Apriyan Sucipto

Apriyan Sucipto
Rimba Raya

Sunday, June 28, 2020

IMPERATIF KATEGORIS


Pernah melihat ada orang yang tetap tidak korupsi, padahal seisi lingkungannya korup? Pernah melihat ada orang yang tetap buang sampah pada tempatnya, sementara seluruh warga di daerahnya buang sampah sembarangan?

Mungkin jangan-jangan kita sendiri yang bersikap seperti itu - yang menganggap bahwa tindakan kita sendiri, jika dibayangkan secara universal, akan membuat kehidupan akan lebih baik -. Itulah etika imperatif kategoris yang dirumuskan oleh Immanuel Kant dalam bukunya yang berjudul "Critique of Practical Reason".

Bagaimana sebenarnya etika imperatif kategoris itu? Apakah ada sisi yang kita bisa kritisi?

Apabila kewajiban merupakan paham apriori akal budi praktis murni—artinya, apa yang menjadi wajib bagi kita tidak dapat ditentukan dari suatu realitas empiris, misalnya suatu kebutuhan, tujuan, nilai, sebagainya—lalu bagaimana kita mengetahui apa yang menjadi kewajiban kita? Apakah kriteria kewajiban moral? Kant menjawab bahwa kriteria itu adalah Imperatif Kategoris.

Apa itu imperatif kategoris? Sebetulnya imperatif kategoris itu sangat sederhana. Ia berbunyi: Bertindaklah Secara Moral! Ada dua segi yang perlu kita perhatikan pada imperatif kategoris.

Pertama, bahwa dia berupa perintah; kedua, bahwa perintah itu kategoris. Sebagai perintah, imperatif kategoris bukan sembarang perintah.

Kant memakai kata imperatif atau perintah bukan bagi segala macam permintaan atau komando, melainkan untuk mengungkapkan sebuah Keharusan (Sollen). Perintah dalam arti ini adalah rasional.

Perintah juga dapat merupakan paksaan, entah paksaan lahiriah, misalnya perintah yang disertai ancaman, entah paksaan batin, yaitu apabila perintah itu disertai tekanan batin. Perintah pemaksa semacam itu hanya ditaati karena paksaan, bukan karena disadari sebagai keharusan.

Perintah yang dimaksud Kant hanyalah perintah yang berdasarkan suatu keharusan objektif. Di situ bukan paksaan, melainkan pertimbangan yang meyakinkan membuat kita taat (hal ini tidak berarti bahwa kita mesti yakin akan kebaikannya).

Keharusan yang dimaksud Kant adalah kewajiban-kewajiban dalam bertindak yang berlaku bagi siapa saja dan tidak berdasarkan yang asal enak saja.

Ada tiga macam perintah atau keharusan seperti itu:

a) Keharusan Keterampilan yang bersifat Teknis; misalnya, kalau mau memakai mobil, harus mengisi bensin dulu;

b) Keharusan Kebijaksanaan Pragmatis; misalnya, kalau mau mengurangi risiko serangan jantung, kurangilah makanan berkolesterol;

c) Keharusan (Imperatif) Kategoris. Dua keharusan pertama tidak mutlak, melainkan hanya berlaku apabila saya menghendaki suatu tujuan. Bentuknya adalah: Kalau saya menghendaki x, saya harus melakukan y. Y memang harus saya lakukan, tetapi hanya apabila saya menghendaki x. Kalau saya tidak peduli terhadap risiko serangan jantung, hal kolesterol juga tidak perlu saya perhatikan lagi. Dua imperatif ini oleh Kant disebut Imperatif Hipotesis, yaitu Imperatif atau Keharusan Bersyarat.

Adapun imperatif kategoris adalah keharusan yang tidak bersyarat, melainkan mutlak. Imperatif itu mengharuskan kita melakukan apa yang wajib tanpa syarat, wajib mutlak. Imperatif kategoris adalah keharusan begitu saja, keharusan yang berlaku tanpa kekecualian, secara niscaya.

