Apriyan Sucipto

Apriyan Sucipto
Rimba Raya

Tuesday, July 7, 2020

"Suara permata" Hirohito



Pidato 4 ½ menit yang telah bergema sepanjang sejarah modern Jepang sejak disampaikan oleh Kaisar Hirohito pada akhir Perang Dunia II kini hadir dalam bentuk digital. "Suara permata" Hirohito - hampir tidak terdengar karena kualitas suaranya yang buruk - disiarkan pada 15 Agustus 1945, ketika mengumumkan penyerahan Jepang di PD II. "Bahasanya sangat sulit," kata Tomie Kondo, 92, yang mendengarkan siaran tahun 1945 di ruang pemantauan di penyiar publik NHK, di mana ia bekerja sebagai penyiar berita. " Pidatonya ditulis dengan baik dan kamu membacanya tapi , banyak orang tidak mengerti apa yang dia katakan, karena terlalu kaku dan formal. ""Penerimaan sinyal yang buruk dan kualitas suara radio membuatnya semakin buruk," katanya. "Masyarakat dan tentara bahkan mengira mereka masih harus bertarung di medan perang. Kurasa pidatonya tidak akan dimengerti oleh pemuda Jepang hari ini." Dia juga mengungkapkan "rasa penyesalan yang paling dalam" kepada negara-negara Asia yang bekerja sama dengan Jepang untuk mendapatkan "kebebasan" dari penjajahan Barat.
--
Caption by csmonitor.com
.
From: kamus_sejarah

Sunandha Kumariratana adalah Ratu Siam atau Thailand sekaligus juga permaisuri dari Raja Rama V.⁣



Sang ratu tenggelam pada tahun 1880 saat kapalnya terbalik dalam perjalanan ke isatan Kerajaan Bang Pa-In. Sebenarnya ada banyak prajurit yang ikut juga dalam perjalanan itu. Tetapi bukannya membantu menolong sang ratu yang tengah tenggelam, mereka malah hanya menyaksikannya tenggelam begitu saja.⁣

Rupanya, di kerajaan Thailand pada masa itu ada sebuah larangan di mana menyentuh seorang ratu atau putri adalah sebuah pelanggaran berat, bahkan jika mereka ingin menyelamatkan hidupnya⁣

sc: @buku.massa

ALAM RAYA DAN MANUSIA


Tujuan penciptaan manusia. Yaitu dengan menjadi khalifah (wakil Allah) di bumi. Yang bermakna bahwa tanggungjawab atas kelestarian bumi dan alam semesta ini, ada di tangan manusia.

Begitu agungnya Tuhan menciptakan alam ini. Sempurna hingga tak ada celah yang membuat manusia mampu memungkirinya. Air, udara dan tanah beserta makhluk hidup yang bernaung didalamnya, khusus diperuntukkan bagi kita, manusia sebagai rekan untuk mengabdi kepada-Nya. Artinya, manusia harus bersahabat dengan alam, bukan sibuk mengeksploitasinya demi kepentingan pribadi.

Adanya bencana alam akhir akhir seperti gempa bumi, Tsunami, tanah anjlok, banjir ini bukanlah kutukan Tuhan karena tuhan tidak mungkin mengutuk semua ciptaanya kalau kita kaji lebih lanjut pemikiran Tuhan tidak sepicik pemikiran kita, adanya bencana karena ulah para manusia yang rakus tidak bersahabat dengan alam, ekploitasi yang terus menerus, pembangunan yang semakin lama semakin ngawur menghilangkan hak hidup aneka ragam hayati. Gunung di babat untuk jalan, pohon ditebang untuk menghasilkan uang, produktifitas sampah yang semakin banyak, pabrik pabrik didirikan, penggusuran sawah, hutan, dsb akan berpengaruh besar kepada alam.

Manusia tidak perlu takut dengan bencana asalkan manusia bersahabat dengan alam peka terhadap alam maka alampun akan peka terhadap manusia. Semua yang ada di dunia adalah sebab akibat dari perbuatan kita sendiri mari instropeksi tidak perlu saling menyalahkan dimulai dari diri kita sendiri bersahabatkah kita dengan alam? Apakah kita sudah berbaik hati memperlakukan alam? Alam dan manusia diciptakan untuk saling berbagi jika kita di perlakukan tidak baik tentu dalam jangka cepat atau lambat akan melawan atau gejolak.

