Apriyan Sucipto

Apriyan Sucipto
Rimba Raya

Monday, June 15, 2020

BAGAIMANA “HUKUM” BEKERJA? [episode 6]

(Sebuah draf naskah sinetron. Nama, tempat, dan peristiwa hanya rekaan belaka)

Setelah Bripka Soleh mencatat beberapa poin penting dari cerita Bu RT tentang Sumisno, lalu dirinya pamit sebentar untuk menelpon kantor. Bripda Herman diperintahkannya untuk mengawasi rumah Misno.

“Saya mau telpon petugas piket untuk siapkan surat penggeledahan dan surat penangkapan, kamu terus awasi rumah itu Man. Kalo ada gerakan yang mencurigakan, segera ambil tidakan.” Demikian bisiknya pada Herman. Sebelum keluar untuk mengawasi rumah Misno, Bripda Herman meminta izin untuk menumpang buang air besar di rumah Bu RT.

“Boleh saya ke kebun belakang Bu RT? Mau telpon kantor sekalian numpang  rehat sejenak.” Ujar Bripka Soleh kepada Bu RT.

“Silakan Pak…” jawab Bu RT.

Kebun di belakang rumah Bu RT begitu sejuk dan rindang, banyak pohon-pohon besar berdiri kokoh begitu anggun. “ Siap Ndan, mungkin sekitar satu jam kami tiba di lokasi membawa surat-surat yang diperlukan.” Begitu jawaban dari telepon petugas piket di kantor Polsek Kadung Susah.

Sambil menunggu petugas piket, Bripka Soleh merebahkan diri pada sebuah bale bambu yang berada di bawah pohon jati tua. Diliriknya jam pemberian Asih pada tangan kanannya, sudah pukul 10:31 WIB. Jam tangan itu hadiah dari Asih, kekasihnya, yang diberikan sehari sebelum ajal menjemputnya.

Pada hari yang nahas itu, Asih sedang dalam perjalanan menuju sebuah pulau untuk menjalani hari pertamanya sebagai PNS yang ditugaskan sebagai perawat pada sebuah Puskesmas. Kapal kayu yang ditumpanginya kandas diterjang ombak, tenggelam. Sampai saat ini, sudah 9 tahun lamanya, mayat Asih belum juga ditemukan. Sejak kematian Asih, Bripka Soleh tak jua dapat jatuh cinta lagi pada perempuan lain.

Sekitar pukul 11:11 WIB, petugas piket dari Kantor Polsek Kadung Susah telah datang mengendarai mobil patroli. Bripka Soleh memeriksa surat penggeledahan dan penangkapan yang dibawa oleh dua orang petugas piket itu, lalu langsung menghampiri Bu RT. “Jadi begini Bu RT, kami minta Bu RT mendampingi kami untuk melakukan penggeledahan di rumah Misno.” Ujarnya. “Baik Pak, kalo memang harus begitu.” Jawab Bu RT.

Selanjutnya, mereka segera menuju rumah Sumisno di seberang jalan. Sesampai di rumah Misno, dua orang petugas piket itu diperintahkan Bripka Soleh ke belakang rumah untuk berjaga-jaga. “Assalamuaikum…,” Bu RT mengetuk pintu sambil mengucap salam.

“Waalaikum salam. Siapa?” terdengar sahutan seorang perempuan dari dalam rumah.

“Mini, Bu RT ini.”

“Oh, sebentar Bu RT.” Jawab Sumini, istri Misno.

Setelah pintu rumah terbuka, Bu RT langsung masuk ke dalam rumah dan sejenak berbincang dengan Sumini yang sedang menenteng sapu. Kemudian Bripka Soleh menyampaikan maksud kedatangannya. Sumini masuk ke dalam kamar, tak lama keluar kembali bersama dengan Misno dan dua orang anaknya. Wajah Misno tampak pucat dan khawatir. “Selamat siang Pak Misno. Saya Soleh dari Polsek Kadung Susah. Kami kemari untuk melakukan penggeledahan terkait adanya Laporan Polisi atas peristiwa pencurian.” 

“Oh. Geledah. Hmmm…, Boleh ya di geledah…,” jawab Misno terbata-bata.

“Iya Pak. Kami mulai ya Pak Misno, ini surat penggeledahannya. Bu RT terus dampingi kami jadi saksi ya…” ujar Bripka Soleh sembari memerintahkan Herman untuk mulai melakukan penggeledahan.

Bripda Herman, didampingi Bu RT, memulai penggeledahan dari dapur. Dengan ketelitian dan kewaspadaan penuh, Herman menyisir tiap sudut dapur seluas tak lebih dari 9 meter persegi itu. Karung beras premium ditemukan di sisi lemari kayu dalam kondisi telah terbuka. Linggis ukuran 40 cm ditemukan dekat tungku masak. 2 karton telur yang tak utuh, 8 kaleng sardencis, 9 kotak susu formula ukuran 900 gram, 3 bungkus Chiki ukuran besar, dan tusuk gigi 4 kotak, di temukan dalam lemari kayu yang bercampur dengan berbagai bumbu makanan. Barang-barang tersebut dibawa Bripda Herman ke ruang tamu. Dan terakhir, sarung bergambar cobra ditemukan tergantung di jendela kamar.

Misno terdiam dengan tubuh gemetar saat barang-barang hasil penggeledahan diletakkan di hadapannya. Sudut matanya melirik istri dan kedua anaknya: Surto (4 Tahun) dan Surti (2 Tahun). Surto bengong melihat bapaknya sambil menggenggam bungkus Chiki, sedang Surti asyik menyedot botol susu. Udara desa yang sejuk terasa pengap di dada Misno. Sumini yang sejak mula memang curiga perihal asal-usul barang-barang itu, berupaya untuk menenangkan diri.

Ketika Bu RT secara perlahan merangkul pundak Sumini, ada rasa hangat yang lembab mengalir dari sudut mata menuju pipinya.

---------bersambung---------------
#Muhammad Yunus

No comments:

Post a Comment

KEBIJAKAN PIMPINAN DAERAH MEMBANGUN KABUPATEN KONSERVASI

Komitmen politik pemerintah daerah untuk membangun Kabupaten Lampung Barat berdasarkan prinsip-prinsip konservasi tampak pada visi dan misi ...