Perlu diperhatikan bahwa bentuk gramatikal kalimat dapat menipu. Perintah yang tampak kategoris, misalnya Berhentilah Merokok! tetap hipotesis karena hanya berlaku apabila saya ingin mendukung kesehatan badan saya. Sebaliknya, perintah yang tampaknya bersyarat, misalnya Jika kau melihat orang menderita, bantulah dia! memuat imperatif kategoris atau tak bersyarat karena syarat jika...  itu hanya menjelaskan situasi dan tidak tergantung pada kehendak saya.

Apa bentuk imperatif kategoris? Kita sudah melihat bahwa dalam bentuk yang paling sederhana, imperatif kategoris adalah perintah Bertindaklah secara moral! itulah perintah atau kewajiban moral satu-satunya. Dalam bentuk sikap ini kelihatan dengan jelas kekhasan moralitas bahwa dia tidak tergantung pada berbagai maksud baik atau tujuan atau kondisi, melainkan berlaku di mana saja, kapan saja, dalam situasi apa saja, tanpa kekecualian sama sekali. Tak ada situasi dan kondisi di mana kita tidak wajib bertindak secara moral.

Namun, bagaimana kita bertindak secara moral? Jawaban atas pertanyaan ini adalah rumusan imperatif kategoris Kant yang paling terkenal. Kant merumuskannya sebagai berikut: Bertindak semata-mata menurut prinsip (maksim) yang dapat sekaligus kaukehendaki menjadi hukum umum! Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari pengertian yang kurang tepat.

Yang pertama menyangkut kata prinsip. Dengan kata itu saya menerjemahkan kata maxime (maksim) yang sebenarnya lebih sempit artinya daripada prinsip. Maksim adalah prinsip subjektif dalam bertindak, sikap dasar hati orang dalam mengambil sikap-sikap dan tindakan-tindakan konkret. Jadi, maksim bukan segala macam peraturan atau pertimbangan.

Maksim adalah sikap-sikap dasar yang memberikan arah bersama kepada sejumlah maksud dan tindakan konkret. Misalnya orang yang berniat untuk selalu memperhatikan perasaan orang lain, atau, sebaliknya, yang selalu akan memperjuangkan kepentingannya sendiri, seperlunya dengan mengorbankan orang lain. Jadi, maksim itu dapat baik dan dapat yang tidak baik.

Maksim itu yang menjadi dasar penilaian moral terhadap orang lain. Etika yang mendasarkan diri pada maksim seseorang jauh lebih tepat daripada etika peraturan atau etika norma-norma yang hanya memperhatikan apakah kelakuan seseorang sesuai atau tidak dengan sebuah peraturan atau norma.

Etika yang berdasarkan maksim memperlihatkan sikap hati sumber perbuatan—yang bicara lebih banyak tentang kualitas seorang daripada kesesuaian tindakannya dengan sebuah norma atau peraturan. Hoffe menunjuk kepada empat keuntungan etika maksim atas etika norma-norma.

a) ia juga memperhatikan konteks; sebuah norma konkret belum tentu harus ditaati dalam setiap konteks; sebelum bertindak, konteks tindakan perlu dilihat dulu.

b) keterarahan kepada prinsip-prinsip (maksim) menghubungkan berbagai tindakan dan bagian hidup dalam suatu kaitan makna. Hal itu penting dalam pendidikan. Pendidikan yang hanya menekankan ketaatan kepada peraturan moral, agama, dsb. dekat dengan cara melatih kuda atau lumba-lumba, daripada merangsang sikap-sikap seperti tanggung jawab.

c) prinsip-prinsip itu memperlihatkan watak seseorang. Identitas moral seseorang kelihatan dari maksim yang mendasari kelakuannya.

d) etika peraturan tidak mampu membedakan antara legalitas dan moralitas. Baru pemeriksaan maksim memperlihatkan apakah ada moralitas, kehendak yang mau menghormati kewajiban.

