Indonesia melalui Kemenristek dan BRIN terus mendorong berbagai inovasi teknologi untuk mengatasi covid-19, termasuk diantaranya percepatan penemuan bibit vaksin covid-19. Dimana, guna mempercepat pengembangan inovasi terkait covid-19, Menristek/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro menyebutkan saat ini terkumpul dana Rp 200 miliar untuk penelitian vaksin, pembuatan obat, penyediaan alat test kit dan alat kesehatan ventilator.
Seperti apa upaya Kemenristek dalam mendorong inovasi mengatasi covid-19? Selengkapnya saksikan dialog Erwin Surya Brata dengan Menristek/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Rabu, 27/05/2020)
Percayalah. Lebih mengerikan melihat statistik jumlah orang yang di PHK, daripada statistik jumlah orang positif Corona sekarang ini. Yang ribut biasanya kelas menengah yang hidup ketakutan meski masih bisa makan, tapi kelas bawah perut laparnya gak akan bisa ditahan.
"Berdamailah dengan Corona.." Kata Presiden beberapa hari lalu.
Ya mau tidak mau, kita harus realistis dan menatap ke depan bahwa kita sekarang harus membangun benteng2 besar supaya tsunami resesi tidak masuk ke halaman, daripada sibuk mengutuk gempa Corona yang kemarin datang..
Memangnya mau berapa lama lagi kita harus hidup dalam ketakutan ??
Pemerintah hanya dapat menahan lockdown untuk jangka waktu tertentu. Penguncian akan berakhir perlahan. Pemerintah juga tidak akan menunjukkan keketatan seperti itu karena pemerintah pada saat itu telah membuat Anda mengetahui tentang Corona (COVID-19), jarak sosial, sanitasi tangan, dll.
Anda juga melihat peningkatan jumlah pasien Covid di negara ini.
Dikisahkan Walu Nateng Dirah (Calonarang) memiliki putri semata wayang yang cantik, Diah Ratna Manggali, namun tidak seorang pun berani memperistrinya, alasannya karena penduduk percaya bahwa Calonarang menguasai ilmu hitam (tĕluh).
Hal ini membuat Calonarang marah & menghadap Ida Bhaṭārī (Durgā) agar bisa membinasakan penduduk Daha, Kediri. Ida Bhaṭārī menganugrahkan Mantra Pangiwa Batur Kālikā dengan syarat Calonarang hanya bisa menggunakan pangiwa itu sebatas penduduk pinggiran saja. Tak lama, benarlah banyak penduduk Daha yang sakit & mati, hingga membuat Raja Erlangga menjadi sangat marah.
Rencananya, Calonarang hendak dibunuh saat tidur namun upaya itu gagal, kemarahan Calonarang semakin menjadi-jadi. Diiringi oleh murid-muridnya, Lendi; Larung; Guyang; Gandi; Weksirsa & Mahesawedana, mereka pergi ke kuburan untuk menghadap Ida Bhaṭārī.
Calonarang kemudian menemukan mayat yang mati pada Sabtu-Kliwon, lalu diikatkan pada pohon Kepuh. Mayat tersebut dihidupkan dengan mantra Dwiakṣara untuk dijadikan caru, setelah hidup kepalanya dipenggal hingga terpental & darahnya menyebur. Darah tersebut dipakai untuk mencuci rambut oleh Calonarang, ususnya dijadikan kalung, & dagingnya dipersembahkan. Bhagawatī Durgā mengabulkan permohonan Calonarang agar seluruh kerajaan binasa, sampai ke tengah.
Singkat cerita Mpu Bharadah (utusan raja Erlangga) merancang untuk mengirim anaknya, Mpu Bahula, agar melamar Ratna Manggali (motif ingin mencuri pustaka Calonarang). Mpu Bharadah berhasil mengambilnya & heran, mengapa pustaka yang berisi ilmu suci & kebaikan itu dipakai oleh Calonarang untuk mencelakai orang lain. Ilmu pegangan tersebut merupakan "ilmu putih", namun diaplikasikan untuk hal-hal buruk oleh Calonarang.
Terjadi pertemuan antara Calonarang & Bharadah yang berujung pada pertarungan mereka. Mpu Bharadah mengeluarkan Siwāni & berlindung pada Mantra Dasabayu (Pangraksa jiwa). Singkatnya, Calonarang kalah, lalu mati. Kemudian Mpu Bharadah menghidupkannya kembali lalu mengajarkan jalan pelepasan agar Calonarang bisa mati dengan baik, & saat Calonarang sudah suci kemudian ia disebut Rabut Jirah.
