Apriyan Sucipto

Apriyan Sucipto
Rimba Raya

Friday, September 25, 2020

Rahajeng sandi kala dumogi Rahayu Jagad semesta


Menurut Masyarakat Hindu di Bali. Kita adalah jiwa jiwa yg sedang antri menunggu sesuatu yg pasti yaitu KEMATIAN.

Banyak org yg takut mati, tdk siap menyongsong kematian dan bersedih yg teramat dalam saat kematian datang pada orang yg dicintai.

Padahal takut ataupun tdk, siap atau tdk siap itu pasti akan datang pada setiap org. 

Lalu , bagaimana kita harus mempersiapkan diri menjelang kematian kita dan juga kematian orang2 yg kita sayangi, agar tdk lagi ada rasa takut mati dan kehilangan yg mendalam yg mana ini bukan sesuatu yg mudah untuk menerima kenyataan namun kepastian yg harus kita terima.??

Lepaskan keterikatan kita pada orang2, barang2, harta benda yg ada di diri kita. 

Krn kita tdk tahu kpn kematian akan datang pd kita.

Belajar melepas dan iklas. 

Apapun proses karma ini, kematian adalah pasti. Hanya waktu saja yg menentukan. 

Jadi klu kita punya waktu persiapkan diri kita dgn baik.

Ada yg mengajarkan untuk selalu menyebut nama Tuhan , krn kita paham kemana jiwa ini menuju, tergantung pada saat detik2 terakhir menjelang kematian. 

Saat jiwa kita sdh siap, kesadaran kita sdh siap dan selalu terhubung dgn kekuatan Tuhan dgn menyebut nama Tuhan, berdoa dan semua proses kita, maka ketika kematian itu datang kita sdh siap. Dan tdk cukup hanya dgn doa saja tp juga kebersihan hati.

Itu adalah proses persiapan kematian bagi diri kita sendri.

Lalu bagaimana menghadapi proses'kematian keluarga, orang tua , teman baik kita??

Tentu yg ditinggal akan mengalami shock  kesedihan yg teramat dalam sehingga batin mereka tdk damai.

Pdhal dlm proses ini kita berlatih mengolah rasa.

Berikan saat2 yg terakhir yaitu penghormatan kita pd org yg meninggal yaitu dgn proses ritual, doa dan sbgainya. 

Itu adalah penghormatsn dan menunjukan bhakti kita pd yg meninggal. Selain proses mempersiapkan setelah kematian, proses penguburan dan pengabenan jenazah dsb nya.

Sebagai keluarga, anak yg suputra kewajiban kita adalah mendoakan mereka agar Tuhan melapangkan jln sang jiwa menuju cahaya dan dimaafkan semua dosa2nya.

Dan dgn kriklasan dr sang anak dan keluarga proses perjalanan sang jiwa akan berjalan dgn baik. 

Dan doakan leluhur kita supaya leluhur kita mempunyai proses yg lbh baik dgn jiwanya .

Tdk lagi kita tarik2 untuk proses dunia ini dgn meminta pd leluhur untuk diberikan rejeki, perlindungan, kesehatan. 

Tanpa kita sadari itu justru memberatkan proses jiwa leluhur kita. 

Krn mereka pun sebenarnya juga sedsng antri menunggu proses reinkarnasi  untuk menyelesaikan hutang karma mereka dikehidupan yg dulu.


🙏🙏🙏

Tuesday, September 22, 2020

Dongeng di Siang Bolong.


 Di ceritakan dalam sebuah negara yang akan menjadi mercusuar dunia, muncul suatu kaum oposisi yang gak jelas munculnya, apa alasannya, disaat negara lain memberikan jempol, mereka didalam negeri itu mulai mengadakan deklarasi, tidak jelas juga deklarasinya untuk apa.

Pemimpin Deklarasi ini seorang mantan Jenderal, dan pengikut pengikutnya orang orang sakit hati karena tidak mendapatkan kedudukan di negeri itu.