Nah, sekarang kita perlu bertanya: prinsip-prinsip mana yang baik atau moral, mana yang tidak? Itulah yang ditentukan dalam rumusan Imperatif Kategoris yang telah kita lihat. Rumusan itu mengatakan bahwa kita bertindak sesuai dengan kewajiban kita apabila kita bertindak menurut prinsip-prinsip yang sekaligus dapat kita kehendaki berlaku bukan hanya bagi kita, melainkan menjadi hukum pada umumnya, bagi siapa saja. Imperatif ini juga disebut Prinsip Penguniversalisasian.

#sosiologi

Saturday, June 27, 2020

Aku mempunjai istri, jang aku tjintai dengan segenap djiwaku. Namanya Ratna Sari Dewi. Kalau ia meninggal, kuburkanlah ia dalam kuburku. Aku menghendaki ia selalu bersama aku.'


Kalau aku mati, kuburkanlah aku dibawah pohon jang rindang. Aku mempunjai istri, jang aku tjintai dengan segenap djiwaku. Namanya Ratna Sari Dewi. Kalau ia meninggal, kuburkanlah ia dalam kuburku. Aku menghendaki ia selalu bersama aku.'
Djakarta, 6 Djuni 1962
Sukarno

Petikan surat cinta soekarno Memang dari beberapa istri Bung Karno mulai dari Oetari, inggit, fatmawati, yurike sanger hingga heldy djafar memang Ratna sari dewilah yang paling dicintai serta paling cantik postur tubuhnya pun paling bagus diantara yang lainya menurut soekarno, Wanita bernama asli Naoko Nemoko asal jepang disamping cerdas juga paham politik diantara istri istri bung karno yang lain serta dalam urusan ranjang atau seks paling bisa memuaskan Bung Karno dengan berbagai gaya.

beberapa sumber yang saya baca mengatakan ratna sari dewi adalah agen namun kebenaranya pun juga simpang siur yang pasti diantara istri istri bung karno ratna sari dewilah yang paling berkesan di hati Bung Karno.

Bila aku mati kelak, minta kesediaanya Hamka untuk menjadi imam sholat jenazah ku.


Nama Buya Hamka pernah dihancurkan #Pramoedya lewat tulisan di surat kabar Bintang Timur yang merupakan media pro #PKI.

Dalam surat kabar ini terdapat kolom seni-budaya bernama Lentera. Kolom itu diasuh Pramoedya.

Dalam kolom itu, sejumlah satrawan yang kontra PKI diserang termasuk Buya Hamka. #BuyaHamka yang aktif di #Muhammadiyah dan Masyumi yang jelas-jelas kontra PKI menjadi sasaran tembak.

Buya kemudian ditahan karena dianggap melanggar UU Anti-Subversif Pempres No. 11. Ia dituding terlibat dalam upaya pembunuhan #Sukarno dan Menteri Agama saat itu, Syaifuddin Zuhri. Namanya dihancurkan, perekonomiannya dimiskinkan, kariernya dimatikan dan buku-bukunya dilarang beredar sejak itu.

Tetapi, Hamka yang seorang ulama besar Indonesia tidak pernah menyimpan dendam. Bukti shahihnya adalah saat Kafrawi, Sekjen Departemen Agama dan Mayjen Soeryo, ajudan Presiden #Soeharto, datang ke rumah Hamka membawa pesan dari keluarga Sukarno pada 16 Juni 1970.
.
Pesannya, Buya Hamka dengan sangat hormat diminta mengimami shalat jenazah Sukarno. “Jadi beliau sudah wafat?” kata Hamka bertanya kepada Kafrawi. “Iya Buya. Bapak telah wafat di RSPAD, sekarang jenazahnya telah dibawa ke Wisma Yaso.” “Bila aku mati kelak, minta kesediaan Hamka untuk menjadi imam shalat jenazahku,” kata Sukarno berpesan.
.
Hamka terkejut, pesan tersebut ternyata datang seiring dengan kabar kematian Sukarno. Tanpa pikir panjang, beliau kemudian melayat ke Wisma Yaso, tempat jenazah Bung Karno disemayamkan. Sesuai wasiat Sukarno, Buya Hamka pun memimpin #shalat jenazah mantan presiden yang pernah menjebloskannya ke penjara itu.

