh - Malang, dengan kapasitas angkut 800 kg garam (NaCl) berbentuk powder untuk disemai dalam setiap sorti penerbangan, diharapkan akan diperoleh hasil maksimal.

Saya menyampaikan terimakasih dan penghargaan pada semua pihak yang terlibat dalam pengendalian karhutla. Khususnya pada tim satgas dari Manggala Agni KLHK, TNI, Polri, BNPB, BPPT, BMKG, BPBD, Pemda, pihak swasta, Masyarakat Peduli Api (MPA), serta para relawan dari berbagai kelompok masyarakat lainnya, yang melakukan upaya-upaya pengendalian Karhutla di garis terdepan, dengan tetap menerapkan protokol Covid-19.

Tetap jaga kesehatan dan keselamatan. Kolaborasi kerja di tingkat tapak oleh semua pihak sangat penting dilakukan. Karena mengendalikan Karhutla tidak bisa menunggu. Upaya antisipasi dini seperti TMC dan patroli rutin menjadi pilihan yang tepat untuk dilakukan. Saya terus mengikuti laporan dari lapangan setiap hari.

Selamat bekerja untuk seluruh anggota tim. Semoga Allah Swt meridhoi segala ikhtiar kita.

#SitiNurbayaBakar

Akibat Lockdown, melawan Covid19.



Pasca Kebijakan Pemerintah Pusat yang menginstruksikan kepada pemerintah pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota untuk mengantisipasi serta melakukan tindakan dalam rangka pencegahan penyebaran dan penanggulangan pandemi covid19, sangat berpolemik, karena menyangkut kehidupan masyarakat Indonesia, diantaranya sebagai berikut ;
Economic breakdown mengintai. Banyak orang jatuh miskin. Family business tutup. Pecat karyawan. Nganggur. Kriminalitas naik.

Pada Negara Maju seperti ;Amerika, Italia, Inggris, Belanda dan lain-lain tidak terlalu lama me lockdown, Negara nya, mereka melakukan kebijakan tersebut, karena secara financial dan logistik mereka mampu dan cukup.

Sementara, Warga Michigan merilis demonstrasi "Operation Gridlock". Mereka merasa dirugikan oleh Kebijakan Pemerintah Daerah. Policy "Stay-at-Home" Yang dinilai melanggar konstitusi & kebebasan. Sehingga Gubernur Gretchen Esther Whitmer dilaporkan ke polisi.

Kepala Daerah yang minta PSBB nantinya bisa digugat dan di tentang oleh warganegara nya dalam class action. Gagal reduksi mortalitas sekaligus bikin bangkrut middle class.

Lagi lagi, yang menjadi korban yakni warga negara yang dalam kategori tidak mampu, alias miskin. Pemerintah Pusat dan Daerah/Kab/Kota, melakukan kebijakan yang beragam, terutama dalam memberikan bantuan dan insentif kepada masyarakat yang dinilai terdampak pasca covid19.

Semoga, pandemik corona ini tidak berkepanjangan sehingga mengakibatkan kemunduran ekonomi, yang berkelanjutan.

Kepala Daerah PDI Perjuangan Harus Pelopori Kedaulatan Pangan


Hari ini, saya memimpin rapat virtual DPP #PDIPerjuangan yang khusus membahas politik pangan bersama perwakilan kepala daerah PDI Perjuangan. Dalam rapat itu, saya menegaskan bahwa pandemi Covid-19 memberi pelajaran berharga bagaimana Indonesia harus kedepankan semangat berdikari dalam bidang ekonomi, termasuk di bidang kesehatan dan pangan.

“Politik berdaulat di bidang pangan dengan cara berdikari, melalui kebijakan hulu-hilir, dimulai dari penelitian, pengembangan benih unggul, sarana dan prasarana untuk peningkatan produksi, pengolahan hasil, hingga pemasaran.”

Para kepala daerah PDI Perjuangan juga berkomitmen saling bekerja sama terutama melalui penelitian benih, kerja sama dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian, peningkatan produksi, pemasaran, dan komitmen untuk menghadirkan lumbung desa, badan usaha milik desa, pasar lelang komoditas, serta menggerakkan rakyat dalam gerakan menanam tersebut.

