EKO SULISTYO
Di tengah-tengah ancaman pandemi virus corona atau Covid-19 yang tidak tahu kapan akan berakhir, para pekerja perpustakaan, museum, dan arsiparis di luar negeri mulai mendokumentasikan informasi untuk penelitian masa depan. Banyak sumber informasi dan arsip digital telah menangkap kehidupan selama pandemi yang direpresentasikan melalui gambar, jurnal, video, dan format lainnya. Secara proaktif mereka tidak ingin menunggu sampai pandemi Covid-19 ini berakhir.
Mereka meminta orang-orang untuk meyumbangkan pengalamannya sebelum ingatan tentang kehidupan selama karantina atau penguncian (lockdown) memudar dan beralih ke masa pemulihan. Pengalaman saat ini dinilai lebih jujur daripada diceritakan tahun depan. Para pekerja ini tidak hanya mengumpulkan pengalaman orang biasa, tapi juga tindakan pemerintah lokal maupun nasional.
Pelestarian dan pewarisan dokumen ini akan bermanfaat bagi generasi mendatang untuk mempelajari berbagai aspek ilmiah dari pandemi dalam waktu dekat. Dalam jangka panjang, koleksi arsip ini dapat mendukung pemahaman bagaimana orang mengalami pandemi, dan dampaknya terhadap masyarakat dan budaya. Memulai pekerjaan ini adalah upaya merawat ingatan tentang pandemi Covid-19.
Warisan Dokumenter
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), telah menyerukan kepada negara-negara anggotanya untuk mengubah ancaman Covid-19 menjadi peluang untuk dukungan yang lebih besar kepada warisan dokumenter. Dalam peryataannya “Turning the threat of Covid-19 into an opportunity for greater support to documentary heritage”, UNESCO juga mendesak peningkatan kesadaran tentang peran yang dapat dimainkan lembaga-lembaga pengarsipan dalam mendokumentasikan Covid-19.
Pandemi Covid-19 telah dinyatakan sebagai darurat kesehatan terburuk dalam sejarah modern. Cara dunia merespon krisis global yang belum pernah terjadi ini akan menjadi bagian dari buku sejarah. Lembaga-lembaga pengarsipan, termasuk arsip nasional, perpustakaan, museum, serta badan pendidikan dan penelitian, sudah merekam keputusan dan tindakan yang akan membantu generasi mendatang untuk memahami tingkat pandemi dan dampaknya terhadap masyarakat.
Di tengah krisis kesehatan global ini, warisan dokumenter adalah sumber daya penting untuk memberikan perspektif historis tentang bagaimana pemerintah, warga negara, dan komunitas internasional telah menangani pandemi di masa lalu. Beberapa negara telah mengeluarkan perintah melestarikan catatan resmi terkait pandemi. Ini menunjukkan pentingnya lembaga pengarsipan menyediakan catatan dan sumber informasi yang diperlukan untuk memahami dan mengatasi krisis semacam itu di masa depan.
Melalui Program “Memory of the World” (MoW), UNESCO telah merekomendasikan empat kegiatan utama di antara negara anggota, lembaga pengarsipan dan warga negara dalam menanggapi Covid-19. Pertama, perlunya meningkatkan kerja sama nasional dan internasional dalam pelestarian dan aksesibilitas warisan dokumenter. Kedua, perlunya meningkatkan investasi dan kerjasana dengan pihak swasta untuk mengumpulkan bahan-bahan tentang Covid-19 baik online dan offline.
Ketiga, lembaga pengarsipan harus mudah diakses oleh peneliti, pembuat kebijakan, media, dan masyarakat. Para ilmuwan dapat menggunakan catatan dari wabah di masa lalu untuk meningkatkan metode dan tindakan terbaikmelawan penyebaran penyakit baru. Keempat, pentingnya arsip media audiovisual tentang Covid-19, termasuk bagaimana pemerintah dan masyarakat menghadapi krisis kesehatan dan ekonomi ini.
Peran Museum
Museum telah menjadi salah satu institusi penting untuk mengumpulkan berbagai arsip dan dokumen perjuangan umat manusia mengatasi wabah. Museum memang tidak dapat berada digaris depan perawatan kesehatan dan epidemiologi. Tapi museum dapat mendokumentasikan apa yang pernah terjadi tentang pandemi untuk membangun perspektif kesehatan yang lebih maju dalam mengatasi virus di masa depan.
Di beberapa negara, museum telah mendokumentasikan pandemi Covid-19 sebagai tragedi kemanusiaan yang sedang dan masih berangsung hingga kini. Seperti dilaporkan The Guardian, 22 April 2020, di Manhattan, New York, “New-York Historical Society”, telah mengumpulkan foto, video dan barang-barang pribadi dari New York yang dilanda krisis akibat Covid-19. Mereka berharap orang dapat belajar dari museum ini dan lebih siap menghadapi pandemi di masa depan.
Museum ini mengumpulkan obat-obatan, barang-barang rumah tangga, kehidupan di bawah karantina dan jarak sosial. Mereka juga menampilkan desain produk baru sehubungan dengan virus, serta seni publik dan proyek komunitas. Museum ini juga mencari benda-benda yang dapat membantu menceritakan kisah bagaimana warga New York dan orang-orang di sekitarnya mengelola kehidupan dan mengatasi situasi di tengah pandemi Covid-19.
Dokumentasi paling menarik dari museum ini adalah mengumpulkan kisah perjuangan para profesional medis, mulai dari dokter, perawat dan tenaga medis rumah sakit dan peralatan mereka. Museum ini telah bekerjasama dengan beberapa rumah sakit di New York untuk memberi tahu mereka untuk mendokumentasikan kisahnya selama menangani korban Covid-19.
Di Inggris, seperti ditulis The Economist, 4 Juni 2020, “How Britrish museums are documenting the pandemic”, para kurator museum telah bekerja keras menjadikan museum tempat masyarakat menyimpan cerita terhadap dampak pandemi Covid-19 yang menyentuh setiap sektor, industri dan wilayah di Inggris. Selain museum, Web Archive, proyek bersama enam perpustakaan di Inggris, telah mengarsipkan semua situs web di Inggris selama pandemi Covid-19.
Yang menarik, museum juga dapat membantu masyarakat memahami pandemi dan memerangi informasi yang salah tentang Covid-19 dengan memberi informasi yang kredibel kepada para pengunjung. Seperti pameran National Museum of Natural History di Washington D.C., “Outbreak: Epidemics in a Connected World”, bertujuan untuk menjelaskan pandemi secara ilmiah, memahami penyebaran dan pencegahannya, dan yang palin penting mengurangi rasa ketakutan yang berlebihan. Pameran yang dilangsungkan sampai 2021 ini dapat diakses melalui website dan youtube “National Museum of Natural History”.
Dari peran museum dalam pendokumentasian tentang wabah, dapat disimpulkan bahwa manusia selalu menang menghadapi pandemi. Mengarsipkan informasi tentang pandemi Covid-19, tidak saja mencatat penderitaan manusia, tapi juga dapat mencegah dan menghadapi pandemi dimasa kini dan masa depan. Berharap museum di Indonesia juga dapat melakukannya untuk pembelajaran menghadapi pandemi sebagai manusia pemenang kehidupan.
----------
Penulis adalah Sejarawan dan pnh mnjdi Deputi di Kantor Staf Presiden
(2015-2019).
Artikel ini telah dimuat Koran Sindo, 17 Juni 2020.