Apriyan Sucipto

Apriyan Sucipto
Rimba Raya

Monday, May 11, 2020

Tingkatkan Kecepatan dan Kapasitas Pengujian Sampel Covid-19



Presiden Joko Widodo kembali meminta agar kecepatan dan kapasitas pengujian spesimen Covid-19 dengan metode PCR terus ditingkatkan. Berdasarkan laporan yang diterima oleh Presiden, kemampuan pengujian tersebut saat ini berada pada kisaran 4.000 hingga 5.000 sampel per hari.

"Ini masih jauh dari target yang saya berikan yang lalu, yaitu 10.000 spesimen per hari," ujarnya saat memimpin rapat terbatas mengenai percepatan penanganan pandemi Covid-19 secara telekonferensi dari Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 11 Mei 2020.

Terkait dengan pengujian tersebut, saat ini juga terdapat 104 laboratorium pemeriksaan yang masuk dalam jaringan laboratorium Covid-19. Kepala Negara meminta agar sejumlah laboratorium tersebut dipastikan dapat berfungsi maksimal.

"Pastikan bahwa lab-lab tersebut berfungsi maksimal meskipun dari 104 lab tadi 53 lab rujukan sudah melakukan pemeriksaan dan 51 lab rujukan belum melakukan pemeriksaan," tuturnya.

Selain itu, kesiapan sumber daya manusia yang terlatih untuk melakukan pemeriksaan serta ketersediaan alat-alat pengujian juga diminta oleh Presiden untuk lebih diperhatikan.

"Saya minta ini segera diselesaikan dalam minggu ini," tandasnya.


Jakarta, 11 Mei 2020
Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden

Website: https://www.presidenri.go.id
YouTube: Sekretariat Presiden

Saturday, May 9, 2020

Berjuang Melawan Covid19 ; (Otjih)














Berdasarkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan, hingga 20 April 2020, sudah ada 241.431 pekerja sektor formal yang terkena PHK dan 1,3 juta lainnya dirumahkan akibat dampak pandemi ke dunia usaha. Bahkan menurut proyeksi Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, pengangguran terbuka secara nasional pada kuartal II/2020 bisa bertambah 4,25 juta orang untuk sekenario ringan akibat COVID-19, 6,68 juta orang dalam skenario sedang, dan 9,25 juta orang pada kondisi terburuk. 
Denyut nadi perekonomian nasional sudah sangat lemah setelah COVID-19 dinyatakan masuk pada 2 Maret. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha mengindikasikan aktivitas bisnis menurun signifikan pada kuartal I/2020. Pertumbuhan saldo bersih tertimbang turun signifikan (-5,6%) pada kuartal I/2020 dari 7,8% pada kuartal sebelumnya. Begitu juga industri pengolahan turun sangat dalam dan berada dalam zona kontraksi. Prompt Manufacturing Index (PMI) tercatat 45,6% di kuartal I/2020, turun dari 51,5% pada kuartal sebelumnya. 
Dari sisi permintaan juga terlihat sangat lemah. Penjualan ritel berlanjut turun 0,8% (yoy) pada Februari 2020 seperti dua bulan sebelumnya. Untuk itu, Indonesia membutuhkan stimulus fiskal dan moneter yang superagresif seperti yang dilakukan banyak negara lain. Perppu dan POJK yang sudah ditebitkan seharusnya menjadi angin segar dan harapan baru.
Sementara itu, tingkat kriminalitas di Jakarta pasca dikeluarkannya ribuan Napi dalam program asimilasi yang ternyata banyak diantaranya kambuh kembali, menyebabkan derita anak bangsa semakin mengenaskan, karena kriminalitas semakin menunjukkan trend yang naik dan meluas.
Belum lagi adanya penolakan pemakaman korban Covid-19 oleh beberapa masyarakat di berbagai daerah, penyaluran bantuan sosial yang rawan kurang tepat sasaran dan rawan dipolitisasi untuk kepentingan Pilpres 2024, termasuk adanya kemungkinan “moral hazard” penggunaan dana Covid-19, ditambah dengan adanya judicial review terhadap Perppu Nomor 1 Tahun 2020 di MK oleh sejumlah politisi, tokoh, dan civil society membuat langkah pemerintah untuk menyelesaikan segera Covid-19 semakin berat dan banyak kerikilnya.
Situasi sama kronisnya juga terjadi di 210 negara yang terserang wabah Covid-19 seperti Amerika Serikat yang positif Covid-19 sudah mencapai 1 juta orang, termasuk banyaknya aksi vandalisme dan kekerasan sebagai ekses negatif Covid-19. Brasil disebut-sebut akan menjadi epinsentrum global penyebaran Covid-19 karena dinilai kurang taat dalam melaksanakan lockdown. Hanya beberapa negara yang penanganan Covid-19 sudah membuahkan hasil seperti Selandia Baru, Vietnam, Bhutan dan beberapa negara lainnya mulai geliat kegiatan masyarakatnya, walaupun WHO tetap memberikan warning agar negara-negara yang menurunkan status kewaspadaan lockdownnya tetap waspada, karena menurut WHO, Covid-19 masih “senang berlama-lama” di dunia.
Sejumlah pemerintahan di semua negara yang terserang Covid-19 jelas akan berpacu dalam waktu dengan penanganan secepatnya Covid-19 di negaranya, atau mereka akan mendapatkan pendadakan strategis lanjutan bahkan sampai ke tingkat yang paling parah yaitu social riots, political and security turbulence sampai beberapa penguasa bahkan harus “ousted from his/her throne” karena ketidakpercayaan masyarakatnya semakin meluas. 
Ketahanan pangan, kedisiplinan, kepatuhan, ketersediaan cash flow, ketegasan pemerintah untuk menerapkan regulasi terkait lockdown/karantina wilayah atau PSBB, termasuk solidaritas global akan menjadi kunci-kunci penting dalam upaya #BersatuMelawanCorona, karena jika wabah ini lama berakhirnya kita tidak bisa membayangkan apa tragedi mengerikan dalam “the next scene” yang akan menimpa kita dan masyarakat global. Kita berharap dan berdoa semoga wabah ini segera teratasi, dan kita segera menyadari kekhilafahan, dosa bahkan kesombongan kita selama ini yang mungkin membuat penguasa alam menjadi murka. Semoga, kita cari hikmahnya saja.(**)
Oleh: Otjih S, penulis adalah pemerhati masalah Indonesia.

Friday, May 8, 2020

MARHAENISME TIDAK PERNAH MATI



Bung Karno di Perusahaan B&W Kopenhagen, Denmark (1959)

Marhaenisme merupakan sebuah ideologi yang dikembangkan oleh Bung Karno pada tahun 1926-1927. Bung Karno terinspirasi untuk mengembangkan paham tersebut setelah bertemu dengan seorang petani miskin di Bandung yang bernama Marhaen (versi lain: Mang Aen). Nama Marhaen diabadikan menjadi ideologi yang berdiri pada sosialisme dan pemberdayaan ekonomi kolektif pada kaum kecil.
Marhaenisme menjadi dasar ideologi organisasi mahasiswa GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), organisasi pelajar GSNI (Gerakan Siswa Nasional Indonesia), organisasi Pemuda Marhaen dan lain-lain. GMNI terdapat hampir di seluruh wilayah Indonesia terutama di kota/kabupaten yang memiliki perguruan tinggi. GMNI konsisten bergerak menjaga Ajaran Bung Karno sejak berdiri tahun 1954 hingga kini.
Prof. Peter Mahmud Marzuki, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Airlangga, mantan aktivis GMNI, menjelaskan bahwa pada dasarnya esensi Marhaenisme adalah memberdayakan yang kecil tanpa membenci yang besar. Penjabarannya, kaum kecil dan miskin yang kesusahan untuk menghidupi dirinya harus diberdayakan dengan diberi 'privileges' tertentu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan agar tidak terjadi ketimpangan antara kaum atas dengan kaum bawah.