Instruksi saya berangkat dari apa yang disampaikan Bung Karno, bahwa persoalan pangan adalah “urusan hidup matinya sebuah bangsa”.

Karena itulah pengembangan penelitian di sektor pertanian harus dilakukan secara progresif sebagai penopang dari hulu untuk mewujudkan kedaulatan di bidang pangan.

#BuMegaBercerita
#GotongRoyongLawanCorona

Tingkatkan Kecepatan dan Kapasitas Pengujian Sampel Covid-19



Presiden Joko Widodo kembali meminta agar kecepatan dan kapasitas pengujian spesimen Covid-19 dengan metode PCR terus ditingkatkan. Berdasarkan laporan yang diterima oleh Presiden, kemampuan pengujian tersebut saat ini berada pada kisaran 4.000 hingga 5.000 sampel per hari.

"Ini masih jauh dari target yang saya berikan yang lalu, yaitu 10.000 spesimen per hari," ujarnya saat memimpin rapat terbatas mengenai percepatan penanganan pandemi Covid-19 secara telekonferensi dari Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 11 Mei 2020.

Terkait dengan pengujian tersebut, saat ini juga terdapat 104 laboratorium pemeriksaan yang masuk dalam jaringan laboratorium Covid-19. Kepala Negara meminta agar sejumlah laboratorium tersebut dipastikan dapat berfungsi maksimal.

"Pastikan bahwa lab-lab tersebut berfungsi maksimal meskipun dari 104 lab tadi 53 lab rujukan sudah melakukan pemeriksaan dan 51 lab rujukan belum melakukan pemeriksaan," tuturnya.

Selain itu, kesiapan sumber daya manusia yang terlatih untuk melakukan pemeriksaan serta ketersediaan alat-alat pengujian juga diminta oleh Presiden untuk lebih diperhatikan.

"Saya minta ini segera diselesaikan dalam minggu ini," tandasnya.


Jakarta, 11 Mei 2020
Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden

Website: https://www.presidenri.go.id
YouTube: Sekretariat Presiden

Saturday, May 9, 2020

Berjuang Melawan Covid19 ; (Otjih)














Berdasarkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan, hingga 20 April 2020, sudah ada 241.431 pekerja sektor formal yang terkena PHK dan 1,3 juta lainnya dirumahkan akibat dampak pandemi ke dunia usaha. Bahkan menurut proyeksi Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, pengangguran terbuka secara nasional pada kuartal II/2020 bisa bertambah 4,25 juta orang untuk sekenario ringan akibat COVID-19, 6,68 juta orang dalam skenario sedang, dan 9,25 juta orang pada kondisi terburuk. 
Denyut nadi perekonomian nasional sudah sangat lemah setelah COVID-19 dinyatakan masuk pada 2 Maret. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha mengindikasikan aktivitas bisnis menurun signifikan pada kuartal I/2020. Pertumbuhan saldo bersih tertimbang turun signifikan (-5,6%) pada kuartal I/2020 dari 7,8% pada kuartal sebelumnya. Begitu juga industri pengolahan turun sangat dalam dan berada dalam zona kontraksi. Prompt Manufacturing Index (PMI) tercatat 45,6% di kuartal I/2020, turun dari 51,5% pada kuartal sebelumnya. 
Dari sisi permintaan juga terlihat sangat lemah. Penjualan ritel berlanjut turun 0,8% (yoy) pada Februari 2020 seperti dua bulan sebelumnya. Untuk itu, Indonesia membutuhkan stimulus fiskal dan moneter yang superagresif seperti yang dilakukan banyak negara lain. Perppu dan POJK yang sudah ditebitkan seharusnya menjadi angin segar dan harapan baru.
Sementara itu, tingkat kriminalitas di Jakarta pasca dikeluarkannya ribuan Napi dalam program asimilasi yang ternyata banyak diantaranya kambuh kembali, menyebabkan derita anak bangsa semakin mengenaskan, karena kriminalitas semakin menunjukkan trend yang naik dan meluas.
Belum lagi adanya penolakan pemakaman korban Covid-19 oleh beberapa masyarakat di berbagai daerah, penyaluran bantuan sosial yang rawan kurang tepat sasaran dan rawan dipolitisasi untuk kepentingan Pilpres 2024, termasuk adanya kemungkinan “moral hazard” penggunaan dana Covid-19, ditambah dengan adanya judicial review terhadap Perppu Nomor 1 Tahun 2020 di MK oleh sejumlah politisi, tokoh, dan civil society membuat langkah pemerintah untuk menyelesaikan segera Covid-19 semakin berat dan banyak kerikilnya.
Situasi sama kronisnya juga terjadi di 210 negara yang terserang wabah Covid-19 seperti Amerika Serikat yang positif Covid-19 sudah mencapai 1 juta orang, termasuk banyaknya aksi vandalisme dan kekerasan sebagai ekses negatif Covid-19. Brasil disebut-sebut akan menjadi epinsentrum global penyebaran Covid-19 karena dinilai kurang taat dalam melaksanakan lockdown. Hanya beberapa negara yang penanganan Covid-19 sudah membuahkan hasil seperti Selandia Baru, Vietnam, Bhutan dan beberapa negara lainnya mulai geliat kegiatan masyarakatnya, walaupun WHO tetap memberikan warning agar negara-negara yang menurunkan status kewaspadaan lockdownnya tetap waspada, karena menurut WHO, Covid-19 masih “senang berlama-lama” di dunia.
Sejumlah pemerintahan di semua negara yang terserang Covid-19 jelas akan berpacu dalam waktu dengan penanganan secepatnya Covid-19 di negaranya, atau mereka akan mendapatkan pendadakan strategis lanjutan bahkan sampai ke tingkat yang paling parah yaitu social riots, political and security turbulence sampai beberapa penguasa bahkan harus “ousted from his/her throne” karena ketidakpercayaan masyarakatnya semakin meluas. 
Ketahanan pangan, kedisiplinan, kepatuhan, ketersediaan cash flow, ketegasan pemerintah untuk menerapkan regulasi terkait lockdown/karantina wilayah atau PSBB, termasuk solidaritas global akan menjadi kunci-kunci penting dalam upaya #BersatuMelawanCorona, karena jika wabah ini lama berakhirnya kita tidak bisa membayangkan apa tragedi mengerikan dalam “the next scene” yang akan menimpa kita dan masyarakat global. Kita berharap dan berdoa semoga wabah ini segera teratasi, dan kita segera menyadari kekhilafahan, dosa bahkan kesombongan kita selama ini yang mungkin membuat penguasa alam menjadi murka. Semoga, kita cari hikmahnya saja.(**)
Oleh: Otjih S, penulis adalah pemerhati masalah Indonesia.

Friday, May 8, 2020

MARHAENISME TIDAK PERNAH MATI



Bung Karno di Perusahaan B&W Kopenhagen, Denmark (1959)

Marhaenisme merupakan sebuah ideologi yang dikembangkan oleh Bung Karno pada tahun 1926-1927. Bung Karno terinspirasi untuk mengembangkan paham tersebut setelah bertemu dengan seorang petani miskin di Bandung yang bernama Marhaen (versi lain: Mang Aen). Nama Marhaen diabadikan menjadi ideologi yang berdiri pada sosialisme dan pemberdayaan ekonomi kolektif pada kaum kecil.
Marhaenisme menjadi dasar ideologi organisasi mahasiswa GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), organisasi pelajar GSNI (Gerakan Siswa Nasional Indonesia), organisasi Pemuda Marhaen dan lain-lain. GMNI terdapat hampir di seluruh wilayah Indonesia terutama di kota/kabupaten yang memiliki perguruan tinggi. GMNI konsisten bergerak menjaga Ajaran Bung Karno sejak berdiri tahun 1954 hingga kini.
Prof. Peter Mahmud Marzuki, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Airlangga, mantan aktivis GMNI, menjelaskan bahwa pada dasarnya esensi Marhaenisme adalah memberdayakan yang kecil tanpa membenci yang besar. Penjabarannya, kaum kecil dan miskin yang kesusahan untuk menghidupi dirinya harus diberdayakan dengan diberi 'privileges' tertentu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan agar tidak terjadi ketimpangan antara kaum atas dengan kaum bawah.

