Apriyan Sucipto

Apriyan Sucipto
Rimba Raya

Tuesday, September 1, 2020

Kata itu netral, Manusia membuatnya memihak



Anjay lu .. .. 

Kemarin gua tunggu tunggu, kok lu tidak datang.. Anjay. . ... 

Ah, sudah berharap jauh jauh hari, lu kasih rekom ke dia.. Anjay. .. .

Banyak contoh kalimat yang sering dipergunakan anak anak muda masa kini, dengan memakai kata Anjay,  tidak tau asal usul nya, tapi kata "anjay" Terasa ringan  dan dekat bagi kaum muda milineal. 


Aku bilang, sih.  "Anjay"  Merupakan kata penghalus, kata humor, menyindir segala sesuatu tapi tidak membuat tersinggung, atau marah bagi Orang yang dimaksud. 

"Anjay" Juga oleh suku tertentu biasa dipakai Untuk Nama Manusia, saya punya teman di Jakarta pasar Angke, bernama anjay. 


Yang jelas, "anjay" Merupakan Kata sadur dalam Pemakaian Bahasa Indonesia yang tidak resmi, lu. .kalo cari "anjay" Di Kamus Bahasa Indonesia "eyd" Jelas tidak ada. Tapi kalo lu cari cari kata anjay, di pasaran, ya banyak. . Heehe, kurang lebih seperti itu. 



Bye.. Pembaca Budiman, 

Monday, August 31, 2020

BAGAIMANA “HUKUM” BEKERJA? [episode 22]

 

(Sebuah draf naskah sinetron. Nama, tempat, dan peristiwa hanya rekaan belaka)

“Soleh…, Soleh…, Soleh. Hmm…”  Gumam seseorang lelaki tua berambut panjang putih terurai sambil mengangguk-angguk di hadapan Bripka Soleh yang sedang menunduk takzim. Lelaki tua itu, Mbah Simon, adalah seorang guru bijak bestari yang menerima murid secara terbatas: Bripka Soleh salah satunya. “Saat apel lepas dari tangkainya, dia terjatuh. Selanjutnya, bila tak ada yang memungut, apel itu akan membusuk di atas tanah. Bila ada yang memungut dan memakannya, apel itu juga akan membusuk dalam perut. Dan pohon apel itu, selama akarnya sehat, tetap akan hidup untuk berkembang dan berbuah. Begitu seterusnya dan seterusnya.” Lanjut Mbah Simon dengan suara lembut yang serak.

“Iya Mbah. Tapi sepertinya kepolisian bukan habitat saya. Bisakah beri nasehat yang dapat membulatkan niat saya untuk undur diri dari kepolisian.”  Soleh menaggapi sambil berusaha mencerna maksud dari perkataan Mbah Simon.

“Ya itu tadi. Sebagai buah dari pohon yang bernama kepolisian, apakah kau yakin tak akan membusuk setelah lepas darinya?”

“Oleh karena, beri saya keyakinan Mbah.”

“Hmm… Soleh. Soleh. Soleh. Masih terus kau jaga amalanmu?”

“Masih Mbah. Setiap hari saya tak pernah luput menyapu halaman.”

“Setelah kau sapu, apakah halaman rumahmu akan selalu bersih?”

“Tidak Mbah. Setiap hari pasti ada saja kotoran yang berserakan di halaman.”

“Lalu, apa yang membuatmu bertahan untuk selalu menyapu halaman? Padahal kau tahu bahwa esoknya halaman itu pasti akan kotor lagi.”

Bripka Soleh terdiam. Bobby yang duduk di samping Soleh menyimak sambil memejamkan mata. “Bagaimana pendapatmu Bob?” Tanya Mbah Simon kepada Bobby dengan seketika.

“Emm… Menurut saya, memang baiknya Soleh terus konsisten menyapu halaman rumahnya” Bobby menjawab ragu.

“Bukan soal sapu, tapi soal Soleh yang mau berhenti jadi Polisi!” Seru Mbah Simon. 

“Wah, kalo soal itu, no comment saya Mbah.”

“Kenapa kamu no comment?”

“Yah.. Emm… Gak tau juga Mbah, kenapa saya no comment.”

“Halah. Entah apa kamu ini Bob.”

Selanjutnya hening. Di bawah sebuah pohon beringin besar, ketiga orang itu asyik dengan pikiran masing-masing. Mbah Simon memandang sekitar. Cahaya bulan begitu penuh. Beberapa ekor tikus, bercericit berebut makanan.  Samar di kejauhan, terdengar hingar musik remix. Mbah Simon mengeleng-gelengkan kepala mengikuti irama musik itu. Melihat Mbah Simon, Bobby dan Soleh ikut menggelengkan kepala. Ketiga orang itu terus menggelengkan kepala sampai fajar menjelang.