“Itu yang membedakan kaum Marhaen dengan kaum proletar. Menurut Bung Karno, proletar hanya menyumbangkan tenaganya untuk kelangsungan ekonomi kaum borjuis agar bisa bertahan hidup. Sementara kaum Marhaen, meski tidak kaya tapi mereka memiliki faktor produksi sendiri yang mampu menopang kebutuhan hidupnya.”

Prof. Peter menyatakan bahwa Marhaenisme tetap relevan di zaman sekarang. Konsep ekonomi kerakyatan yang menjadi poin penting Marhaenisme telah diadopsi kembali saat ini, namun diselaraskan dengan zaman menjadi ekonomi kreatif atau konsep UMKM.

Terakhir, ia menegaskan bahwa implementasi dari paham Marhaenisme begitu mudah dan dapat dilakukan oleh semua orang terutama pemuda. Marhaenisme bukanlah suatu paham utopis yang tidak mungkin diimplementasikan dan hanya berkutat pada teori saja.

Sumber πŸ“‘: UNAIR NEWS

TENTANG IBU HARTINI



"Pernah kuceritakan betapa aku hanya selalu mendengar suara Bu Har yang berbicara lewat telepon dari Istana Bogor. Suaranya halus dan ramah, dan aku sama sekali tanpa prasangka karena masih kecil. Setelah menjelang besar, mulai timbul rasa pembelaan terhadap Ibuku yang malang."

"Namun setelah lahirnya adik-adik kami, Taufan dan Bayu, perasaan benci pelan-pelan mulai mereda. Kehadiran Bu Har memang harus diakui sebagai istri Bapak. Sejak dahulu memang tampaknya Bu Har dapat tepo sliro, tahu tempatnya dan menerima tinggal di paviliun Istana Bogor. Barangkali sikap Bu Har yang lembut dan feminin inilah yang meredakan kemarahan kami."

"Lucu juga bila kuingat masa-masa itu. Kami tak suka, marah dan benci kepada Bu Har. Tetapi kami tak pernah bertatap muka, tak pernah bertemu. Berita-berita tentang Ibu Hartini sering kami terima dari mana-mana. Kami sering melihat gambarnya. Memang cantik, dalam gambar itu. Tetapi banyak yang mengatakan sebenarnya Bu Har lebih cantik daripada gambarnya. Wah, kami jadi benar-benar ingin melihat bagaimana sih wajah Ibu Hartini itu?"

"Kesempatan untuk melihat wajah ibu tiriku itu akhirnya tiba juga. Jika tak salah pada tahun 1962 ketika berlangsung Opening Ceremony Asian Games. Keluarga Istana Merdeka hadir dan Keluarga Istana Bogor juga hadir. Kulihat Ibu Hartini berdiri di sana, bermandikan cahaya matahari."

"Harus kuakui, ia memang sangat cantik. Cahaya surya di sore hari yang menyinarinya itu seolah-olah memantulkan kecemerlangan kecantikannya. Kulitnya bersih. Bagaimanapun, aku harus mengakui tingginya selera Bapak dalam hal menilai wanita cantik. lbu Har tidak hanya cantik tetapi menarik. Pantaslah apabila Bapak sangat memujanya. Namun ketika itu pun terbayang wajah Ibuku yang juga cantik."

"Ketika itu rasa kagum akan kecantikan madu Ibuku lebur oleh perasaan terhadap Ibuku sendiri. Rasa tak suka tetap berkembang dalam relung-relung hatiku. Hanya melewati masa panjang dan pengalaman hidup bertahun-tahun, perasaan ini sirna oleh kenyataan betapa Ibu Hartini juga setia kepada Bapakku, hingga akhir hayatnya."

Sumber πŸ“–: "Bapakku Ibuku" oleh Rachmawati Soekarnoputri

Laksamana Muda Maeda



Laksamana Muda Maeda yang notabene orang Jepang justru membantu kemerdekaan Indonesia.
.
Dia yang saat itu menjabat sebagai Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat, secara diam-diam membantu pergerakan kemerdekaan di Indonesia hingga proklamasi menjadi sebuah kenyataan tepat pada tanggal 17 Agustus 1945.