“Itu yang membedakan kaum Marhaen dengan kaum proletar. Menurut Bung Karno, proletar hanya menyumbangkan tenaganya untuk kelangsungan ekonomi kaum borjuis agar bisa bertahan hidup. Sementara kaum Marhaen, meski tidak kaya tapi mereka memiliki faktor produksi sendiri yang mampu menopang kebutuhan hidupnya.”

Prof. Peter menyatakan bahwa Marhaenisme tetap relevan di zaman sekarang. Konsep ekonomi kerakyatan yang menjadi poin penting Marhaenisme telah diadopsi kembali saat ini, namun diselaraskan dengan zaman menjadi ekonomi kreatif atau konsep UMKM.

Terakhir, ia menegaskan bahwa implementasi dari paham Marhaenisme begitu mudah dan dapat dilakukan oleh semua orang terutama pemuda. Marhaenisme bukanlah suatu paham utopis yang tidak mungkin diimplementasikan dan hanya berkutat pada teori saja.

Sumber 📑: UNAIR NEWS

TENTANG IBU HARTINI



"Pernah kuceritakan betapa aku hanya selalu mendengar suara Bu Har yang berbicara lewat telepon dari Istana Bogor. Suaranya halus dan ramah, dan aku sama sekali tanpa prasangka karena masih kecil. Setelah menjelang besar, mulai timbul rasa pembelaan terhadap Ibuku yang malang."

"Namun setelah lahirnya adik-adik kami, Taufan dan Bayu, perasaan benci pelan-pelan mulai mereda. Kehadiran Bu Har memang harus diakui sebagai istri Bapak. Sejak dahulu memang tampaknya Bu Har dapat tepo sliro, tahu tempatnya dan menerima tinggal di paviliun Istana Bogor. Barangkali sikap Bu Har yang lembut dan feminin inilah yang meredakan kemarahan kami."

"Lucu juga bila kuingat masa-masa itu. Kami tak suka, marah dan benci kepada Bu Har. Tetapi kami tak pernah bertatap muka, tak pernah bertemu. Berita-berita tentang Ibu Hartini sering kami terima dari mana-mana. Kami sering melihat gambarnya. Memang cantik, dalam gambar itu. Tetapi banyak yang mengatakan sebenarnya Bu Har lebih cantik daripada gambarnya. Wah, kami jadi benar-benar ingin melihat bagaimana sih wajah Ibu Hartini itu?"

"Kesempatan untuk melihat wajah ibu tiriku itu akhirnya tiba juga. Jika tak salah pada tahun 1962 ketika berlangsung Opening Ceremony Asian Games. Keluarga Istana Merdeka hadir dan Keluarga Istana Bogor juga hadir. Kulihat Ibu Hartini berdiri di sana, bermandikan cahaya matahari."

"Harus kuakui, ia memang sangat cantik. Cahaya surya di sore hari yang menyinarinya itu seolah-olah memantulkan kecemerlangan kecantikannya. Kulitnya bersih. Bagaimanapun, aku harus mengakui tingginya selera Bapak dalam hal menilai wanita cantik. lbu Har tidak hanya cantik tetapi menarik. Pantaslah apabila Bapak sangat memujanya. Namun ketika itu pun terbayang wajah Ibuku yang juga cantik."

"Ketika itu rasa kagum akan kecantikan madu Ibuku lebur oleh perasaan terhadap Ibuku sendiri. Rasa tak suka tetap berkembang dalam relung-relung hatiku. Hanya melewati masa panjang dan pengalaman hidup bertahun-tahun, perasaan ini sirna oleh kenyataan betapa Ibu Hartini juga setia kepada Bapakku, hingga akhir hayatnya."

Sumber 📖: "Bapakku Ibuku" oleh Rachmawati Soekarnoputri

KEBIJAKAN PIMPINAN DAERAH MEMBANGUN KABUPATEN KONSERVASI

Komitmen politik pemerintah daerah untuk membangun Kabupaten Lampung Barat berdasarkan prinsip-prinsip konservasi tampak pada visi dan misi ...