Sc. Javanica Book

NYOMAN RAI SRIMBEN


Nyoman Rai Srimben (lahir 1881, meninggal 12 September 1958) adalah ibu dari Sukarno. Ibunya, Made Liran, memutuskan untuk bercerai dengan ayahnya, Nyoman Pasek, setelah menolak dimadu. Anak kedua dari dua bersaudara ini kemudian tinggal bersama kakeknya, Jro Mangku Nebel, yang seorang pemangku di Pura Desa Bale Agung.

Saat remaja, ia mengisi hari-harinya dengan menenun dan membantu kakeknya ngayah di pura dengan membuat canang ataupun bebantenan. Ia juga pandai menari. Keluwesannya dalam menari inilah yang membuat Raden Soekemi, ayah Sukarno, jatuh hati.

Sampai suatu hari Srimben yang kala itu masih berusia 18 tahun nekat menuruti ajakan Soekemi untuk kawin lari tanpa sepengetahuan keluarga. Keputusan kawin lari ini diambil karena keduanya meyakini pernikahan mereka tidak akan disetujui orangtua karena berbeda adat dan agama. Ini terjadi pada 15 Juni 1897.

Sampai sore Rai Srimben tidak pulang ke rumah. Semua orang sebanjar mencari-cari sambil membunyikan kentongan. Setelah beberapa hari, ia diketahui kawin lari dengan Soekemi dan tinggal di rumah kerabatnya yang seorang polisi, masih di Singaraja. Pernikahan Srimben dengan Soekemi mendapat pertentangan dari keluarga besarnya. Namun, secara perlahan keluarga menghargai apa yang telah menjadi keputusannya.

Setelah melahirkan anak pertama bernama Soekarmini Wardoyo pada 29 Maret 1898 saat masih tinggal di Buleleng, akhirnya pasangan ini memutuskan hijrah ke Surabaya. Saat berangkat ke Surabaya itulah tanpa sepengetahuannya, Srimben tengah hamil seorang bayi yang kelak bernama Sukarno. Keduanya pergi ke Surabaya menaiki kapal dari Pelabuhan Buleleng.

Pagi hari saat matahari mulai terbit, tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya, Sukarno dilahirkan. Ketika itu ia lahir bertepatan dengan tragedi melestusnya Gunung Kelud.

Saat menjadi Presiden Pertama RI, oleh karena kurang suka dengan sistem feodalisme dan tingkatan kasta yang merajalela di Bali pada zaman itu, Sukarno memberi gelar ”Ida Ayu" atau "Dayu” kepada ibunda tercintanya.

Dan, ya, tak ada sesuatu pun literatur yang saya temukan yang mengatakan jika Nyoman Rai kemudian menjadi mualaf.


Kisah Gusti Nurul Dicintai Sukarno, Sjahrir, dan Sultan HB IX .



Putri mendiang Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara VII, Gusti Raden Ayu (GRAy) Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumowardhani meninggal dunia dalam usia 94 tahun pada Selasa kemarin, 10 November 2015, di Bandung, Jawa Barat.

Perempuan yang kerap disapa Gusti Nurul ini dikenal sebagai putri keraton yang multitalenta. Dia pandai menari, menulis puisi, berkuda, tenis, dan berenang. Dia juga disebut sebagai pendiri stasiun radio pertama di Indonesia. Gusti Nurul juga memiliki pemikiran yang modern di zamannya, meski hidup di tembok keraton yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai.

Saat remaja, Gusti Nurul pernah menari di Kerajaan Belanda saat prosesi pernikahan Putri Juliana dengan Pangeran Benhard. Hanya saja saat itu, rombongan KGPAA Mangkunegara tidak membawa rombongan gamelan. Untuk itu, iringan musik gamelan dimainkan di Istana Pura Mangkunegara dan disiarkan langsung melalui siaran radio Solosche Radio Vereeniging.