Perjuangan Laksamana Maeda tidaklah sedikit. Dia rela pasang badan demi kemerdekaan Indonesia meski akhirnya hidup sengsara di negaranya. Jasanya diantaranya yaitu:
.
1. Mendirikan sekolah politik di jakarta yang bernama Sekolah Indonesia Merdeka.
2. Rela menjadikan rumahnya sebagai tempat perumusan proklamasi
3. Memperjuangkan Indonesia selayak samurai hingga akhir.
.
Pada tahun 1946, Laksamana Maeda ditangkap sekutu dan dibawa ke Singapura. Di sana dia diinterogasi perihal perannya dalam membantu Indonesia merdeka. Saat penyidik terus bertanya apakah Indonesia adalah negara bentukan Jepang, Maeda menolak. Dia tetap bersikukuh mengatakan Indonesia merdeka dengan sendirinya.
.
Berkat pengakuannya ini, Laksamana Maeda dikucilkan di negerinya sendiri. Segala akses sosial untuk Laksamana Maeda dipersulit dan membuatnya hidup menderita. Meski hidup dengan serba kekurangan Laksamana Maeda tidak menyesal, apa yang dia lakukan adalah perbuatan benar. Harga diri dan kehormatan bangsa memang butuh pengorbanan yang besar. Untuk itu dia mau melakukannya meski bukan untuk Jepang tapi Indonesia.

Untuk menghormati jasa Laksamana Maeda yang sangat besar bagi negeri ini, Pemerintah Indonesia mengundang beliau pada upacara perayaan 17 Agustus tahun 1973. Beliau juga mendapatkan Bintang Jasa Nararya yang merupakan bintang jasa tertinggi ketiga di Indonesia.

Pada tahun 1977, Laksamana Maeda akhirnya meninggal dunia. Namun, jasa-jasanya pada negeri ini tidak bisa dilupakan begitu saja. Dia adalah seorang Jepang yang rela berkorban jiwa raga untuk kemerdekaan Indonesia.
.
πŸ“ƒDari berbagai sumber
.
Sc. @matahatipemuda
.

Dulu Ia Kawulo, Kini Ia Buruh, Dulu Ia Horige, Kini Ia Proletar




Kaum Proletar lemah secara konsep,  kaum Proletar memiliki konsep strategi hidup yang kurang memadai, yang kurang dalam perspektif dan/atau rencana masa depan,  padahal keberhasilan diawali dengan rencana rencana yang baik. Rencana rencana yang detil,  pengaturan mineset yang jelas,  yang mengatur segala sesuatu  dari Hulu sampai hilir,  misal dalam upaya pengentasan kemiskinan,  masyarakat mempersiapkan segala sesuatu  untuk menumbuhkan iklim usaha  yang baik,  mereka melihat peluang peluang  ekonomi,  dengan tujuan membangun pertumbuhan nilai ekonomi yang baik. Mereka mengatur pola pola kegiatan  ekonomi,  mulai dari tahap produksi, distribusi sampai dengan konsumen terakhir.  Detail dari Hulu sampai akhir,  terdapat banyak fase fase yang tentunya memiliki nilai ekonomis,  nilai nilai ekonomis itu sangat amat berpengaruh  dalam pertambahan nilai ekonomi daerah.

Dalam struktur  kehidupan kaum Proletar,  terkadang kurang dan/atau tidak memiliki  rencana pembangunan ekonomi yang baik,  kenapa karena kaum Proletar  masih berorientasi pada pemikiran pekerja.  Sedikit sekali,  kaum Proletar yang memiliki  rencana yang baik.

