Ideologi tentu harus memiliki fungsi, khususnya bagi sekelompok orang yang meyakininya. Fungsi pancasila sebagai sebuah ideologi bangsa tentunya sudah dipikirkan matang-matang sebelum oleh para pendiri bangsa secara formal disepakati.
Pada perkembangannya, fungsi ideologi bangsa bisa makin variatif seiring dengan dinamika kehidupan bangsa tersebut, bahkan mungkin berfungsi diluar apa yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Fungsi yang muncul belakangan bisa bersifat positif atau negatif.
Fungsi yang diharapkan tentu saja fungsi positif. Pancasila sebagai ideologi negara memiliki fungsi dan peranan sebagai berikut:
◊ Sebagai inspirasi seseorang untuk menemukan identitas dan jati diri kebangsaannya.
◊ Sebagai prinsip dasar untuk memahami dan menafsirkan kehidupannya dalam konteks berbangsa dan bernegara.
◊ Sebagai kekuatan yang memotivasi seseorang untuk melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga begara.
◊ Sebagai pedoman seseorang dalam bertindak bagi bangsanya.
◊ Sebagai inspirasi tumbuhnya jiwa nasionalisme dan patriotisme.
◊ Sebagai sarana keilmuwan yang menghubungkan warga negara terhadap pemikiran para pendiri bangsanya.
◊ Sebagai jalan untuk menemukan jawaban mengapa bangsa Indonesia didirikan.
Lebih lengkap baca juga: Fungsi Pancasila dan Penjelasannya
Beberapa poin tersebut dapat dikatakan sebagai fungsi yang diharapkan. Sebagian besar tertu sudah dipikirkan matang-matang sebelum pancasila sebagai ideologi itu sendiri disepakati.
Selain fungsi yang disepakati, pancasila sebagai ideologi bisa pula dimanfaatkan sebagai alat untuk melanggengkan kekuasaan. Fungsi ini tentu saja bersifat negatif. Dalam sejarahnya, kita pernah mengalami masa dimana pancasila nyaris kehilangan makna dan hanya digunakan sebagai instrumen kekuasaan belaka. Pancasila ditafsir oleh rezim berkuasa dan dimnopoli kebenarannya sebagai alat untuk memberangus mereka yang berbeda pandangan.
Ciri-ciri ini secara tipikal berkaitan dengan rezim berkuasa yang menafsirkan pancasila secara sepihak. Sehingga pihak lain yang berbeda pandangan berpotensi dianggap sebagai tidak mendukung rezim dan akhirnya dicap anti-pancasila.
Sebagai contoh, rezim yang mengklaim dirinya sebagai rezim paling pancasilais. Pihak oposisi yang notabene berperan mengawal kekuasaan agar tidak keblinger berpotensi dicap anti-rezim. Celakanya, mereka juga bisa dianggap anti-pancasila. Hal ini keliru dan justru berpotensi menempatkan pancasila lagi-lagi sebagai instrumen kekuasaan.
No comments:
Post a Comment