Apriyan Sucipto

Apriyan Sucipto
Rimba Raya

Friday, April 2, 2021

03 April

 03  APRIL 


Kita pernah bersikukuh soal siapa diantara kita yang paling April, jauh sebelum akhirnya kita sadari bahwa selain realistis dan idealis. ada hal yang  jauh lebih menarik, sebelum berhenti menuhankan diri sendiri. hubungan pertemananlah sebenarnya yang saling mempengaruhi dan maksud sebuah tulisanlah yang saling mempengaruhi. 

April kita, walau pernah sampai di satu titik, adakalanya sama adakalanya tidak bicara. nikmat kopi kagumi senja, dari perjalanan satu ke perjalanan  yang lainnya, lantas kemudian menghilang satu sama lain demi temukan oksigen yang lebih segar. 

Apakabar Aprilmu Aprilku? ingatkah engkau bahwa kita sempat ada di beberapa puluh bulan yang teramat sering tanpa kabar, akan tetapi akhirnya dipertemukan jua. seperti hari itu yang tak sengaja berada di kota yang sama lalu meminta bertemu meski sekedar santai berdua.

Di kedai tua dengan sikap kau yang bodo amat. Aku sedang dekat dengan siapapun aku yang tak peduli engkau sedang milik siapa, tak sedikitpun khawatir pada perasaan yang seharusnya di jaga. 

meski penuh karat dikebal pisah, rencana itu tak akan lapuk tertimbun usia. sepasang dari kita kini telah sempitkan waktu. 

Kesempatan rencana-rencana berpetualangan itu tetap memilih rapi di salah satu catatan kelana yang ungguli kenyataan, barangkali sewaktu tiba tanpa memberi suara dan tanda. 

Kini kita akui saja, bahwasanya diantara kita tak ada satupun yang paling april, sebab dimasing-masing jalan ninja yang kita pilih dan sehebat apapun pertemanan seorang perempuan dan seorang lelaki sepantasnya akan kalah dikikis hubungan baru paska pelaminan. 

hey April...

tetaplah menjadi versi terbaik biar tak satupun mereka bilang bahwa kita melankolis meski sebenarnya kita lebih memilih idealis ketimbang realistis.

03 April 2021. 




 

Wednesday, December 2, 2020

Istiqamah Lebih Baik dari Seribu Keramat

 



Manusia selalu berkeinginan, ingin ini, ingin itu banyak sekali, manusia berusaha mencapai semua impiannya, 

Didalam perjalanan hidupnya manusia, dimulai dari sejak ia mengenal pendidikan sampai dengan masuk didunia kerja. 

Tentunya, sebagai upaya pencapaian cita citanya, banyak sekali warna usaha.. Ada yang begini  ada yang begitu, ada yang usaha keras.. Ada, yang kordinasi sana sini, tapi ah.. Ada juga yang usaha sekedar nya, tapi dilakukan dengan profesional dan penuh tanggung jawab. 

Kemudian di beberapa kesempatan, saat bincang bincang dengan teman sejawat, aku goda mereka dengan cerita candaan kepada mereka bahwa.. 

"Semalam saya bertemu Albert Einstein, beliau berpesan agar terus istiqamah  dalam belajar. Seperti yang banyak diyakini para Sufi, Einstein juga menyatakan: "Istiqamah lebih baik dari seribu keramat".

Dari pertemuan tersebut, hikmah yang dapat saya petik adalah: apapun jenis jimat yang kita gunakan, tak akan bermanfaat tanpa istiqamah.

Kami tutup, cerita malam tadi dengan menghabiskan minuman kopi, yang kami bawa masing masing dari rumah. 


(apn)

Wednesday, November 18, 2020

MACAM MACAM SIMAKSI DAN PENJAHAT KONSERVASI

 


Masalah SIMAKSI (SURAT IZIN MASUK KAWASAN KONSERVASI) dan Ticket Masuk ini masih belum clear juga rupanya. Kalau perbedaan Simaksi dan Ticket masuk ini mungkin sudah jelas ya beda fungsinya? Atau belum juga?