Dalam islam,  ditafasirkan dari qs al-ra'du 13:11 yang berbunyi 'Sesungguhnya allah swt.  Tidak akan mengubah keadaan suatu kaum,  hingga mereka kaum tersebut berupaya  untuk merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

Tidak ada suatu tindakan akan berhasil  tanpa adanya konsep perencanaan yang baik.  Kaum Proletar tidak akan mampu melakukan  upaya atau sesuatu  tanpa adanya konsep perencanaan yang baik,  hal ini seperti  oenjelasan dalam alquran ketika menjelaskan tentang perbuatan otoritarianisme  Fir'aun  (qs al-qashas/28-4) bahwa sesungguhnya  Fir'aun telah berbuat  sewenang wenang di muka bumi,  dan menjadikan rakyat atau penduduknya bersikap sehat,  pecah belah,  dengan menindas segolongan dari mereka,  menyembelih anak lelaki mereka dan membiarkan dan/atau menelantarkan hidup anak anak perempuan  mereka.

Kekuatan  kaum borjuis,  terletak pada unsur kekuasaan,  mereka berkuasa untuk menekan melalui kekuasaan dan harta yang mereka miliki,  serta kaum borjuis memiliki ideologi state aparatus,  dan kedua regresi state aparatus. Strategi perlawanan yang dilakukan kaum Proletar kepada borjuis,  dilakukan dengan pengembangan strategi yang sama,  yakni perangkat ideologi,  harus dijawab dengan ideologi. Serta perlahan terhadap perangkat keras harus dijawab dengan hal yang sama,  sementara tumpang tindih strategi hanya akan berdampak pada kaum Proletar..  Nasib nasib.,  kaum Proletar.

Akan tetapi pernah terbesit oleh kalian, bagaimana jadinya  apabila kaum kaum minoritas,  golongan golongan kaum Proletar bergabung menjadi satu kesatuan yang besar,  sehingga mendominasi jalannya roda modal pemerintah an.. Saya rasa,  hasilnya tidak baik juga.. Sepertinya keadaan harus seimbang,  keadaan yang baik,  menurut ku,  pemerintah  harus bisa melihat dan mengatasi kesenjangan yang terjadi antara kaum minoritas dan mayoritas,  yakni antara Proletar dan borjuis. Pemerintah  harus hadir diantara keduanya,  pemerintah  harus mengeluarkan kebijakan kebijakan yang dapat mengubah akomodir kedua belah pihak,  penyerataan pembangunan. Baik fisik,  ekonomi,  dan kehidupan  kedua belah pihak.

Sabda pandita ratu, sabda pandita guru.. Hadirkan pemimpin  dinegeri ini,  yang baik..  Yang dinilai mampu berbuat untuk kemajuan bangsa dan negara.  Yang sesuai antara titah dan perbuatan..  Yang mampu dalam mengimplementasikan kedalaman pembangunan tatanan kehidupan rakyat.

Mengingat kembali, rumusan konsep bung karno, tentang pancasila yang menurut nya merupakan titik persetujuan (contoh denominator) segenap elemen bangsa tentang kesejahteraan sebagai berikut :

Jikalau kita mencari demokrasi, hendaknya bukan demokrasi Barat, tetapi permusyawaratan yang memberi hidup,  yakni politik conomische democratie yang mampu mendatangkan kesejahteraan sosial.. Maka ole karena itu,  jikalau kita memang betul betul mengerti,  mengingat, mencintai rakyat Indonesia, marilah kita terima prinsip hal sociale rechtvaardigheid ini,  yaitu bukan saja persamaan politik saudara saudara,  tetapi pun diatas lapangan ekonomi kita harus mengadakan persamaan,  yang artinya kesejahteraan bersama yang sebaik baiknya...  Ir. Soekarno.  

Celoteh  kaum buruh (proletar)


Thursday, May 7, 2020

Ilmu Ekonomi Politik (Ir.Soekarno)




Banyak orang bilang Sukarno itu nggak paham ilmu ekonomi, Sukarno itu ganyang Malaysia untuk menolehkan perhatian rakyat pada ekonomi yang amburadul.