Semasa muda, putri keraton yang dijuluki Kembang Kusumanegaran itu pernah ditaksir oleh banyak tokoh nasional seperti Sukarno, Sutan Sjahrir, dan Sultan Hamengkubuwono IX. ‎Putra pertama Gusti Nurul, KPH Sularso Basarah Soerjosoejarso mengatakan, semasa hidupnya sang ibunda pernah menceritakan tentang kisah cintanya sewaktu muda. "Dulu ibu pernah cerita soal sejumlah tokoh-tokoh yang pernah mendekatinya," kata dia di Pura Mangkunegaran, Rabu (11/11/2015). Kemudian dia membeberkan salah satu kisah cinta ketika didekati oleh Sultan Hamengkubuwono IX. Saat itu Ngarso Dalem ingin meminangnya untuk menjadi istri. Hanya saja ‎ibundanya menolak karena merasa tidak nyaman dengan istri Sultan. Gusti Nurul tidak mau dinikahi pria yang beristri. "Beliau merasa tidak nyaman karena Sultan Hamengkubuwono IX saat itu sudah punya garwo (istri). Jadi beliau tidak mau menyakiti perasaan garwo Sultan lainnya. Oleh sebab itu, lebih baik memilih tidak menerima pinangan itu," kata dia. ‎Selain dengan Sultan Hamengkubuwono IX, ujar Basarah, ibundanya juga menceritakan kisahnya dengan sang proklamator Sukarno. .
.
‎Selain dengan Sultan Hamengkubuwono IX, ujar Basarah, ibundanya juga menceritakan kisahnya dengan sang proklamator Sukarno. Saat itu Sukarno ingin mencari first ladysebelum menemukan Ibu Fatmawati sebagai Ibu Negara. "Waktu itu belum sama Bu Fatma, mungkin Bung Karno ingin mencari pendamping untuk first lady. Terus ibu cerita jika beliau tidak suka yang sifatnya berpolitik‎ jadi merasa tidak nyaman," jelas dia.

Terkait cerita asmara ibundanya dengan Sutan Sjahrir, ‎Basarah mengungkapkan, pejuang kemerdekaan itu sering sekali memberikan hadiah kepada Gusti Nurul. Hanya saja ibundanya tidak begitu suka dengan aktivitas Sjahr‎ir yang berkecimpung dalam politik. "Ibu itu tidak begitu senang dengan aktivitas politik sehingga beliau tidak mau menjadi istri Sjahrir," terang dia.

Lantas, Gusti Nurul memilih Soerjosoejarso, seorang perwira menengah tentara sebagai suaminya pada 24 Maret 1951 dalam usia 30 tahun. Usia yang sangat matang pada zaman kala itu. Setelah berumah tangga, ia memilih tinggal di Bandung, Jawa Barat. (Mvi/Sun)

Sumber: m.liputan6.com

ASMARAGAMA (Kamasutra Jawa) Laki Laki Wajib Baca.



Manakala pastha purusha (kelamin lelaki) sudah memanjang, teguh sentosa, dan segala daya sudah siap sedia, bergeraklah maju menuju rananggana (medan tempur). Kau tak akan menemui kecewa jika terjun ke dalam bandayuda (peperangan). Namun tetaplah waspada, jangan ceroboh dalam tingkah ketika hendak mengarahkan rasa kepada wanita musuhmu.

Agar puas jiwamu, ketahuilah dan waspadalah bahwa telah ada dengan pasti sebuah mustika rasa yang mulia, yang dijaga para dewata, yang disebut Sang Hyang Watapatra atau Sang Hyang Gambira, yang terletak di balik purana (klitoris, yang berada di balik klitoris adalah G-spot). Jika dihantam gada, kegelian akan menjalar-jalar.

Jika sudah terkena gada, bala bantuan akan datang dari tempat tersembunyi di dalam bhaga (kelamin wanita), berjuluk Sang Hyang Asmara, berganti wujud menjadi Sang Hyang Cakra, yang kuat lagi tangguh. Maka bertambah-tambahlah kegelian menggeletar, menarik daya kecantikan Sang Hyang Purnama, perwujudan utama Sang Kamajaya. Untuk memperoleh rasa sedemikian rupa, dibutuhkan sebuah sarana, yaitu tingkah cekatan sang pastha.

