Apriyan Sucipto

Apriyan Sucipto
Rimba Raya

Friday, September 4, 2020

Pendekar Manja

 

"Pendekar Manjaaa.. tungguu..! Tiga bayangan yang sedang berkelabatt segera menghentikan gerakan mereka. Tiga bayangan itu tak lain adalah Pendekar manja, Pendekar cacingan dan Nona kerudung hitam. 


Seorang Nona berkerudung kuning segera menghampiri mereka bertiga. " Ach untung Aku bertemu dengan sie Badai diluar Desa dan bisa menemukan kalian," ujarnya sambil tersenyum. 


Lalu iya segera turun dari Keledai milik Pendekar cacingan yang iya tunggangi. " Nona kerudung kuning, Kau berada disini? Tanya pendekar manja. Nona kerudung kuning tersenyum, " iya aku jenuh berada di padepokan, Aku izin dengan Guruku untuk bisa membantu kalian disini. 


" Eh pendekar manja, kalian semua hendak ikut memperebutkan mustika ginseng kah? 


Pendekar manja gelengkan kepalannya, " Nona sebelumnya perkenalkan dulu, ini Putri pak Lurah yang akan mengantar kita kekediaman Dewi cinta." Kita semua berada disini bukan untuk memperebutkan mustika,tapi kita akan membantu sang Dewi  melindungi mustika ginseng dari perebutan orang orang jahat. 


"Nona kerudung kuning mengangukan kepala, lalu menjura kepada Nona kerudung hitam,  " Salam kenal kakak ujarnya.. " Salam kenal kembali adik kerudung kuning, senang bisa mengenalmu sebagai sahabatnya pendekar manja dan pendekar cacingan ujarnya. 


Sebentar saja kedua pendekar cantik ini sudah terlihat akrab,kicau burung yang ceria pagi ini kalah rame dengan bincang ceria kedua gadis manis ini. Pokoknya cerita ngalor ngidul lah. Dari cerita ilmu silat sampai  cerita masakan yang enak enak. Buat pendekar manja dan pendekar cacingan menelan ludah bawaan laper ha-ha-ha.

                                        * 


Kita tinggalkan terlebih dahulu ke empat pendekar yang sedang melakukan perjalanan. Sekarang kita kunjungi kediaman sang Dewi.


Rumah kediaman sang Dewi tidaklah semewah yang kita bayangkan, hanya rumah sederhana namun exotic karena didalamnya terdapat banyak karya seni lukisan dan sajak sajak indah. 


Pengagum Seni sudah pasti akan betah berada dirumah itu. Walaupun isi tulisan tulisan sajak banyak menuangkan susana hati yang sedih. Namun tidak membuat kita hanyut dalam kesedihan karena sajak sajak itu dibuat dengan tulisan yang begitu indah.  


"Ha-ha-ha...Dewi Cinta keluarlah! Tiba tiba telah berdiri 4 orang kakek dan satu orang nenek dipekarangan rumah sang Dewi. 


Kakek pertama bertubuh gendut berkepala botak,kakek inilah yang tertawa tawa dengan menggunakan tenaga dalam. Jika orang biasa yang mendengar suara ketawa ini sudah bisa dipastikan mampus dengan gendang telinga pecah. 


Kakek kedua bertubuh kebalikannya dari kakek pertama.. tubuhnya kurus kering seperti cicak mati dan berambut gondrong. 


Kakek ketiga bertubuh tinggi sekali,kaki dan tangannya tampak lebih panjang dari manusia pada umumnya. 


Kakek ke empat kebalikannya,sangat pendek seperti orang kate, berwajah lucu seperti anak anak. 


Dan yang kelima adalah seorang nenek pesolek. Gayanya tengil dan seperti merasa gadis umur 19 tahun.. centil dan genit.. 


Kelima tokoh yang datang kekediaman Dewi ini bukanlah tokoh sembarang, mereka adalah tokoh tokoh Sakti yang sepuluh tahun yang lalu pernah menggemparkan dunia persilatan dengan kejahatan dan kekejaman mereka. Sejak dikalahkan oleh Eyank gurunya pendekar manja, mereka semua mengasingkan diri dan memperdalam ilmu ilmu kesaktiannya.


Bersambung..

No comments:

Post a Comment

KEBIJAKAN PIMPINAN DAERAH MEMBANGUN KABUPATEN KONSERVASI

Komitmen politik pemerintah daerah untuk membangun Kabupaten Lampung Barat berdasarkan prinsip-prinsip konservasi tampak pada visi dan misi ...