Apriyan Sucipto

Apriyan Sucipto
Rimba Raya

Wednesday, June 17, 2020

BAGAIMANA “HUKUM” BEKERJA? [episode 8]


(Sebuah draf naskah sinetron. Nama, tempat, dan peristiwa hanya rekaan belaka)

Ketika sebuah mobil patroli memasuki halaman kantor Polsek Kadung Susah yang asri, siang hampir pergi. Hujan baru reda saat pelangi di angkasa seperti rebah pada ujung bumi. Munculnya pelangi itu, menjadi semacam jeda bagi pikiran Bripda Herman yang semalam-suntuk bertugas di lapangan. “Ayo turun. Jongkok di sana kamu!” ujar Herman kepada Misno. Setelah turun, Misno digiring menuju Pos Jaga kantor Polsek lalu berjongkok di sudut ruangan.

“Minta izin pak, saya belum shalat dzuhur.” Misno memohon izin.

“Nanti saja, sekalian dijamak dengan shalat ashar.” Jawab Bripda Herman.

Seusai shalat ashar, Misno kembali digiring  menuju ruang pemeriksaan untuk diambil keterangannya. Sebelum masuk pada materi pemeriksaan, Bripda Herman menanyakan identitas Misno dan kondisi kesehatannya. Selanjutnya, Misno mulai memberi keterangan:

Malam itu, 21 April 2020, setiba dari shalat isya di mushalla, istri saya mengatakan jika stok beras di dapur hampir punah. Dia malu mau minjam uang ke Bu RT karena sudah terlalu sering, dan sampai saat ini belum terbayarkan. Memang ketika Covid-19 melanda, sejak bulan maret sudah tak ada order lagi dari kontraktor perumahan subsidi tempat saya bekerja sebagai kenek tukang. Surti juga sudah sebulan tak minum susu. Selama saya bekerja, biasanya kebutuhan rumah tangga lumayan tercukupi, walau tak bisa menabung. Ketika bantuan pemerintah datang, keluarga kami tak dapat bagian. Semalaman saya putar otak untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Entah kenapa, seperti mendapat bisikan setan, saya putuskan malam itu untuk membobol minimarket Indohoy. Lepas dini hari, sekitar pukul 02:47 WIB, saya segera menuju minimarket Indohoy yang berjarak sekitar 122 meter dari rumah sambil membawa linggis kecil. Sesampai di mushalla samping minimarket, saya tutup kepala dan wajah saya dengan sarung. Setiba di depan minimarket, saya lempar lampu depan minimarket dengan batu yang sudah saya persiapkan, lalu saya dongkel gembok rolling door dengan linggis. Kemudian saya langsung masuk ke dalam minimarket. Seingat saya, beberapa barang yang saya ambil antara lain: 10 Kg beras premium, 10 bungkus susu formula ukuran 900 gram, 12 kaleng Sardencis ukuran besar, telur 2 karton, 7 bungkus Chiki ukuran besar, dan tusuk gigi 4 kotak. Setelahnya, saya tutup kembali rolling door, dan langsung pulang ke rumah.

Pemeriksaan Misno selesai tepat pada pukul 22:22 WIB. Setelah Berita Acara Pemeriksaan (BAP) rampung dibaca, Misno menanda-tanganinya dengan tangan gemetar karena lapar. Tak lama kemudian, Bripka Soleh datang untuk memeriksa BAP Misno. “Oke. Siapkan semua bahan untuk gelar perkara besok.” Ujar Bripka soleh kepada Herman. Kemudian, Bripda Herman pamit untuk pulang. Selanjutnya, Bripka Soleh menghampiri Misno yang sedang berjongkok di sudut ruang pemeriksaan. “Sudah makan kamu?” tanyanya pada Misno.

“Belum pak.” Misno menjawab ragu.

“Ya sudah. Tunggu sebentar.” Ujar Bripka Soleh sambil memerintahkan petugas piket untuk membeli nasi goreng di pasar.

“Terima kasih pak.”

“Ya.” Soleh menanggapi singkat.

“Besok saya sudah bisa pulang pak?” Misno bertanya harap-harap cemas.

“Ke depan, kamu sepertinya mesti didampingi pengacara.”

“Waduh pak, untuk apa?”

“Jika tak ada kenalan pengacara, nanti kami yang akan siapkan.”

“Saya bakal lama di sini ya pak?” Tanya Misno dengan gelisah.

“Kita lihat hasilnya besok. Kamu akan tetap di sini, atau bisa pulang ke rumah.” Jawab Bripka Soleh.

Obrolan Bripka Soleh dan Misno terputus saat petugas piket polsek membawa beberapa bungkus nasi goreng untuk santapan mereka malam itu. Misno segera menyantap nasi goreng dengan malu-malu. Malam itu Misno tidur pada sebuah bangku kayu panjang di dalam ruangan pemeriksaan. Dalam mimpinya, Misno melihat sekelompok anak kecil sedang menyanyikan lagu “ambilkan bulan bu…”. Sementara itu, ditengah kegelapan; di bawah pohon kamboja yang tumbuh besar di halaman kantor polsek, tampak Bripka Soleh sedang duduk bersila dengan mata terpejam dan kedua tangan menyilang di dada.

-------bersambung-----
#MuhammadYunus

No comments:

Post a Comment

KEBIJAKAN PIMPINAN DAERAH MEMBANGUN KABUPATEN KONSERVASI

Komitmen politik pemerintah daerah untuk membangun Kabupaten Lampung Barat berdasarkan prinsip-prinsip konservasi tampak pada visi dan misi ...