Ceritanya bermula saat proyek sang Jenderal dihapus, proyek triliunan untuk pengadaan sistem persenjataan negeri itu, para pemberi danapun juga marah dan terkejut, para pemberi dana akhirnya bermain dua kaki, satu dipemerintah satu lagi membayar untuk deklarasi deklarasi gak jelas itu. 

Dalam pemerintah negeri itu juga terjadi konflik karena ada juga mantan Jendral tapi berprilaku sbg pemimpin negeri itu, haus akan harta dan kedudukan, jenderal ini juga ada dibalik deklarasi itu, agar kekuasaannya tetap terjaga.

Inilah negeri yang akan menjadi mercusuar dunia

Walaupun negeri ini tidak pernah ada karena ini hanya dongeng belaka.

#NarendraKiemas

Wednesday, September 16, 2020

MENTAL JAJAHAN

 


“Kau bisa menghapus seluruh generasi, kau bisa membumihanguskan rumah-rumah mereka, mereka masih akan menemukan jalan kembali. Tetapi jika kau menghancurkan sejarah mereka, memusnahkan capaian-capaian mereka, kau bisa melihat seolah-olah mereka semua tak pernah ada.” (Frank Strokes, The Monuments Men)

Banyak dari kita meyakini, sebelum orang-orang dari Atas Angin (India, Cina, Arab, Eropa) datang ke Nusantara, negeri ini tidak beradab alias tidak punya peradaban. Penghuninya dicitrakan sebagai ras-ras liar yang haus darah, bodoh, dan tunasusila. Ini misalnya bisa disimak pada kisah Ajisaka dan Dewatacengkar. Betapa Dewatacengkar, indigenous people tanah Jawa, diceritakan sedemikian buruk dan jahatnya. Dan untuk memberadabkan tanah Jawa, dibutuhkan seorang Ajisaka dari negeri seberang, agama dari negeri seberang, cara berpakaian dari negeri seberang, cara hidup dari negeri seberang.

Kita tak punya rujukan jelas tentang sejarah leluhur kuno tanah Nusantara. Kalaupun ada, itu sangat minim dan tercatat baru mulai pada abad ke-4 Masehi. Seolah-olah, sebelum 4 Masehi, bangsa Nusantara tak pernah ada. Ini diajarkan terus-menerus di sekolah-sekolah, membuat alam bawah-sadar anak-anak kita mengafirmasi bahwa mereka bangsa pupuk bawang, kalah tua dan beradab daripada Mesir, India, Yunani-Romawi, bahkan Arab. Konsekuensinya, kita sering kali minder ketika berhadapan dengan bangsa lain. Ini diperparah dengan kolonialisme-imperialisme selama 3,5 abad di mana bangsa pribumi ditempatkan sebagai kelas nomor tiga, bahkan empat, di tanahnya sendiri.

Kenapa itu bisa terjadi sementara di tanah ini terdapat peninggalan megalitik Gunung Padang yang diyakini usianya jauh lebih tua daripada Piramida Mesir? Jika memang sejarah kita dihancurkan, capaian-capaian leluhur kita dibasmi dari ingatan, siapakah yang melakukannya?

Ketoprak


Mirip seperti panganan pecal, ketoprak juga berkuah kacang. Bedanya, terletak pada bahan yang disajikan. Jika pecal mayoritas sayuran, lain halnya dengan ketoprak yang hanya menyajikan ketupat dan toge. Di beberapa pedagang, kadang ditambahkan soun, tahu, bahkan telur. Agar semakin sedap, tak lupa ditaburkan bawang goreng.

Meski mudah ditemui di Jakarta, nyatanya asal usul makanan ini masih dipertanyakan. Sebagian orang meyakini ketoprak menjadi salah satu makanan khas Betawi, suku mayoritas warga Jakarta. Namun ada juga yang menyebut makanan ketoprak berasal dari daerah Cirebon. Pendapat lain mengatakan, ketoprak justru berasal dari Jawa Tengah. Belum ada bukti pasti yang menegaskan bahwa satu di antara ketiga daerah itu menjadi asal lahirnya makanan ketoprak.