Hamka bahkan memuji #Soekarno yang membangun Masjid Baitul Rahim di Istana Negara dan Masjid Istiqlal. Beliau pun menyelesaikan tafsir Al-Azhar yang menjadi karya fenomenalnya berkat andil Sukarno.

Sc. Matahati Pemuda

KETERANGAN SAKSI (episode 1)


Keterangan Saksi dipersidangan, diperlukan dalam membangun keyakinan oleh Hakim dalam memeriksa, mengadili dan memutuskan suatu perkara..

Tidak jarang, data yang diperoleh atau Jawaban atas pemeriksaan terhadap saksi mengejutkan.. Hakim dan Majelis persidangan..

Berikut percakapan Hakim dalam Pemeriksaan salah satu Kasus di persidangan.

Jadi apa kapasitas anda disini?
(Tanya Hakim Kepada Saksi)

Saya hanya saksi yang mulia, (Jawab Saksi)

Tolong saudara berikan kesaksian,, .......
Saudara saksi silahkan memberikan kesaksian..!! ( Perintah Hakim di Persidangan)

Iya iya yang mulia, saya menyaksikan mereka bermain api dibelakang saya. (Jawab Saksi)

Spontan saja, semua jadi tertawa terbahak bahak.

#bersambung..
#apn.

Kisah Nabi Ibrahim, saat Memerintah kan Ismail mengganti Palang Pintu.



PADA suatu ketika, Nabi Ibrahim datang ke Mekkah untuk mengunjungi anaknya, yaitu Nabi Isma’il. Akan tetapi, Nabi Isma’il saat itu sedang tidak berada di rumah. Ia sedang pergi berburu. Nabi Ibrahim menemui istri Nabi Isma’il dan bertanya ke mana suaminya dan apa pekerjaannya.

Maka istri Nabi Isma’il menceritakan bahwa suaminya pergi berburu dan kehidupan mereka sangat sulit. Maka Nabi Ibrahim berkata kepadanya, “Apabila suamimu datang, sampaikan salam dariku dan katakan agar ia mengganti palang pintu rumahnya.”

Kemudian Nabi Ibrahim segera pulang. Tatkala Nabi Isma’il telah datang, ia seakan merasakan sesuatu, maka ia bertanya kepada istrinya.

BACA JUGA: Nabi Syu’aib Khathibul Anbiya’: Ahli Pidato dari Kalangan Para Nabi

Istrinya lalu bercerita, “Tadi ada seorang tua datang yang sifatnya demikian (ia menyebutkan sifat-sifat Nabi Ibrahim). Ia bertanya tentang engkau dan aku kabarkan kepadanya. Dia juga bertanya tentang kehidupan kita dan aku kabarkan bahwa sesungguhnya kita dalam kesulitan. Dia menitip salam untukmu dan mengatakan agar engkau mengganti palang pintu rumahmu.”

Maka Nabi Isma’il pun berkata, “Dia adalah ayahku, dan engkaulah yang dimaksud dengan palang pintu itu. Kembalilah engkau kepada orang tuamu (Nabi Isma’il menceraikan istrinya, ed.)!”

Kemudian Nabi Isma’il menikah lagi dengan wanita lain. Setelah itu, Nabi Ibrahim datang lagi pada waktu yan lain, dan Nabi Isma’il juga kebetulan sedang pergi berburu. Maka Nabi Ibrahim menemui istri Nabi Isma’il dan bertanya tentang Nabi Isma’il. Maka istrinya bersyukur kepada Allah dan juga menceritakannya.