Simaksi ini adalah Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi, apapun itu bentuknya. Beberapa kawasan konservasi ini bisa berupa kawasan hutan dan gunung, sabana, hutan saja, gunung saja, atau wilayah perairan laut. Misalnya Gede Pangrango, atau Way Kambas itu masuk kawasan konservasi dengan status Taman Nasional. Ada lagi Gunung Krakatau yang merupakan kawasan Cagar Alam (CAL). Ada Pulau Rambut yang statusnya Suaka Margasatwa, juga ada Taman Nasional Kepulauan Seribu., dll

Memang ada beberapa yang tidak perlu SIMAKSI untuk masuk kawasan konservasi. Tapi ini biasanya hanya berlaku di kawasan penyangga atau zona pemanfaatan. Beberapa air terjun atau bumi perkemahan misalnya di kawasan Taman Nasional yang berada di zona penyangga atau zona pemanfaatan, hanya perlu ticket masuk saja. Tapi untuk masuk lebih kedalam kawasan perlu Simaksi. Contohnya di Curug Nangka, atau Buper Sukamantri, itu masuk kawasan Taman Nasionnal, tapi di zona pemanfaatan yang difungsikan sebagai Obyek Wisata Alam, jadi ya cukup bayar ticket saja di hari kedatangan.

Nah SIMAKSI sendiri ada bermacam-macam. Jika teman-teman sering naik ke Gede Pangrango, pasti sering membuat SIMAKSI. Simaksi yang kita pakai adalah Simaksi Pendakian. Ada juga Simaksi untuk penelitian. Juga Simaksi untuk pembuatan film atau pengambilan atau pembuatan video komersial. Juga Simaksi pengambilan atau pembuatan foto komersial. Misalnya untuk iklan atau foto prewedding. 

Yang sangat familier, Simaksi untuk Pendakian, sudah bisa diurus secara online. Untuk Penelitian, pembuatan film atau video komersial, foto komersial, dll harus dibuat secara offline, dengan membuat proposal, surat pengajuan dan akan dipelajari oleh Balai Taman Nasional atau BKSDA. Belum tentu juga diberikan Simaksinya. Pengajuan ini harus berisi apa tujuannya, berapa lama akan berada di kawasan, berapa orang yang ikut, membawa peralatan apa saja, mau lewat jalur mana saja dan kemana saja tujuannya. Ini haus detail.

Setelah Proposal atau pengajuan disetujui, baru yang mengajukan Simaksi ini membayar PNBP atau Penerimaan Negara Bukan Pajak ke rekening kas negara. Setelahnya baru Simaksi akan diterbitkan oleh BKSDA atau Taman Nasional. Beberapa kali saya mengajukan Simaksi untuk penelitian. Sekarang masa berlaku Simaksi ini adalah 3 bulan, dan bisa diperpanjang lagi. Setelah selesai penelitian, kita juga wajib menyerahkan hasil penelitiannya. Ketika membuat program dokumenter untuk stasiun televisi swasta pun saya mengurus Simaksi. Dalam pengajuan Untuk foto komersial, seperti prewedding dan iklan 2,5 juta rupiah. untuk penambahan alat berupa pesawat nir awak dengan video atau drone,  tarif PNBP nya adalah 10 juta rupiah. 

Semua pengajuan Simaksi ini, juga wajib menyerahkan data berupa foto dan/atau video yang kita hasilkan selama berada di kawasan konservasi. Karena segala apa yang ada di kawasan konservasi ini mempunyai property right. Dan pemegang property right ini adalah Pemerintah. Hasil foto maupun audio visual yang dihasilkan, tanpa SIMAKSI, apalagi untuk keperluan komersial, bisa saja kalau BKSDA atau Balai Taman Nasional iseng, mereka bisa menuntut atas pelanggaran hak cipta sesuai Undang-Undang Hak Cipta. Sanksi pidananya adalah kurungan selama-lamanya 5 tahun dan atau denda sebanyak-banyaknya 1  Milyar.