Padahal Sukarno ini benar-benar mendalami apa yang dinamakan Ilmu Ekonomi Politik, Ekonomi Politik adalah Ilmu paling dasar yang merumuskan kebijakan-kebijakan politik atas ekonomi masyarakat seperti : akumulasi kapital, distribusi kekayaan dan pasar. Tiga soal pokok ini dikuasai Bung Karno bahkan sejak tahun 1924.

Guru pertama Bung Karno soal ekonomi politik adalah Hartagh. Suatu siang Bung Karno disuruh untuk mencari buku-buku interpretasi atas Karl Marx : "Kalau kamu ingin masuk ke dalam alam pikiran Marx, baca dulu buku-buku interpretator dari Marx" lalu Sukarno menuruti nasihat Hartagh itu. Bung Karno membaca tiga buku interpretasi atas Das Kapital. Kemudian tahun 1922 Sukarno mulai membaca Das Kapital langsung dari Bahasa Jerman. Pembacaan atas Das Kapital inilah yang mencerahkan Sukarno, tentang bagaimana : "Manusia dibebaskan atas penindasan struktur yang tercipta atas komoditi".

Paham dasar Sukarno atas pembebasan masyarakat itu ia arahkan pada pembebasan ekonomi, ini yang pertama-tama dilakukan Sukarno. Dan  inilah yang ia ucapkan di depan Pengadilan Bandung sekitar tahun 1932 dalam Pledoi-nya "Indonesia Menggugat". Di umur awal 30-an, Sukarno sudah berpidato dengan uraian yang amat-amat melampaui jamannya, Sukarno bercerita di depan Tuan-Tuan Hakim tentang "Sejarah ekonomi Indonesia, Perampasan Tanah-Tanah rakyat untuk Perkebunan Asing sampai dengan Uraian teliti Sukarno, soal kehidupan ekonomi bangsa Indonesia. 

"Bayangkan Tuan-Tuan" kata Sukarno...."Kehidupan seorang manusia Indonesia, ini lebih sengsara dari kehidupan seekor anjing Tuan Besar, mereka hanya bisa hidup dengan sebenggol (2.5 sen) sementara anjing peliharaan tuan-tuan yang bagus bisa hidup dengan 2 rupiah sehari"

Lalu Bung Karno menguraikan bagaimana orang-orang Eropa dan para Komprador Pribumi bekerjasama memperbudak rakyat Indonesia. Bung Karno dengan terang-terangan menelanjangi cara hidup pemeras-pemeras itu dengan amat jitu, untuk itulah ia harus masuk bui. Di dalam bui Sukarno terus mendalami ekonomi politik dengan amat detil.

Fase pertama ekonomi politik Sukarno yang ia dapatkan adalah :"MODAL" disini kemudian Sukarno mengambil kesimpulan bahwa : "Modal harus bisa didapatkan bila kita menang secara Geopolitik". Lalu Geopolitik didalami dengan amat detil oleh Sukarno.
Di tahun 1935 Sukarno sudah mendapatkan fakta bahwa dunia ini sedang diperebutkan oleh tiga kekuatan besar. Menurut Bung Karno dalam tulisan-tulisannya di koran. Kekuatan besar itu menurut Sukarno adalah "Kapitalisme yang Masuk ke dalam tahapan baru" ini diwakili negara-negara Industri : Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Belanda. Lalu kedua Negara-Negara lama yang sudah melampaui kejenuhan atas Kapitalisme tapi masuk ke dalam tahapan pembusukan Kapitalisme, negara ini memiliki ditopang oleh kekuatan kelas menengah, feodal dan militer, mereka masuk ke dalam Negara-Negara Fasisme. Lalu ada Sovjet Uni yang menyelenggarakan Sistem Komunisme. Disini Sukarno memperhitungkan akan ada negara-negara baru yang muncul setelah perang tiga kekuatan itu. Dan Indonesia akan jadi bagian dari salah satu kekuatan baru yang muncul itu.
Bung Karno memperkirakan bila Indonesia bisa mengambil kesempatan untuk bermain diatas tiga kekuatan besar ini, maka geopolitik atas Asia Tenggara dipegang Indonesia Raya. Perhitungan Sukarno adalah bila Indonesia bermain di atas Asia Tenggara maka Indonesia akan memenangkan Pasar Asia Tenggara yang merupakan 1/4 Pasar Asia.

