Apriyan Sucipto

Apriyan Sucipto
Rimba Raya

Sunday, June 7, 2020

SEKALI LAGI, INDONESIA NEGARA BANGSA




Pancasila menekankan paham kebangsaan. Nasionalisme adalah dasar adanya negara. Faktanya, memang ada bangsa-bangsa. Satu bangsa adalah satu solidaritas yang besar. Bagi Bung Karno, bangsa akan lebih hebat rasa kebangsaannya jika bahasanya satu.


Bahasa Indonesia menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Tapi lebih dari itu, pengikat segala suku bangsa se-Nusantara menjadi satu jiwa adalah kehendak untuk hidup bersama sebagai bangsa Indonesia. Karakter kebangsaan Indonesia berciri khas Indonesia. Bung Karno mencontohkan dengan cara orang Indonesia menyapa sesamanya, dibanding cara bangsa-bangsa lain menyapa.


Orang Indonesia menyapa dengan, "Apa kabar Bung?" Bangsa kita menanyakan kabar. Lain halnya bangsa Tiongkok yang selalu kelaparan (zaman dulu) sehingga bertanya, "Ni hao?" (Engkau bagaimana?), atau bangsa Prancis, "Comnent vous portez vouz?" (Bagaimana pakaianmu?), atau bangsa Inggris yang haus kekuasaan menulis "saya" dengan huruf I kapital, dan bertanya, "How are you?" (Bagaimana engkau?). Bangsa Belanda suka berlayar, maka bertanya, "Hoe vaart u". Karakter khas bangsa Indonesia adalah bertanya mengenai kabar saudaranya.


Bila agama tidak memerlukan teritori karena hanya membutuhkan manusia, maka negara terbentuk dalam teritori. Negara Indonesia adalah teritori bagi bangsa Indonesia dengan karakternya yang khas, dan teritori yang jelas dan khas pula. Natie adalah sekumpulan manusia dengan jiwa 'le desir d'etre ensemble', dengan jiwa corak dan sifat yang sama, serta hidup di wilayah yang hanya satu unit kesatuan. Karena itu, Republik Indonesia bukanlah negara agama, melainkan negara nasional yang meliputi seluruh badan 'natie' Indonesia.


Dalam pidatonya di Surabaya, 24 September 1955, Bung Karno mengatakan "Kita mendirikan negara Indonesia, yang kita semua harus mendukungnya. Semua buat semua...! Negara Republik Indonesia ini bukan milik suatu golongan, bukan milik sesuatu agama, bukan milik suatu suku, bukan milik sesuatu golongan adat istiadat, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!" (Dikutip dari 📖: "Ensiklopedi Presiden Republik Indonesia")
-----
Dirgahayu Bung Besar, 6 Juni 1901 - 6 Juni 2020

No comments:

Post a Comment

KEBIJAKAN PIMPINAN DAERAH MEMBANGUN KABUPATEN KONSERVASI

Komitmen politik pemerintah daerah untuk membangun Kabupaten Lampung Barat berdasarkan prinsip-prinsip konservasi tampak pada visi dan misi ...