SUNGGUH TERLALU, adalah ungkapan tepat menyimak kegaduhan politik hingga hari ini mamak marah marah diikuti para kader yang mengikuti instruksi partai upara Bupati, Walikota dan Gubernur dari PDIP ramai ramai pers konpres untuk rapatkan barisan.
Dengan begitu garang dan percaya diri, ada orang yang menyebut PDIP adalah perwujudan PKI di abad-21. Entah doktrin apa yang menjejalinnya, hingga berpikir rasional aja gak bisa. Padahal berpikir rasional itu adalah kemampuan mendasar manusia.
PKI, sudah hancur karena dibantai oleh rezim Soeharto yang dibantu kekuatan imperialis barat. PKI dihancurkan karena mereka mencita-citakan masyarakat yang adil, dengan tidak ada kelas-kelas sosial yang selama ini telah menyebabkan eksploitasi dan penderitaan.
Cita-cita yang seperti itu, sangat bertentangan dengan ideologi liberalisme pasar dan sistem ekonomi kapitalisme. Itu mengapa, negara yang menganut sistem pasar, turut berupaya menghancurkan paham komunisme.
Nah, saat ini, PDIP, sebuah partai yang berkuasa, kebijakannya mendorong berjalannya sistem pasar bebas. Itu dapat dilihat dengan pemaksaan Omnibus Law, UU Minerba, kebijakan ekspor-impor, kehutanan, legalisasi tanah, dll.
Produk UU dan kebijakan yg didorong adalah untuk sesuai dengan hukum pasar agar kapitalisme dapat berjalan. PDIP tidak menjalankan redistribusi tanah untuk petani tak bertanah, kebijakan penguasaan pabrik2 oleh pekerja, perumahan rakyat, dll.
Dengan memahami hal itu aja, kita sebenarnya paham, bahwa kedua partai itu bertolak belakang. Kok bisa-bisanya disamakan. Penyamaan ini menunjukan bahwa masih ada orang yang memahami sejarah atau ideologi dengan narasi yang salah kaprah.
Mereka mengedepankan kebencian dari pada berpikir secara sehat dan kritis. Dalam politik harus rasional dan logikane dipake.
Itu SUNGGUH TERLALU.
No comments:
Post a Comment