Tradisi penutupan dan pengurungan dihantam lebur oleh industrialisme, dan begitu pula tradisi, bahwa hidupnya perempuan harus selalu tergantung kepada nafkah laki-laki. Tetapi industrialisme itu tidak menghancurkan pula tradisi perempuan sebagai kuda-beban di dalam rumah tangga.
Tradisi pengurungan hancur-lebur, tetapi mencuci, menjahit pakaian yang robek, memelihara anak, dan lain sebagainya masihlah menjaddi tanggungan perempuan. Sepuluh, dua belas, empat belas jam lamanya kadang-kadang ia masih bekerja di pabrik, tetapi sebelum berangkat ke pabrik itu dan sesudah pulang dari pabrik itu pula, ia masih harus berkeluh-kesah bekerja buat berbagai urusan rumah tangga.
Ia menjadi kuda-beban yang "dobel", kuda beban di pabrik dan kuda-beban di rumah tangga. Ia mengerjakan pekerjaan dua orang, pekerjaan produsen di dalam pabrik dan pekerjaan produsen di dalam rumah tangga.
Sarinah - Ir. Sukarno
No comments:
Post a Comment