Lalu apakah ada yang nakal menyalahgunakan Simaksi? Banyak! Misalnya mau bikin foto prewedding, tapi pakainya Smaksi Pendakian. Mau bikin tayangan komersial buat TV, pakainya Simaksi Pendakian, kan ngirit jutaan itu. Ada juga yang bahkah prewedding di Cagar Alam tanpa izin. Ada juga yang bikin konten komersial di kawasan Taman Nasional, pakai Simaksi Pendakian, doubel atau telat turun dengan alasan badai. Ini bukan salah peraturannya yang hanya 2 hari 1 malam. Tapi harusnya mengurus Simaksi untuk kegiatan pembuatan video komersial, jadi minta waktu 1 minggu atau 2 minggu pun nggak masalah. Atau mungkin mau ngirit bayar PNBP yang 5 juta dan drone 10 juta itu. Tapi kan sebenarnya bisa disiasati dengan nyari sponsor. Ah, tapi memang banyak yang nakal. Orang-orang seperti ini, menyalahgunakan Simaksi, berarti melanggar UU Konservasi, bukan nakal lagi, tetapi bisa saja disebut “Penjahat Konservasi”.

Yang celaka adalah jika pelaku “Penjahat Konservasi” ini adalah public figure yang punya fans atau pengikut banyak. Kejahatannya itu akan dianggap kebenaran, dan alasan atau argumen pembelaan apapun akan diaminin oleh fans dan pengikutnya. Berani mengkritik, walaupun konstruktif, kita akan diserang oleh pasukannya.

Harusnya ya didenda sesuai tarif PNBP yang seharusnya dia urus. Ketika ternyata dia mengurus Simaksi Pendakian tapi melakukan kegiatan pengambilan atau pembuatan video komersial, apalagi sampai menggunakan Drone, suruh ngurus Simaksi ulang aja, dan bayar PNBP nya, untuk video komersial dan drone. 

Salam Wildlife – Apriyan Sucipto, SH, MH, Esy WK. 

Saturday, November 14, 2020

SELAMAT JALAN MAESTRO, GAUNG DAN DENTUM YANG KAU JAGA AKAN ABADI DI SELURUH DUNIA

 



Dalam masa hidupnya, Rahayu Supanggah membawa seni tradisi gamelan ke level dunia. Dalam berbagai kesempatan Pak Panggah - demikian dia akrab disapa ketika masih hidup - memperkenalkan gamelan ke penjuru dunia. Dia juga mendedikasikan diri sebagai dosen di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Jawa Tengah.

Panggah, sebagai maestro gamelan, sudah melanglang buana mengajar dan berkolaborasi dengan berbagai musisi dunia. Pada 1965, Panggah termasuk dalam rombongan kesenian yang dikirim Bung Karno untuk belajar ke Tiongkok, Korea, dan Jepang.

Pada tahun 1987, Panggah memperkenalkan seni tradisi gamelan ke Inggris. Upaya itu membuahkan hasil, hingga terbentuk sebuah komunitas gamelan di Inggris bernama Southbank Gamelan London. Dalam perkembangannya, salah satu warga Inggris bernama Cathy Eastburn yang kepincut dengan gamelan mengembangkan musik ini di Inggris. Cathy sempat belajar gamelan ke Solo, untuk kemudian kembali ke Inggris.

Kemudian Cathy membawa gamelan kepada para narapidana di Inggris. Gamelan digunakan untuk terapi para narapidana. Musik gamelan yang lembut dianggap dapat memberi efek rasa tenang, dan teduh bagi narapidana.

Salah satu kolaborasi Panggah paling ikonik yang pernah dilakoninya adalah tergabung bersama grup kuartet instrumen gesek bernama Kronos asal Amerika Serikat.

