Apriyan Sucipto

Apriyan Sucipto
Rimba Raya

Tuesday, July 7, 2020

NYOMAN RAI SRIMBEN


Nyoman Rai Srimben (lahir 1881, meninggal 12 September 1958) adalah ibu dari Sukarno. Ibunya, Made Liran, memutuskan untuk bercerai dengan ayahnya, Nyoman Pasek, setelah menolak dimadu. Anak kedua dari dua bersaudara ini kemudian tinggal bersama kakeknya, Jro Mangku Nebel, yang seorang pemangku di Pura Desa Bale Agung.

Saat remaja, ia mengisi hari-harinya dengan menenun dan membantu kakeknya ngayah di pura dengan membuat canang ataupun bebantenan. Ia juga pandai menari. Keluwesannya dalam menari inilah yang membuat Raden Soekemi, ayah Sukarno, jatuh hati.

Sampai suatu hari Srimben yang kala itu masih berusia 18 tahun nekat menuruti ajakan Soekemi untuk kawin lari tanpa sepengetahuan keluarga. Keputusan kawin lari ini diambil karena keduanya meyakini pernikahan mereka tidak akan disetujui orangtua karena berbeda adat dan agama. Ini terjadi pada 15 Juni 1897.

Sampai sore Rai Srimben tidak pulang ke rumah. Semua orang sebanjar mencari-cari sambil membunyikan kentongan. Setelah beberapa hari, ia diketahui kawin lari dengan Soekemi dan tinggal di rumah kerabatnya yang seorang polisi, masih di Singaraja. Pernikahan Srimben dengan Soekemi mendapat pertentangan dari keluarga besarnya. Namun, secara perlahan keluarga menghargai apa yang telah menjadi keputusannya.

Setelah melahirkan anak pertama bernama Soekarmini Wardoyo pada 29 Maret 1898 saat masih tinggal di Buleleng, akhirnya pasangan ini memutuskan hijrah ke Surabaya. Saat berangkat ke Surabaya itulah tanpa sepengetahuannya, Srimben tengah hamil seorang bayi yang kelak bernama Sukarno. Keduanya pergi ke Surabaya menaiki kapal dari Pelabuhan Buleleng.

Pagi hari saat matahari mulai terbit, tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya, Sukarno dilahirkan. Ketika itu ia lahir bertepatan dengan tragedi melestusnya Gunung Kelud.

Saat menjadi Presiden Pertama RI, oleh karena kurang suka dengan sistem feodalisme dan tingkatan kasta yang merajalela di Bali pada zaman itu, Sukarno memberi gelar ”Ida Ayu" atau "Dayu” kepada ibunda tercintanya.

Dan, ya, tak ada sesuatu pun literatur yang saya temukan yang mengatakan jika Nyoman Rai kemudian menjadi mualaf.


No comments:

Post a Comment

KEBIJAKAN PIMPINAN DAERAH MEMBANGUN KABUPATEN KONSERVASI

Komitmen politik pemerintah daerah untuk membangun Kabupaten Lampung Barat berdasarkan prinsip-prinsip konservasi tampak pada visi dan misi ...