Literasi: Ilmu Tantra Bali
Photo: @1987.photoshoot
Di depan sebuah rumah berpilar balok dengan teras berundak, Soekarno muda memakai setelan belangkon, jas putih, berdasi, dan berkain batik. Ia berdiri di samping kanan Inggit Garnasih yang duduk berkebaya warna gelap.
Di sisi kiri Inggit berdiri suaminya, Uci Sanusi, yang berkumis tebal dan berpeci hitam. Di samping kiri Uci kemudian ada Siti Utari, yang seperti Inggit, duduk di kursi dan berkebaya warna terang. Di sekitar mereka ada sepuluh orang lain yang diataranya pelayan rumah.
Itu foto tahun 1921, ketika Soekarno baru tiba di Bandung untuk kuliah di kampus teknik yang sekarang bernama ITB. Soekarno dan Utari pengantin baru. Namun, kenapa ia tak berdiri dekat istrinya, melainkan mengapit Inggit bersama suaminya?
Di bingkai foto berikutnya, Soekarno dan Inggit duduk berdampingan di halaman rumah panggung Inggit di Jalan Ciateul, Bandung. Soekarno ketika itu baru keluar dari penjara Sukamiskin pada 1931. Terlihat pula wajah Otto Iskandar Dinata dan Ali Sastroamidjojo di foto bersama itu.
Sebanyak 68 foto ukuran masing-masing 12R atau sekitar 30 x 40 sentimeter persegi tengah berkisah tentang penggalan hidup Inggit Garnasih di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung. Pameran foto rangkaian kegiatan Bulan Cinta Inggit Garnasih tersebut berlangsung 24-28 Februari 2015.
Kebanyakan foto berwarna hitam putih. Sebagian telah berubah warna menjadi cokelat kemerahan. Lembaran dokumentasi foto seperti itu umumnya ketika Inggit menjadi istri kedua Soekarno pada kurun 1930-an hingga hidup bersama di tanah pembuangan Ende, Flores, sampai Bengkulu.
Soekarno dan Inggit, setelah bercerai dengan pasangan hidup sebelumnya, menikah pada 24 Maret 1923. Inggit kemudian menggugat cerai Soekarno karena enggan hidup dimadu pada 1942. Sebuah foto hitam putih merekam suasana haru ketika pada 1960 Soekarno datang ke rumah mereka dulu di Jalan Ciateul, Bandung, untuk menjenguk Inggit yang sakit dan telah renta.
Foto dari samping kiri wajah Soekarno itu merekam tatapannya ke Inggit yang sedang menoleh ke kanan, seperti sedang bicara dengan orang lain di sisi kanan mantan suaminya. Dalam jarak intim itu, telapak tangan Inggit bersandar di dada kiri Soekarno.
Penyelenggara pameran, Agus Bebeng, mengatakan acara tersebut sama sekali tak berniat untuk mengkultuskan Inggit yang lahir di Banjaran, Bandung, pada 17 Februari 1888. "Hanya untuk mengingatkan kembali sesosok ibu yang sederhana dan setia mendampingi perintis kemerdekaan," katanya, Kamis, 26 Februari 2015. Kado sederhana itu sekaligus menggugat tempat yang pantas untuk Inggit di sejarah dan perjalanan bangsa ini.
Semua koleksi foto tersebut simpanan Tito Asmara Hadi. Ia putra Ratna Djuami, anak angkat Soekarno dan Inggit. Banyak kisah sekaligus misteri dari foto-foto itu terkait kehidupan Inggit dan Soekarno karena tak semua foto dilengkapi keterangan. Kalau pun ada, ceritanya hanya singkat dan tidak banyak menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi saat itu dan peristiwa setelahnya.
Pada sebuah foto hitam putih misalnya, ketika Soekarno, Inggit, dan keluarga pendamping dari Bandung dibuang Belanda ke Bengkulu pada kurun 1938-1942. Di lapangan bulu tangkis terbuka di sela pohon kelapa tinggi, Inggit duduk pada baris paling depan di sisi lapangan menonton Ratna Djuami bermain badminton dengan tiga perempuan lain.
Di belakang kursi Inggit, Soekarno duduk bersebelahan dengan Fatmawati yang berkerudung. Setelah itu sejarah mencatat Soekarno menikahi Fatmawati. Inggit mangkat pada 13 April 1984 dan dimakamkan di Bandung.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendatangi Summarecon Mall Bekasi di Jawa Barat. Jokowi mengaku ingin memastikan mengenai penerapan normal yang baru atau new normal di kawasan itu.
"Pada siang hari ini saya datang ke Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat untuk memastikan pelaksanaan kesiapan kita dalam menuju ke sebuah tatanan baru, ke sebuah normal yang baru," ujar Jokowi di Summarecon Mall Bekasi, Selasa (26/5/2020).