Panggah juga sempat berkolaborasi dengan sutradara Garin Nugroho dalam penggarapan film Opera Jawa (2006) dan Setan Jawa (2016). (Sumber; medcom.id)

Sunday, November 8, 2020

Rehabilitasi Mangrove Tuntas, Rakyat Mentas"

 


Alhamdulillah kegiatan Padat Karya Penanaman Mangrove (PKPM) di seluruh wilayah Indonesia semakin meningkat dalam progres dan realisasinya. 

Kemarin saya mengunjungi Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Selain meninjau pelaksanaan PKPM, saya juga ikut menanam mangrove bersama masyarakat setempat.

Atas arahan Presiden Jokowi, PKPM dilaksanakan sejak September, dengan penanaman secara nasional seluas 15.000 ha. Namun setelah dicek lapangan, ternyata bisa mencapai 16 ribu ha lebih, melibatkan lebih dari 35.000 orang, atau bila dihitung melibatkan lebih dari 1,5 juta hari orang kerja (HOK).

Di lokasi yang saya kunjungi ini, masyarakat bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore, dan mendapatkan uang 80ribu/hari. Uangnya langsung ditransfer ke rekening masing-masing masyarakat.

Kegiatan PKPM mendapat respons yang bagus menggerakkan ekonomi di masa pandemi, dan dukungan bagi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), dengan nilai anggaran Rp 406,1 Milyar untuk penanaman mangrove seluas 15.000 Ha.

KLHK terus memperluas cakupan kegiatan Padat Karya (PK/cash for work) di 34 provinsi, dan ke depan direncanakan akan menanam sampai 600.000 ha.

PKPM ini bertujuan melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat pesisir. Mangrove juga memiliki peran penting dalam usaha Indonesia mengurangi emisi karbon. Pemerintah tengah menyiapkan skema dan perhitungan yang tepat agar masyarakat mendapatkan nilai ekonomi karbon juga.

Selain melalui penanaman mangrove, kegiatan padat karya setiap tahun dilaksanakan KLHK melalui rehabilitasi hutan dan lahan, pembuatan bangunan sipil teknis konservasi tanah dan air, pembuatan dan penanaman kebun bibit rakyat (KBR), yang melibatkan masyarakat lebih dari 5,9 juta HOK setiap tahun.

#SitiNurbayaBakar


Saturday, November 7, 2020

Ego Manusia dan Tugas Sebagai Rimbawan

 


Ego manusia terdiri dari pikiran (thought) dan emosi (emotion). Ego adalah sejumlah memori yang kita identifikasi sebagai ”saya” atau ”me” dan ”my story”, kebiasaan yang kita perankan tanpa kita mengetahuinya, identifikasi kolektif seperti kebangsaan, agama, suku, kelas sosial, atau aliansi politik. 

Ego manusia juga berisi identifikasi personal, bukan hanya dengan kepemilikan, tetapi juga pendapat, penampilan luar, dendam, kebencian yang lama, atau konsep tentang diri kita yang lebih baik atau sama baiknya dengan yang lain, sukses dan kegagalan. 

Sedangkan di dalam pikiran manusia terdapat pula suatu elemen yang kuat yang disebut sebagai  kesakitan mental secara kolektif.   

Tidak ada yang boleh bermain-main dengan tugas sebagai rimbawan, Tugas mulia yang diemban oleh kita sebagai “tamu di bumi karena sejatinya Bumi telah di ciptakan terlebih dahulu sebelum kita di Ciptakan” 


Wiratno Dirjen KSDAE

#KementrianLHKRI


Wednesday, October 28, 2020

Wanatani atau agroforestry



Wanatani atau agroforestry adalah suatu bentuk pengelolaan sumber daya yang memadukan kegiatan pengelolaan hutan atau pohon kayu-kayuan dengan penanaman komoditas atau tanaman jangka pendek, seperti tanaman pertanian. Model-model wanatani bervariasi mulai dari wanatani sederhana berupa kombinasi penanaman sejenis pohon dengan satu-dua jenis komoditas pertanian, hingga ke wanatani kompleks yang memadukan pengelolaan banyak spesies pohon dengan aneka jenis tanaman pertanian, dan bahkan juga dengan ternak atau perikanan.