Selain asalnya yang masih misterius, hal unik lain dari makanan ketoprak adalah soal namanya. Banyak pendapat soal dari mana nama ketoprak muncul. Ada yang menyebut ketoprak merupakan singkatan dari ketupat toge dan digeprak.

Sebaliknya, bisik-bisik lain menyebut penamaan ketoprak bermula ketika seorang pria yang ingin makan. Kemudian, dengan bahan makanan yang ada saat itu seperti ketupat dan toge, dia coba meramu dengan menambahkan sejumlah bahan. Dia mengambil bawang putih, cabai rawit dan beberapa butir kacang, lalu digiling dengan ditambahkan sedikit air.

Ketupat dan toge itu kemudian dicampurkan ke dalam gilingan kacang yang menjadi kuah. Setelah dia sajikan di piring, pria itu belum mempunyai ide menamakan apa makanannya itu. Sambil terus berpikir, piring yang dipegang terjatuh dan bunyi 'ketuprak' Bunyi piring yang jatuh kemudian menginspirasinya memberikan nama untuk campuran ketupat, toge dan kuah kacang itu menjadi ketoprak. Lagi-lagi, belum ada yang memastikan benar tidaknya ragam pendapat itu.

Hal unik lainnya tentang ketoprak bukan hanya namanya. Melainkan jenis gerobak yang biasa dipakai pedagang. Gerobak pedagang ketoprak mempunyai model yang sama berbentuk seperti perahu. Tak sekadar gerobaknya yang sama, penggunaan dan penyusunan segala perkakas di atas gerobak juga sama. Salah satu yang pasti ada di gerobak ketoprak adalah panci stainless, kemudian penggorengan di bagian ujung gerobak, kaleng biskuit bekas untuk kerupuk dan cobek kayu.

Pastikan hal sepele ini tak banyak diperhatikan para pencinta ketoprak. Sebab kenikmatan ketoprak sudah terlalu mengacaukan konsentrasi kita.(apn) 

Tuesday, September 15, 2020

Seni Tenun Kain Tapis (Gadis Lampung)

 


Jika di Jawa, kita mengenal Batik, di Sumatra kita mengenal Ulos sementara di Flores kita mengenal tenun, maka di Lampung kita akan berkenalan dengan Kain Tapis. Kain Tapis sekarang sudah menjadi souvenir andalan dari Lampung. Dahulunya adalah pakaian wanita suku Lampung.

Kain Tapis ini terbuat dari tenun benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sudi, benang perak atau benang emas dengan sistem sulam. Bahan yang digunakan adalah kain sanwos atau tenun, benang katun dan benang emas atau perak, pembidang.

Kain Tapis ini biasanya digunakan pada bagian pinggang ke bawah berbentuk sarung yang terbuat dari benang kapas dengan motif seperti motif alam, flora fauna yang disulam dengan benang emas dan berbentuk perak. Dalam perkembangannya, ternyata tidak semua suku Lampung menggunakan Tapis sebagai sarana perlengkapan hidup.

Di daerah lampung Utara Tapis ini dipakai oleh pengantin wanita dalam upacara perkawinan adat. Dan juga biasa dipakai oleh ibu-ibu pengiring pengantin. Kerajinan kain Tapis ini dibuat memakai alat tenun bukan mesin dengan ragam hias yang bermacam-macam.

Pembuatan Tapis ini sudah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu dan cara pembuatannya sudah disampaikan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Untuk sebuah kain termasuk kain yang cukup berat karena banyak jalinan benang yang melintas di kainnya. Semakin padat pembuatan coraknya, maka harganya semakin mahal. Kain Tapis di Dekranasda rata-rata dimulai dari Rp. 1.000.000,-

Bila di Lampung kain Tapis ini bisa diperoleh di Dewan Kerajinan Nasional Provinsi Lampung (Dekranasda) di Jl. Juanda n0. 6B, Pahoman, Bandar Lampung, Telp 0721 – 269957. Kain tapis terlihat cantik dan menawan terutama karena variasi warna dan coraknya.

