Apriyan Sucipto

Apriyan Sucipto
Rimba Raya

Wednesday, September 16, 2020

MENTAL JAJAHAN

 


“Kau bisa menghapus seluruh generasi, kau bisa membumihanguskan rumah-rumah mereka, mereka masih akan menemukan jalan kembali. Tetapi jika kau menghancurkan sejarah mereka, memusnahkan capaian-capaian mereka, kau bisa melihat seolah-olah mereka semua tak pernah ada.” (Frank Strokes, The Monuments Men)

Banyak dari kita meyakini, sebelum orang-orang dari Atas Angin (India, Cina, Arab, Eropa) datang ke Nusantara, negeri ini tidak beradab alias tidak punya peradaban. Penghuninya dicitrakan sebagai ras-ras liar yang haus darah, bodoh, dan tunasusila. Ini misalnya bisa disimak pada kisah Ajisaka dan Dewatacengkar. Betapa Dewatacengkar, indigenous people tanah Jawa, diceritakan sedemikian buruk dan jahatnya. Dan untuk memberadabkan tanah Jawa, dibutuhkan seorang Ajisaka dari negeri seberang, agama dari negeri seberang, cara berpakaian dari negeri seberang, cara hidup dari negeri seberang.

Kita tak punya rujukan jelas tentang sejarah leluhur kuno tanah Nusantara. Kalaupun ada, itu sangat minim dan tercatat baru mulai pada abad ke-4 Masehi. Seolah-olah, sebelum 4 Masehi, bangsa Nusantara tak pernah ada. Ini diajarkan terus-menerus di sekolah-sekolah, membuat alam bawah-sadar anak-anak kita mengafirmasi bahwa mereka bangsa pupuk bawang, kalah tua dan beradab daripada Mesir, India, Yunani-Romawi, bahkan Arab. Konsekuensinya, kita sering kali minder ketika berhadapan dengan bangsa lain. Ini diperparah dengan kolonialisme-imperialisme selama 3,5 abad di mana bangsa pribumi ditempatkan sebagai kelas nomor tiga, bahkan empat, di tanahnya sendiri.

Kenapa itu bisa terjadi sementara di tanah ini terdapat peninggalan megalitik Gunung Padang yang diyakini usianya jauh lebih tua daripada Piramida Mesir? Jika memang sejarah kita dihancurkan, capaian-capaian leluhur kita dibasmi dari ingatan, siapakah yang melakukannya?

No comments:

Post a Comment

KEBIJAKAN PIMPINAN DAERAH MEMBANGUN KABUPATEN KONSERVASI

Komitmen politik pemerintah daerah untuk membangun Kabupaten Lampung Barat berdasarkan prinsip-prinsip konservasi tampak pada visi dan misi ...