Dalam bentuk yang dikenal umum, wanatani ini mencakup rupa-rupa kebun campuran, tegalanberpohon, ladang, lahan bera (belukar), kebun pekarangan, hingga hutan-hutan tanaman rakyat yang lebih kaya jenis seperti yang dikenal dalam rupa talun di Jawa Barat, repong damar di Lampung Barat, parak di SumatraBarat, tembawang (tiwmawakng) di Kalimantan Barat, simpung (simpukng)dan lembo di Kalimantan Timur, dan lain-lain bentuk di berbagai daerah di Indonesia.

Aneka bentuk wanatani ini sebetulnya mencerminkan strategi pengelolaan sumberdaya oleh petani. Tidak seperti halnya perkebunan-perkebunan besar yang dikelola perusahaan, kebanyakan kebun atau hutan rakyat tidak dikelola hanya untuk menghasilkan satu komoditas atau produk. Petani umumnya mengharap kebun atau ladangnya dapat menghasilkan tanaman panganutama (misalnya padi atau jagung), atau tanaman yang bernilai ekonomi tinggi (seperti kopi, cengkih, karet dll.), ditambah dengan produk-produk lain yang sifatnya subsisten seperti kayu bakar, tanaman rempah dan obat, pakan ternak, aneka hasil lainnya.

Variasi unsur-unsur dalam wanatani itu kurang lebih dapat disederhanakan, sbb.:

perpaduan antara tanaman keras (jangka panjang: pohon-pohonan) dengan tanaman semusim (pertanian jangka pendek)

perpaduan tanaman utama (sumber pangan, komoditas ekonomi) dengan tanaman sampingan

perpaduan tanaman penghasil dengan tanaman pendukung (misalnya kopi atau kakao, dengan pohon-pohon peneduhnya)

perpaduan tanaman dengan musim atau umur panen berbeda-beda: padi ladang, mentimun, kopi, damar matakucing, durian.

perpaduan pengelolaan pohon-pohonan dengan perikanan (tambak, balong, embung), dikenal juga dengan istilah silvofishery

perpaduan dengan pemeliharaan ternak (silvopasture) atau pemeliharaan lebah: hutan sebagai penghasil pakan ternak atau lebah, seperti di Sumbawa.

Pola-pola sederhana ini kerap dipraktikkan petani untuk memaksimalkan hasil, terutama di wilayah-wilayah padat penduduk. Pohon-pohon turi, randu, atau jati kerap ditanam pada pematang atau sebagai pembatas petak-petak sawah atau tegalan, di mana tanaman semusim ditanam. Turi membantu menyuburkan tanah dan bunganya dimanfaatkan sebagai sayuran; randu menghasilkan buah kapuk; dan dari jati diharapkan kayunya yang mahal harganya. Bentuk lain adalah pertanaman jeruk atau mangga, yang ditanam pada gundukan-gundukan tanah di tengah sawah.

Pada sisi yang lain, pola yang mirip dimanfaatkan dalam membangun hutan. Pola tumpangsaridalam menanam hutan jati atau hutan pinus di Jawa, adalah satu bentuk wanatani sederhana. Dalam tumpangsari, petani pesanggem dibolehkan memelihara padi ladang, jagung, ketela pohon dan lain-lain di sela-sela larikan tanaman pokok kehutanan (jati, pinus, dll.) yang baru ditanam. Biasanya pada tahun ketiga atau keempat, setelah tanaman hutannya merimbun dan menaungi tanah, kontrak tumpangsari ini berakhir.

Ilmu agroforestri klasik (classic agroforestry) banyak berkutat dengan model-model wanatani sederhana ini.





KEBIJAKAN PIMPINAN DAERAH MEMBANGUN KABUPATEN KONSERVASI

Komitmen politik pemerintah daerah untuk membangun Kabupaten Lampung Barat berdasarkan prinsip-prinsip konservasi tampak pada visi dan misi ...