#Ully_milly.


Cerita tentang Wedangan

 


Wedangan itu seharusnya seperti ini, tenang, sunyi, berlarut lama dalam malam, nyeruput wedang pelan-pelan....

Selingan suara hanya ketika penjual membetulkan letak ceret, atau menambahi arang agar bara api makin besar. 

Saat sedang Mencari-cari roh dan chemistry sebenar-benarnya Wedangan,


Dingklik kayu, lampu senthir (Lampu minyak), Ceret seng, wedang jahe gepuk, sega kucing, dan beberapa gorengan,, Ada kedekatan personal dengan penjual/sesama pembeli. 

Bebas ngobrol ngalor ngidul segala hal, tanpa ada sekat. 

Jauh dari konsep Wedangan yang menurut saya saat ini melenceng jauh.

Wedangan dieksploitasi menjadi komoditas bisnis raksasa pemilik modal,,hingar bingar, gaduh, massal dan serba cepat, instant!



#wedanganclasic

#recehan

#angkringan

#proletar

Monday, September 14, 2020

TUHAN IZINKAN AKU JADI PELACUR


Ini buku yang bagus tidak hanya judulnya saja yang menarik tetapi kisah dalam cerita buku ini sangatlah bagus dan recomended mungkin dulur semua bisa beli di gramedia.

Saya akan sedikit bercerita tentang buku ini, kisah seorang muslimah yang taat. Tubuhnya dihijabi oleh jubah dan jilbab besar. Hampir semua waktunya dihabiskan untuk sholat, baca al-quran dan berdzikir. Dia memilih hidup yang sufistik yang demi ghirah kezuhudannya kerap dia hanya mengkonsumsi roti ala kadarnya di sebuah pesantren mahasiswa. Cita-citanya hanya satu: untuk menjadi muslimah yang beragama secara kaffah.


Tapi di tengah jalan ia diterpa badai kekecewaan. Organisasi garis keras yang mencita-citakan tegaknya syariat islam di Indonesia yang di idealkannya bisa mengantarkannya berislam secara kaffah ternyata malah merampas nalar kritis sekaligus imannya. Setiap tanya yang dia ajukan dijawab dengan dogma yang tertutup. Berkali-kali di gugatnya kondisi itu tapi hanya kehampaan yang hadir. Bahkan Tuhan yang selama ini dia agung-agungkan seperti lari dari tanggung jawab dan emoh menjawab keluhannya.


Dalam keadaan kosong itulah dia terjerembab dalam dunia hitam. Ia lampiaskan frustasinya dengan free sex dan mengkonsumsi obat-obat terlarang. Aku hanya ingin Tuhan melihatku. Lihat aku Tuhan! Kan kutuntaskan pemberontakanku pada-Mu! katanya setiap kali usai bercinta yang dilakukannya tanpa ada secuilpun rasa sesal. Dari petualangan seksnya itu tersingkap topeng-topeng kemunafikan dari para aktivis yang meniduri dan ditidurinya baik aktivis sayap kiri maupun sayap kanan (islam) yang selama ini lantang meneriakkan tegaknya moralitas. Bahkan terkuak pula sisi gelap seorang dosen kampus Matahari terbit Yogyakarta yang bersedia menjadi germonya dalam dunia remang pelacuran yang ternyata anggota DPRD dari fraksi yang selama ini bersikukuh memperjuangkan tegaknya syariat islam di Indonesia.

KEBIJAKAN PIMPINAN DAERAH MEMBANGUN KABUPATEN KONSERVASI

Komitmen politik pemerintah daerah untuk membangun Kabupaten Lampung Barat berdasarkan prinsip-prinsip konservasi tampak pada visi dan misi ...