Kaum Proletar lemah secara konsep, kaum Proletar memiliki konsep strategi hidup yang kurang memadai, yang kurang dalam perspektif dan/atau rencana masa depan, padahal keberhasilan diawali dengan rencana rencana yang baik. Rencana rencana yang detil, pengaturan mineset yang jelas, yang mengatur segala sesuatu dari Hulu sampai hilir, misal dalam upaya pengentasan kemiskinan, masyarakat mempersiapkan segala sesuatu untuk menumbuhkan iklim usaha yang baik, mereka melihat peluang peluang ekonomi, dengan tujuan membangun pertumbuhan nilai ekonomi yang baik. Mereka mengatur pola pola kegiatan ekonomi, mulai dari tahap produksi, distribusi sampai dengan konsumen terakhir. Detail dari Hulu sampai akhir, terdapat banyak fase fase yang tentunya memiliki nilai ekonomis, nilai nilai ekonomis itu sangat amat berpengaruh dalam pertambahan nilai ekonomi daerah.
Dalam struktur kehidupan kaum Proletar, terkadang kurang dan/atau tidak memiliki rencana pembangunan ekonomi yang baik, kenapa karena kaum Proletar masih berorientasi pada pemikiran pekerja. Sedikit sekali, kaum Proletar yang memiliki rencana yang baik.
Dalam islam, ditafasirkan dari qs al-ra'du 13:11 yang berbunyi 'Sesungguhnya allah swt. Tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, hingga mereka kaum tersebut berupaya untuk merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Tidak ada suatu tindakan akan berhasil tanpa adanya konsep perencanaan yang baik. Kaum Proletar tidak akan mampu melakukan upaya atau sesuatu tanpa adanya konsep perencanaan yang baik, hal ini seperti oenjelasan dalam alquran ketika menjelaskan tentang perbuatan otoritarianisme Fir'aun (qs al-qashas/28-4) bahwa sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang wenang di muka bumi, dan menjadikan rakyat atau penduduknya bersikap sehat, pecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak lelaki mereka dan membiarkan dan/atau menelantarkan hidup anak anak perempuan mereka.
Kekuatan kaum borjuis, terletak pada unsur kekuasaan, mereka berkuasa untuk menekan melalui kekuasaan dan harta yang mereka miliki, serta kaum borjuis memiliki ideologi state aparatus, dan kedua regresi state aparatus. Strategi perlawanan yang dilakukan kaum Proletar kepada borjuis, dilakukan dengan pengembangan strategi yang sama, yakni perangkat ideologi, harus dijawab dengan ideologi. Serta perlahan terhadap perangkat keras harus dijawab dengan hal yang sama, sementara tumpang tindih strategi hanya akan berdampak pada kaum Proletar.. Nasib nasib., kaum Proletar.
Akan tetapi pernah terbesit oleh kalian, bagaimana jadinya apabila kaum kaum minoritas, golongan golongan kaum Proletar bergabung menjadi satu kesatuan yang besar, sehingga mendominasi jalannya roda modal pemerintah an.. Saya rasa, hasilnya tidak baik juga.. Sepertinya keadaan harus seimbang, keadaan yang baik, menurut ku, pemerintah harus bisa melihat dan mengatasi kesenjangan yang terjadi antara kaum minoritas dan mayoritas, yakni antara Proletar dan borjuis. Pemerintah harus hadir diantara keduanya, pemerintah harus mengeluarkan kebijakan kebijakan yang dapat mengubah akomodir kedua belah pihak, penyerataan pembangunan. Baik fisik, ekonomi, dan kehidupan kedua belah pihak.
Sabda pandita ratu, sabda pandita guru.. Hadirkan pemimpin dinegeri ini, yang baik.. Yang dinilai mampu berbuat untuk kemajuan bangsa dan negara. Yang sesuai antara titah dan perbuatan.. Yang mampu dalam mengimplementasikan kedalaman pembangunan tatanan kehidupan rakyat.
Mengingat kembali, rumusan konsep bung karno, tentang pancasila yang menurut nya merupakan titik persetujuan (contoh denominator) segenap elemen bangsa tentang kesejahteraan sebagai berikut :
Jikalau kita mencari demokrasi, hendaknya bukan demokrasi Barat, tetapi permusyawaratan yang memberi hidup, yakni politik conomische democratie yang mampu mendatangkan kesejahteraan sosial.. Maka ole karena itu, jikalau kita memang betul betul mengerti, mengingat, mencintai rakyat Indonesia, marilah kita terima prinsip hal sociale rechtvaardigheid ini, yaitu bukan saja persamaan politik saudara saudara, tetapi pun diatas lapangan ekonomi kita harus mengadakan persamaan, yang artinya kesejahteraan bersama yang sebaik baiknya... Ir. Soekarno.
Celoteh kaum buruh (proletar)
No comments:
Post a Comment