"Asia, akan jadi peradaban paling baru dalam dunia modern, dan Asia akan jadi kekuatan paling besar di dunia setelah negara-negara Eropa Bangkrut" Bung Karno mengatakan ini di tahun 1935. Terbukti sekarang benar adanya.

Bung Karno sudah memperhitungkan, pemenang perang akan menguasai kembali pasar-pasar baru yang kosong baik itu Fasisme, Kapitalisme atau Komunisme. Sukarno bermain cantik di atas tiga kekuatan besar itu agar Indonesia bisa memimpin barisan baru "negara-negara bebas". Kekuatan negara bebas ini adalah :
1. Menentukan produksinya sendiri
2. Memiliki pasarnya sendiri
3. Membangun ekonomi tanpa ketergantungan
4. Pembebasan masyarakat atas sistem yang menindas
5. Menjadikan manusia sebagai pusat segala ukuran-ukuran.  kemajuan baik ekonomi, budaya dan peradaban. 

Perkiraan Indonesia akan mendapatkan kemerdekaannya pada tanggal 7 September 1945 berdasarkan kesepakatan Saigon gagal kemudian ada insiden sejarah yang digerakkan anak-anak muda sehingga Bung Karno harus masuk ke dalam kondisi 'fait accomply' kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kemerdekaan 17 Agustus membawa konsekuensi perang dengan negara-negara sekutu. Padahal awalnya Sukarno dan Hatta ingin memilih jalur legal formal dan mereka punya perhitungan sekutu mau tidak mau harus mengembalikan jajahan dan memerdekakan bangsa-bangsa terjajah sesuai dengan kesepakatan Postdam 1944 tanpa harus melewati episode perang.
Tapi perang kemerdekaan 1945-1949 sudah terjadi, dan Sukarno paham inilah keadaan yang dikehendaki Amerika Serikat dan Sovjet Uni untuk masuk ke dalam Indonesia Raya, beruntung bagi Sukarno. Sovjet Uni masih sibuk soal Negara-Negara di Eropa Timur dan ada batasan etika bagi Stalin untuk tidak masuk ke dalam wilayah yang dulunya dikuasai sekutu barat-nya. Ini artinya : Sukarno otomatis hanya berhadapan dengan Amerika Serikat dan Belanda. Karena Inggris sendiri menarik diri tidak masuk memperebutkan Indonesia.

Sukarno dengan lihai mengadu Amerika Serikat dengan Belanda dalam pertarungan memperebutkan Indonesia. Sukarno menggunakan Amerika untuk menggebuk Belanda sampai puncaknya adalah kemenangan Indonesia merebut kembali Irian Barat ke tangan Republik pada tahun 1963 tapi ini harus dibayar mahal oleh Amerika dengan terbunuhnya JF. Kennedy, pembunuhan JF Kennedy ini tidak semata-mata adanya kesintingan Lee Harvey Oswald tapi agak bau-bau Irian Barat juga.

Setelah kematian Kennedy, Sukarno terpaksa bertarung sendirian melawan Amerika Serikat, sial bagi Sukarno sekutu paling potensialnya Mao Tse Tung melakukan blunder dengan membui Liu Shao Chi  dan menjadikan dirinya terjebak pada Revolusi Kebudayaan yang berdarah-darah. -Sukarno sendirian bertarung dengan Inggris tanpa Mao-.
Sukarno mengobarkan politik Ganjang Malaysia, perhitungannya Sukarno adalah bila Federasi Malaysia ini terjadi maka Inggris sudah menyiapkan kantong-kantong modal untuk mempersempit Pasar-Pasar di Indonesia. Kembali lagi rakyat Indonesia akan menjadi budak atas asing.