Dikisahkan tingkahnya ketika mulai berjalan, sebagai pucuk pemimpin prajurit, dengan segala dayanya ia bergerak perlahan-lahan. Jangan terlampau kuat. Bergeraklah dengan sabar, cukup untuk menciptakan geletar, gelinjang rasa wanita. Manakala sudah cukup lama berada dalam peperangan, hantamkan palu, yang bagaikan gada. Namun ternyata hantaman itu dapat ditangkis dengan bandabaya (tameng). Karena begitu kuatnya ayunan gada, juga begitu kuatnya tangkisan, api pun muncul seketika, bergulung-gulung menggapai angkasa.

Hawa panasnya menciptakan mega, asapnya terhempas angin, datang mengarah tepat kepada rasa. Dan musuhmu kegelian dan menggelinjang sejadi-jadinya.

Berganti kini sang wanita yang diceritakan. Ketika ia menangkis dengan bandabaya, dan ketika api yang bergulung-gulung keluar, maka panasnya menyebar ke sekujur badannya. Tak kuasa menahan geli, panas pun semakin menjadi-jadi.

Sudah menjadi watak wanita, manakala terlihat liar tingkahnya, kesadarannya pun tak lagi memiliki kesabaran. Segeralah ia menghunus senjata, senjata andalan yang menjadi pusakanya, anugerah dari dewata, pemberian Hyang Girinatha, yang disimpan di dalam bhaga, yang berwujud senjata Barunastra.

Menyemburlah tirta dengan dahsyatnya, tirta yang mirip lendir ikan, yang menenggelamkan pastha purusha. Sang pastha, yang tenggelam oleh tirta, tidaklah menjadi khawatir. Justru tingkahnya semakin riang gembira. Gelombang Barunastra, bagai ombak besar samudra, menghantam ganggang, lumut, dan tepi-tepi samudra, mengumpul dan menyatu bagai ditata. Terciptalah barisan prajurit yang merata, bagai gelar tempur Cakra Banyu. Pepohonan lebat sang pastha tidaklah mundur, justru semakin kuatlah ia, amuknya bertambah dahsyat dalam peperangan.

Berganti cerita, di tengah kecamuk Baratayuda, terdengar suara lamat-lamat tiba-tiba, suara yang memberikan petunjuk. Beginilah bunyinya: “Wahai anakku, sang pastha, berhati-hatilah, Ngger. Berhati-hatilah saat menarik dan menghantamkan gada dan memaju-mundurkannya, karena semua tempat sudah menjadi licin. Kau sudah tak bisa menghindarinya sebab liur sang Barunastra semakin deras semburannya. Saat bergerak, kalau lena pasti akan hina, kalau sampai terpeleset, jatuh menindih gada, bertambah-tambahlah kesedihanmu. Olah batinmu akan dibilang sakit, bagai hidung yang terserang pilek.

Wahai anakku, ketahuilah watak wanita. Jika ia sudah mengeluarkan tirta yang mirip lendir ikan, gelinjangnya akan semakin menjadi-jadi. Ia akan menggeliat garang oleh perasaannya yang terhanyut hingga terlihat saraf-sarafnya. Sekujur tubuhnya akan menguat dan menegang. Kalau sudah demikian, niatkanlah dalam dirimu untuk menolong musuhmu. Dalam Asmaragama, saat seperti ini tak lain adalah saat untuk menjerat.

Gerakkanlah pastha purusha, kencangkan amukannya. Percepatlah ayunan dan pukulan gada sembari tetap waspada, mengawasi pertanda. Sudah menjadi kebiasaan wanita, jika sudah terkena amukanmu, akan semakin banyak yang diinginkan. Geliat badannya menjadi-jadi, hilang sudah rasa malunya. Sesungguhnya yang menjadi kehendaknya akan membantu gerakan pastha untuk mengena pada titik kenikmatannya, berharap supaya diterjang dengan liar, digapai-gapai pucuk pastha.