Jokowi meminta jajaran TNI dan Polri berada di lapangan langsung. TNI dan Polri diminta Jokowi untuk mendisiplinkan publik untuk tetap mengikuti protokol kesehatan.
"Kita ingin TNI Polri ada di setiap keramaian-keramaian untuk lebih mendisiplinkan masyarakat agar mengikuti protokol kesehatan yang telah kita sepakati lewat PSBB," kata Jokowi.
Jokowi sebelumnya juga melakukan kegiatan serupa di stasiun MRT di Bundaran HI, Jakarta Pusat. Jokowi meminta publik tetap produktif tetapi tidak abai terhadap ancaman virus corona baru (COVID-19).
"Kita ingin tetap produktif tapi aman COVID, produktif dan aman COVID," ujar Jokowi.
Sebagai muslim, kita mengetahuai bahwa Allah SWT tidaklah menciptakan kita kecuali untuk menyembah kepada-Nya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.“ (QS. Az-Dzariyat: 56).
Ketika masih berada di alam rahim, Allah SWT telah mengambil perjanjian kesiapan dari manusia untuk menyembah hanya kepada-Nya. Ruh tersebut menjawab dengan tegas bahwa mereka bersaksi tiada Tuhan selain Allah yang berhak mereka imani dan mereka sembah. Allah bertanya kepada ruh tersebut:
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang lengah terhadap (ketauhidan) ini” (QS. Al-A’raf: 172)
Di dalam kehidupan ini ada berapa tipologi keluarga. Marilah sejenak kita melihat satu persatu dari tipologi yang pernah dijelaskan dalam al-Quran. Ada keluarga yang baik bapak ibunya, namun anaknya durhaka; seperti Nabi Adam salah seorang anaknya durhana bakan membunuh saudaranya sendiri. Ada keluarga yang suaminya solih, namun istri dan anaknya durhana melawan ajaran mulia; seperti nabi Nuh yang keluarga justru menjadi musuh dakwahnya. Ada juga yang isterinya solihah, namun suaminya sosok yang sombong dan dholim; seperti Firnaun nan lalim karena mengaku tuhan. Meski demikian, sang Asiyah istri salihah menghamba pada Allah.
Sosok keluarga yang diidamkan adalah seperti keluarga Ibrahim. Seluruh keluarganya solih, Ibrahim adalah suami dan ayah yang solih, bijaksana dan penuh keteladanan. Siti Sarah dan Siti Hajar adalah sosok istri sekaligus Ibu teladan dan keibuan. Begitu juga dengan sang anak, Ishaq dan Ismail adalah anak Ibrahim yang solih hingga kemudian diangkat menjadi utusan Allah.
Setiap kita tentu menginginkan memiliki rumah tangga seperti keluarga Ibrahim. Yang terdiri dari suami bertanggung jawab nan kasih sayang, ditopang dengan kelembutan istri dan keteladanan. Akan menghasilkan anak keturunan seperti Ishaq dan Ismail yang mengetahui ajaran Tuhan dan penuh ketataan.
Dalam momen bahagian penuh kebersamaan ini, marilah kita berdoa dengan doa yang pernah dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim semoga kita diberikan taufiq untuk dapat mewujudkan keluarga mulia sebagaimana yang telah diteladankan oleh Nabi Ibrahim.
Artinya: (Ibrahim berdoa): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh. Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian. Dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan. Dan ampunilah bapakku, karena sesungguhnya ia adalah termasuk golongan orang-orang yang sesat. Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan.(QS. Al-Syu’ara/26: 83-87
Marilah kita bersama-sama kita berusaha untuk menjadi pribadi yang solih dan solihah hingga dapat mewujudkan rumah tangga teladan.
Minal aidzin wal faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin, Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah/2020
Masih di Bulan Juni, bulannya Bung Karno, sebab di bulan inilah Sang Putra Fajar dilahirkan yaitu pada 6 Juni 1901 serta di bulan ini pulalah Sang Proklamator Bangsa itu dipanggil Sang Khalik, 21 Juni 1970.
Kali ini akan diangkat tentang kisah bagaimana negara adikuasa saat itu bahkan hingga sekarang begitu menghormati Bung Karno. Mari kita telusuri kisah saat Soekarno berkunjung ke Amerika Serikat, saat mendapat undangan dari Presiden Dwight Eisenhower.
Para petinggi AS menilai Soekarno memiliki peran sangat besar terhadap Indonesia dan kawasan sekitarnya. Mengundang Soekarno merupakan cara AS untuk memengaruhinya.
Perjudian AS Pada konflik Perang Dingin dengan Uni Soviet, Amerika Serikat menilai membutuhkan kubu yang bisa memperkuat posisinya. Berbagai negara sudah menetapkan posisinya untuk netral, termasuk Indonesia.