----------bersambung---------------

#muhammadyunus

BANGSA PILIHAN

 


Bangsa Indonesia adalah bangsa pilihan. Hal ini bisa dilacak melalui jejak peninggalan leluhur atau nenek moyang, baik yg bersifat artefak spt : prasasti, candi, tulisan rontal, dsb maupun mentifak spt : seni, budaya, etika, aturan, adat, dst. 

Masa kemunduran memang dialami bangsa ini pada jaman ekspansionisme dan imperialisme menjadi semangat jaman bangsa² luar. Di mana bangsa "Indonesia" akhirnya menjadi suku koloni dr bangsa kolonial. 

------ ------- ------ (Jaman Revolusi)

Kini bangsa Indonesia telah bangkit lagi  dan berdiri tegak menyongsong masa depan. Siap menghadapi perubahan. 

#IndonesiaJaya(apn) 

Sunday, August 30, 2020

Dr (H.C) Megawati Soekarnoputri - Pembukaan Pendidikan S1/S2/S3




Hari ini saya menyampaikan Orasi Kebangsaan Pembukaan Pendidikan S1, S2, dan S3 Universitas Pertahanan Tahun Ajaran 2020-2021.


Saya menyampaikan pentingnya pemahaman bela negara sejak usia dini, dimulai dari keluarga, dengan memahami dan menjaga simbol negara.


Saya juga menyampaikan pentingnya membaca buku, mengenal sejarah, dan menghormati jasa para pahlawan.


Dalam acara itu, hadir Menteri Pertahanan Bapak Prabowo Subianto, Kasad Jenderal Andika Perkasa, dan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang melanjutkan S3 di Unhan dengan studi Geopolitik.


#BuMegaBercerita

#PDIPerjuangan

KEPASTIAN YANG ABADI

 


Dalam kehidupan ada 3 hal yg kita kenal, yaitu :

Kelahiran, Kehidupan dan Kematian


Kelahiran, 

Tidak memiliki kepastian yaitu dalam sebuah kehidupan perkawinan ( Grahasta )

 

Kehidupan, 

Tidak memiliki kepastian yaitu Kesehatan tidak selalu menyertai keseharian hidup kita


Tetapi hanya Kematian yang memiliki kepastian abadi


Setiap kelahiran dan kehidupan pasti akan menemui kematian maka dari itu, sepatutnya kita persiapkan kematian itu dengan sempurna

Dengan menggunakan kehidupan ini sebaik-baiknya di Jalan Tuhan, agar kita memiliki bekal yang cukup untuk perjalanan panjang itu


Bekal itu adalah karma wasana


By : Jro Gede Adhi

CANTIK BERAWAL DARI BATHIN BUKAN CERMIN

 

Add caption

Setiap perempuan pastinya ingin terlihat cantik. Sayangnya definisi cantik sejauh ini masih sangat bias. Selama ini ukuran cantik itu buat mereka yang memiliki tubuh tinggi, langsing, berkulit putih dan berhidung mancung. Beberapa perempuan mungkin terlahir cantik karena Anugerah Allah SWT. Lalu bagaimana yang tidak dianugerahi kecantikan secara fisik? Apakah harus mati2an operasi plastik atau sinar laser ? tapi inilah realitas dunia, definisi cantik telah diintervensi demikian jauh oleh citra media dan industri. 

Ada pihak yang berpendapat bahwa kecantikan lahiriah itu tidak penting, karena ada kecantikan lain yang bernama inner beauty. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa kecantikan lahiriah itu tidak kalah penting. Kendati demikian, kecantikan fisik bukanlah segala-galanya, sebab buat apa kita cantik jika hati kita tidak cantik dan perilaku kita tidak baik?? 

Disini saya memuat 3 konsep cantik yang saya dapet dari beberapa sumber…

“Inner Beauty Lebih Penting”

Seorang perempuan dikatakan cantik kalau pancaran inner beauty-nya keluar. Kecantikan batin itu lebih penting ketimbang cantik secara fisik.  Kecantikan batin bisa tercermin dari perilaku, norma dan keimanannya. Jika perempuan sudah menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai ajaran agama, insya Allah ia akan cantik lahir batin.

Pada dasarnya memang perempuan harus merawat dirinya agar selalu terlihat cantik. Namun jangan sampai mengubah bentuk fisik yang ada, seperti operasi plastik.

Jangankan operasi plastik, mencukur alis saja tidak boleh dalam islam. Untuk itu kepada kaum perempuan agar bisa bersyukur atas segala yang telah Allah berikan pada kita. Untuk menjadi cantik tidak harus mengubah bentuk wajah kita, tapi rawatlah kecantikan secara alami. Insya Allah dengan perilaku yang baik, keimanan yang terjaga, akan membuat cantik secara lahir dan batin.