Kemudian Nabi Ibrahim menanyakan tentang kehidupan mereka. Istri Nabi isma’il menceritakan bahwa kehidupan mereka penuh dengan nikmat dan kebaikan. Istri Nabi isma’il tersebut adalah seorang wanita yang baik, yang bersyukur kepada Allah dan juga kepada suaminya. Kemudian Nabi Ibrahim berkata kepadanya, “Jika suamimu datang, sampaikanlah salam kepadanya dan katakan kepadanya agar ia mengokohkan palang pintu rumahnya.”
Setelah itu, Nabi Ibrahim pun segera pulang.

Maka tatkala Nabi Isma’il pulang, ia bertanya kepada istrinya, “Apakah tadi ada yang mengunjungimu?

Istrinya menjawab, “Tadi datang kepadaku seorang tua yang keadaannya demikian….”

Nabi Isma’il bertanya, “Apakah ada sesuatu yang ia katakan kepadamu?”

Istrinya menjawab, “Dia bertanya kepadaku tentang dirimu, dan aku pun menceritakannya. Dan ia bertanya pula tentang kehidupan kita, maka aku sampaikan bahwa kita berada dalam kenikmatan, dan aku mengucapkan syukur memuji Allah SWT.

Nabi Isma’il bertanya lagi, “Kemudian apalagi yang ia katakan?”

Istrinya menjawab, “Ia menitipkan salam untukmu dan memerintahkannmu untuk mengokohkan palang pintu rumahmu.”

Nabi Isma’il lantas berkata, “Dia adalah ayahku, dan engkau adalah palang pintu itu. Ia memerintahkan agar aku tetap mempertahankanmu (sebagai istri).”

Pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini adalah,

Banyak berkeluh kesah kepada manusia adalah perbuatan tercela. Jangan suka menceritakan aib keluarga, apalagi terhadap orang yang baru dikenal. Bersyukur kepada Allah serta bersyukur kepada manusia adalah akhlak yang terpuji. Termasuk sifat istri shalihah adalah bersyukur kepada Allah kemudian bersyukur kepada suami.

SUMBER: MUSLIMAH




Friday, June 26, 2020

BAGAIMANA “HUKUM” BEKERJA? [episode 15]

(Sebuah draf naskah sinetron. Nama, tempat, dan peristiwa hanya rekaan belaka)
 

Memasuki malam ketiga bermukim di tahanan, Misno mulai membiasakan diri. Ruang Tahanan Pria Polsek Kadung Susah dihuni oleh 4 Orang. Selain Misno, adalah Gebok Sutejo (50 Tahun): seorang Bandar Toto Gelap (Togel) yang biasa membuka lapak di Pasar Kadung Susah. Joni Kemalaman (40 Tahun): ditangkap karena melakukan perbuatan cabul, dan Bogel Kayangan (32 Tahun): Seorang penyanyi Organ Tunggal MONATA ELECTONE yang kedapatan menyimpan pil ektasi.

Ruang tahanan berukuran 24 m2 itu terasa cukup memadai untuk menampung empat orang tahanan tersebut. Dibanding Polsek pada kecamatan lainnya, tingkat kriminalitas di wilayah hukum Polsek kadung Susah memang tergolong rendah, sehingga tahanan di Polsek Kadung dalam beberapa tahun terakhir tidak pernah melampaui kapasitas.

“Misno, buat kopi!” perintah Gebok sambil menyalakan obat nyamuk. Misno segera memanaskan air pada teko yang ada colokan listriknya.

Setelah menyeduh kopi untuk empat orang, Misno membuka biskuit kiriman istrinya siang tadi. Joni sedang asyik nongkrong di jamban. Sedangkan Bogel, duduk bersila menghadap pintu tahanan sambil menonton televisi yang terpasang di dinding petugas jaga. “Ayo, Ngopi dulu…” ujar Gebok mengambil posisi duduk. Selanjutnya, empat orang tahanan itu duduk bersila melingkari seduhan kopi.

