Apriyan Sucipto

Apriyan Sucipto
Rimba Raya

Sunday, August 30, 2020

CANTIK BERAWAL DARI BATHIN BUKAN CERMIN

 

Add caption

Setiap perempuan pastinya ingin terlihat cantik. Sayangnya definisi cantik sejauh ini masih sangat bias. Selama ini ukuran cantik itu buat mereka yang memiliki tubuh tinggi, langsing, berkulit putih dan berhidung mancung. Beberapa perempuan mungkin terlahir cantik karena Anugerah Allah SWT. Lalu bagaimana yang tidak dianugerahi kecantikan secara fisik? Apakah harus mati2an operasi plastik atau sinar laser ? tapi inilah realitas dunia, definisi cantik telah diintervensi demikian jauh oleh citra media dan industri. 

Ada pihak yang berpendapat bahwa kecantikan lahiriah itu tidak penting, karena ada kecantikan lain yang bernama inner beauty. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa kecantikan lahiriah itu tidak kalah penting. Kendati demikian, kecantikan fisik bukanlah segala-galanya, sebab buat apa kita cantik jika hati kita tidak cantik dan perilaku kita tidak baik?? 

Disini saya memuat 3 konsep cantik yang saya dapet dari beberapa sumber…

“Inner Beauty Lebih Penting”

Seorang perempuan dikatakan cantik kalau pancaran inner beauty-nya keluar. Kecantikan batin itu lebih penting ketimbang cantik secara fisik.  Kecantikan batin bisa tercermin dari perilaku, norma dan keimanannya. Jika perempuan sudah menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai ajaran agama, insya Allah ia akan cantik lahir batin.

Pada dasarnya memang perempuan harus merawat dirinya agar selalu terlihat cantik. Namun jangan sampai mengubah bentuk fisik yang ada, seperti operasi plastik.

Jangankan operasi plastik, mencukur alis saja tidak boleh dalam islam. Untuk itu kepada kaum perempuan agar bisa bersyukur atas segala yang telah Allah berikan pada kita. Untuk menjadi cantik tidak harus mengubah bentuk wajah kita, tapi rawatlah kecantikan secara alami. Insya Allah dengan perilaku yang baik, keimanan yang terjaga, akan membuat cantik secara lahir dan batin.

“Cantik itu Menyangkut Kematangan Pribadinya”

Cantik jika dilihat dari kaca psikologi, tidak hanya mencakup cantik fisik seperti berkulit putih, tinggi, langsing. Melainkan menyangkut aset yang ada dalam dirinya yaitu kematangan pribadi sesuai umurnya. Jika ia berusia 20 atau 30 tahun, kematangan pribadinya akan terlihat dari tanggung jawab sosialnya, lebih kalem dan berpikiran positif pada lingkungan. Dalam aspek psikologi, cantik itu menyangkut keseluruhan, baik fisik maupun dari dalam seperti cara berbicara, tingkah laku, ekspresi wajah, body language dan sebagainya. Cantik fisik itu perlu, tapi itu saja tidak cukup. Bisa saja seseorang itu cantik, tapi dia bertampang sinis atau pemarah, sehingga wajahnya tidak enak untuk dilihat. Untuk itu kecantikan dari dalam jauh lebih penting ketimbang kecantikan fisik semata. Bisa jadi seseorang itu cantik namun begitu diajak bicara tidak nyambung, maka citra dalam dirinya pun akan langsung hilang karena tidak ada pancaran kecantikan dari dalam.

“Media Telah Membentuk Persepsi Kecantikan”

Secara langsung maupun tidak langsung, media telah membentuk bahwa perempuan dikatakan cantik apabila mereka memiliki kulit putih, tinggi dan langsing. Hal ini dapat dilihat dari hampir semua iklannya. Seharusnya industri kosmetik boleh saja mengiklankan produknya tanpa harus melecehkan perempuan yang kurang cantik. Pada dasarnya semua ini terkait dengan kapitalisme, karena media massa nerupakan sebuah identitas bisnis. Media mempunyai kecenderungan untuk menampilkan sosok tertentu yang indah dipandang mata dan disenangi public. Semua ini karena ada kepentingan secara ekonomi dengan produsen kosmetik dan alat kecantikan, fashion dan kebugaran.

No comments:

Post a Comment

KEBIJAKAN PIMPINAN DAERAH MEMBANGUN KABUPATEN KONSERVASI

Komitmen politik pemerintah daerah untuk membangun Kabupaten Lampung Barat berdasarkan prinsip-prinsip konservasi tampak pada visi dan misi ...