“Cantik itu Menyangkut Kematangan Pribadinya”

Cantik jika dilihat dari kaca psikologi, tidak hanya mencakup cantik fisik seperti berkulit putih, tinggi, langsing. Melainkan menyangkut aset yang ada dalam dirinya yaitu kematangan pribadi sesuai umurnya. Jika ia berusia 20 atau 30 tahun, kematangan pribadinya akan terlihat dari tanggung jawab sosialnya, lebih kalem dan berpikiran positif pada lingkungan. Dalam aspek psikologi, cantik itu menyangkut keseluruhan, baik fisik maupun dari dalam seperti cara berbicara, tingkah laku, ekspresi wajah, body language dan sebagainya. Cantik fisik itu perlu, tapi itu saja tidak cukup. Bisa saja seseorang itu cantik, tapi dia bertampang sinis atau pemarah, sehingga wajahnya tidak enak untuk dilihat. Untuk itu kecantikan dari dalam jauh lebih penting ketimbang kecantikan fisik semata. Bisa jadi seseorang itu cantik namun begitu diajak bicara tidak nyambung, maka citra dalam dirinya pun akan langsung hilang karena tidak ada pancaran kecantikan dari dalam.

“Media Telah Membentuk Persepsi Kecantikan”

Secara langsung maupun tidak langsung, media telah membentuk bahwa perempuan dikatakan cantik apabila mereka memiliki kulit putih, tinggi dan langsing. Hal ini dapat dilihat dari hampir semua iklannya. Seharusnya industri kosmetik boleh saja mengiklankan produknya tanpa harus melecehkan perempuan yang kurang cantik. Pada dasarnya semua ini terkait dengan kapitalisme, karena media massa nerupakan sebuah identitas bisnis. Media mempunyai kecenderungan untuk menampilkan sosok tertentu yang indah dipandang mata dan disenangi public. Semua ini karena ada kepentingan secara ekonomi dengan produsen kosmetik dan alat kecantikan, fashion dan kebugaran.

Saturday, August 29, 2020

Mataram Kuno



Pada awalnya Kerajaan Mataram Kuno ini diperintah oleh Raja Sanjaya pendiri wangsa Sanjaya yang beragama Hindu Siwa. Dalam perkembangannya ketika Raja Panangkatan yang beragama Budha Mahayana naik tahta, kerajaan Mataram Kuno berada dalam kekuasaan Wangsa Sailendra. Hal ini terus berlangsung sampai Rakai Pikatan yang beragama Hindu Siwa dan masih keturunan Sanjaya naik tahta setelah menikahi putri mahkota Sailendra  yang bernama Pramodawardhani, kekuasaan kembali dipegang oleh Wangsa Sanjaya.

Istilah wangsa Sanjaya ini merujuk pada Sanjaya sang pendiri Kerajaan Mataram Kuno.  Dan juga berdasarkan pada daftar nama para raja yang berkuasa di Medang (Mataram Kuno) yang dimulai dari Ratu Sanjaya sampai Raja Balitung, seperti yang tertulis dalam prasasti Mantyasih, disebutkan bahwa Sanjaya adalah raja pertama yang bertakhta di Kerajaan Medang (Mataram Kuno) yang terletak di Poh Pitu.

Sebelum Sanjaya menjadi raja, sebagaimana yang tertulis dalam prasasti Canggal, dia adalah penguasa di daeran Mataram (Rakai Mataram). Sementara itu yang menjadi raja adalah yang disebutnya dengan nama Sanna, saudara lelaki ibunya. Akan tetapi dimana atau nama kerajaan yang diperintah oleh Sanna ini tak dijelaskan. Meskipun tak ada penjelasan, hal ini sudah menunjukkan bahwa Sanna bukanlah raja yang memerintah di Medang atau Mataram Kuno.

Pendapat yang kedua mengatakan bahwa hanya ada satu wangsa yang berkuasa di Mataram Kuno, yaitu wangsa Sailendra (Sailendravamsa). Tidak ada yang namanya wangsa Sanjaya.

Semua raja Mataram Kuno dan Sanjaya serta keturunannya adalah anggota wangsa Sailendra. Termasuk didalamnya adalah raja-raja Mataram Kuno yang berada di Jawa Timur dan di kerajaan Sriwijaya.

Pendapat kedua  menyatakan bahwa hanya ada satu wangsa yang berkuasa di Mataram Kuno karena  tidak ada satu pun prasasti yang menyebutkan adanya istilah "Sanjayavamsa" atau wangsa Sanjaya. Sedangkan dalam beberapa prasasti tertulis jelas adanya "Sailendravamsa" atau wangsa Sailendra. Prasasti yang menyebut kata "sailendravamsa ini antara lain adalah prasasti Ligor (775 M), prasasti Kalasan (778 M), prasasti Kelurak (782 M), prasasti Abhayagiriwihara (792 M) prasasti Kayumwungan (824 M), dan prasasti Nalanda (860 M).


KEBIJAKAN PIMPINAN DAERAH MEMBANGUN KABUPATEN KONSERVASI

Komitmen politik pemerintah daerah untuk membangun Kabupaten Lampung Barat berdasarkan prinsip-prinsip konservasi tampak pada visi dan misi ...