Walau baru ditahan selama 2 hari, sudah banyak pengetahuan yang di dapat Misno dari berbagai cerita sejawatnya di tahanan. Gebok tampak yang paling bijak: “Cuma badan saja yang terkurung. Terus jaga pikiran kamu agar tidak terkurung. Kalo pikiran kamu juga ikut terkurung, bisa gila kamu di penjara…” Nasihat Gebok kepada Misno ketika malam pertama di tahanan. Gebok memang sudah tiga kali dibui dengan masalah yang sama: menjual kupon undian tanpa hak.

Sambil ngopi, keempat orang tahanan itu ngobrol ngalor-ngidul sampai larut. Misno hanya menjadi pendengar yang aktif. “Misno, kalo sudah keluar nanti, kamu ikut saya saja nyanyi orgen tunggal. Suara kamu saya perhatikan cukup lumayan, mirip Didi Kempot. Tinggal diasah sedikit, bisa laris kamu ditanggap acara kawinan.” Ujar Bogel dengan mimik serius. Obrolan keempat orang itu terhenti saat seorang petugas datang menyuruh tidur.

--------bersambung------
#muhammadyunus

KENGAWURAN MENYAMAKAN PKI DENGAN PDIP


SUNGGUH TERLALU, adalah ungkapan tepat menyimak kegaduhan politik hingga hari ini mamak marah marah diikuti para kader yang mengikuti instruksi partai upara Bupati, Walikota dan Gubernur dari PDIP ramai ramai pers konpres untuk rapatkan barisan.

Dengan begitu garang dan percaya diri, ada orang yang menyebut PDIP adalah perwujudan PKI di abad-21. Entah doktrin apa yang menjejalinnya, hingga berpikir rasional aja gak bisa. Padahal berpikir rasional itu adalah kemampuan mendasar manusia.

PKI, sudah hancur karena dibantai oleh rezim Soeharto yang dibantu kekuatan imperialis barat. PKI dihancurkan karena mereka mencita-citakan masyarakat yang adil, dengan tidak ada kelas-kelas sosial yang selama ini telah menyebabkan eksploitasi dan penderitaan.

Cita-cita yang seperti itu, sangat bertentangan dengan ideologi liberalisme pasar dan sistem ekonomi kapitalisme. Itu mengapa, negara yang menganut sistem pasar, turut berupaya menghancurkan paham komunisme.

Nah, saat ini, PDIP, sebuah partai yang berkuasa, kebijakannya mendorong berjalannya sistem pasar bebas. Itu dapat dilihat dengan pemaksaan Omnibus Law, UU Minerba, kebijakan ekspor-impor, kehutanan, legalisasi tanah, dll.

Produk UU dan kebijakan yg didorong adalah untuk sesuai dengan hukum pasar agar kapitalisme dapat berjalan. PDIP tidak menjalankan  redistribusi tanah untuk petani tak bertanah, kebijakan penguasaan pabrik2 oleh pekerja, perumahan rakyat, dll.

Dengan memahami hal itu aja, kita sebenarnya paham, bahwa kedua partai itu bertolak belakang. Kok bisa-bisanya disamakan. Penyamaan ini menunjukan bahwa masih ada orang yang memahami sejarah atau ideologi dengan narasi yang salah kaprah.

Mereka mengedepankan kebencian dari pada berpikir secara sehat dan kritis. Dalam politik harus rasional dan logikane dipake.

Itu SUNGGUH TERLALU.

KEBIJAKAN PIMPINAN DAERAH MEMBANGUN KABUPATEN KONSERVASI

Komitmen politik pemerintah daerah untuk membangun Kabupaten Lampung Barat berdasarkan prinsip-prinsip konservasi tampak pada visi dan misi ...