Pada saat seperti itu, turutilah kehendak hati wanita. Jika yang dikehendaki sesuai, tak lama lagi sang wanita akan menggelar kenikmatan, dan pasti ada tandanya, (yaitu) geger dahsyat di dalam bhaga, menggegat pucuk pastha. Di saat itulah arca gupala (arca penjaga pintu) tersingkir dan terbukalah sebuah lubang, kediaman Hyang Kamajaya. Selain tanda itu, pasti ada tanda lain di sekujur badannya, yang tampak bagai kehilangan nyawa, lunglai tak berdaya. Seolah tiada lagi daya karena menahan kenikmatan yang luar biasa. Hanya bisa mendesah dan memelas, membuat hati trenyuh dan semakin sayang.

Sumber : Javanica Books

Berkunjung ke Lokasi Kebun Persemaian dan Pembibitan Pak Ponijan, SSt, MM

Minggu sore hari, (5juli2020) saya berkunjung untuk silaturahmi ke kediamam senior, rekan kerja sekaligus Orang tua, Mas Ponijan, SSt, MM.


Beliau mengawali karier diKehutanan sejak Tahun 1990an, setamat nya dari SMA Pertanian yang kini sudah berubah menjadi SKMA beliau mendaftar kan diri untuk berkarir pada salah satu BUMN PTPN 7, beliau sempat bertugas menjadi Tenaga penyuluh disana, sampai kurang lebih 1 Tahun.

Sampai suatu ketika, beliau dihadapkan pada pilihan harus bertahan pada BUMN atau mengambil Kesempatan berkarir pada instansi Pemerintah. Banyak pertimbangan yang harus dipikirkan baik baik, Hemat cerita beliau mencoba mengadu nasib berkarir dengan bergabung ke Dinas Kehutanan Kabupaten Lampung Barat.

Banyak kisah, senang dan susah. Yang mas Ponijan lalui selama kurang lebih 20 th mengabdi di Kabupaten Lampung Barat, sampai pada kesempatan saya ikut bergabung satu Kantor dengan beliau di Kantor UPTD Bantu yang membawahi HL Register 17 b, yang kebetulan berdampingan areal kerja dengan Saya, yakni UPTD Sekincau, yah membawahi HL Register 43b Krui Utara dengan Luas kurang lebih 14.420 Ha. ( nanti kita bahas bagaimana situasi di HL. Register 43 b. Tunggu episode nya ya...  heehe)

Karena, menurut saya beliau cukup pengalaman baik di dunia Kehutanan, saya mengambil keputusan untuk bergabung 1 Kantor dengan beliau. Keadaan itu berjalan kurang lebih 1 Tahun, sampai dengan saya dimutasi kan kembali ke Dinas Kehutanan Kab. Lb.

Dari awal kenal sampai sekarang, beliau tetap istiqomah dibidang nya, yakni fokus pada Bidang Persemaian dan Pembibitan Pohon MPTS dn Kayu kayuan, Tiap tahun bibitnya selalu keluar, Hampir sekitar 100.000 Rata-rata tiap tahun nya. Cuman yang syaa heran Tiap tahun, Ribuan Bibit Tanaman Hutan di tanam tapi Lahan kritis tidak pernah berkurang, sementara vegetasi tutupan hijau juga sama tidak ada pertambahan luas yg signifikan. Heehe. .( nanti kita bahas juga. .masalah ini pada episode selanjutnya) Tentu saja, saya tidak bermaksud menyalahkan atau memberikan statemen bahwa Bibit yang berasal darias Ponijan, itu Bibit yang Tidak baik, hal ini bertolak belakang karena yang saya tau, kualitas bibit hasil persemaian beliau, sudah bersertifikat. Dan teruji kualitas nya.

Pasca covid19, memang sangat berpengaruh disetiap lini bidang ekonomi dan dunia kerja di Indonesia, termasuk pada usaha budidaya tanaman mas Ponijan., tapi syaa yakin kepada beliau tetap semangat, mas. . Sedikit pun modal anda tidak berkurang hanya saja, Allah SWT, Tuhan yang maha Esa sedang menguji kesabaran anda dan Karyawan untuk bertahan  pasca pandemi Covid19 sekarang ini.

#Tanampohonkehidupan
#apn

KEBIJAKAN PIMPINAN DAERAH MEMBANGUN KABUPATEN KONSERVASI

Komitmen politik pemerintah daerah untuk membangun Kabupaten Lampung Barat berdasarkan prinsip-prinsip konservasi tampak pada visi dan misi ...