Di dalam telaahnya pada tahun 1932 Sukarno mengeluarkan analisanya.
Ekonomi Indonesia yang berwatak kolonial setidak-tidaknya memiliki tiga ciri sebagai berikut : 
Pertama, diposisikannya perekonomian Indonesia sebagai pemasok bahan mentah bagi negara-negara industri maju.

Kedua, dijadikannya perekonomian Indonesia sebagai pasar produk negara-negara industri maju. 
Ketiga, dijadikannya perekonomian Indonesia sebagai tempat untuk memutar kelebihan kapital yang terdapat di negara-negara industri maju.
Bung Karno memperhitungkan kemudian di tahun 1963 setelah masuknya Irian Barat sebagai bagian sah Republik Indonesia. - Menghapuskan sistem ekonomi kolonial menjadi sistem "Ekonomi Merdeka", dengan bahasa yang populer adalah "Ekonomi Berdikari".
1. Indonesia tidak hanya memasok bahan mentah tapi menciptakan nilai tambahnya di Indonesia sendiri. Indonesia dan rakyat Indonesia menjadi Tuan Di Bumi-nya sendiri.
2. Indonesia harus menciptakan pasar-pasarnya sendiri, bahkan menguasai Pasar Internasional. Untuk itulah diciptakan Poros Jakarta-Hanoi-Pyongyang-Peking.  Poros ini bukan sekedar poros politik tapi Poros Perdagangan. Lalu diciptakan Pasar bersama diantara negara-negara Non Blok, diatas Pasar itu barulah bisa dibangun Ekonomi Baru yang Merdeka, Ekonomi yang didasarkan pada kesejahteraan masyarakat yang ada didalamnya.
3. Indonesia harus memutar kapitalnya sendiri, membangun kekayaannya sendiri. Pembangunan Kapitalnya ini dijabarkan amat luas yang kemudian disusun oleh Djuanda. Nilai Lebih atas Produk harus dibangun di bumi Indonesia.

Konsepsi ini kemudian dipidatokan Sukarno saat berteriak Mengganjang Malaysia sekaligus meledek Malaysia sebagai "Negara yang berdiri Tanpa Konsepsi-Konsepsi". Jelas bagi Indonesia, Konsepsi Sukarno adalah menghancurkan pasar dominasi asing dan ini amat menakutkan bagi Amerika Serikat dan negara sekutunya. Karena ketika Pasar-Pasar itu kita kuasai "Maka Lonceng kematian Kapitalisme akan berbunyi". 
Apabila pelaksanaan atas konsepsi Sukarno  tidak diblunder oleh Suharto maka besar kemungkinan Indonesia akan menjadi negara terkaya di Asia. Mengenai Perang Inggris soal Malaysia, Sukarno ini amat lihai ia paling jagoan gertak, kemungkinan besar Sukarno malah mempermainkan Sovjet Uni, Cina dan Negara-Negara Asean tanpa harus perang beneran, coba perhatikan gaya politik Sukarno yang berliku-liku tapi pada akhirnya ia yang selalu memenangkan. Tapi sayang sekelompok Perwira Menengah malah membunuh Jenderal Ahmad Yani, Jenderal yang digadang-gadang akan jadi Presiden RI di tahun 1975.
Andai saja Ekonomi Sukarno ini berhasil maka tercipta sistem dasar Ekonomi Kerakyatan yang dijabarkan sebelumnya oleh Hatta. Karena pada dasarnya Ekonomi Kerakyatan yang disusun oleh Hatta tidak akan bisa tercipta bila tidak ada Perebutan Modal dulu.
Dan Sukarno adalah ahlinya dalam menciptakan ekonomi modal. Jadi siapa bilang Sukarno nggak ngerti apa-apa soal ekonomi?


(Anton DH Nugrahanto)


KEBIJAKAN PIMPINAN DAERAH MEMBANGUN KABUPATEN KONSERVASI

Komitmen politik pemerintah daerah untuk membangun Kabupaten Lampung Barat berdasarkan prinsip-prinsip konservasi tampak pada visi dan misi ...