Apriyan Sucipto

Apriyan Sucipto
Rimba Raya

Saturday, July 4, 2020

BLANGKON



Blangkon adalah salah satu bagian dari pakaian adat khas Jawa yang digunakan untuk penutup kepala bagi pria sebagai pelindung dari sengatan matahari atau udara dingin. Awalnya terbuat dari kain iket atau udeng berbentuk persegi empat bujur sangkar, berukuran kurang lebih 105 cm x 105 cm. Kain yang kemudian dilipat dua menjadi segitiga dan kemudian dililitkan di kepala dengan cara dan aturan tertentu. Mengenakan iket dengan segala aturannya ternyata tidak mudah dan memakan waktu, maka timbullah gagasan seiring dengan kemajuan pemikiran orang dan seni untuk membuat penutup kepala yang lebih praktis, yang kemudian kita kenal dengan nama blangkon.

Tidak ada catatan sejarah yang pasti akan asal muasal orang Jawa memakai iket sebagai penutup kepala. Iket telah tersebut dalam legenda Aji Saka, pencipta tahun Saka atau tahun Jawa, sekitar 20 abad yang lalu dimana Aji Saka berhasil mengalahkan Dewata Cengkar hanya dengan menggelar kain penutup kepala yang kemudian dapat menutupi seluruh tanah Jawa. Selain itu, ada cerita-cerita bahwa iket adalah pengaruh budaya Hindu dan Islam. Para pedagang dari Gujarat yang keturunan Arab selalu mengenakan sorban, kain panjang yang dililitkan di kepala, yang kemudian menginspirasi orang Jawa memakai ikat kepala seperti mereka. Cerita lain mengatakan, di satu waktu akibat peperangan kain menjadi barang yang sulit didapat sehingga petinggi keraton meminta seniman untuk menciptakan ikat kepala yang lebih efisien yaitu blangkon.

Seorang ahli kebudayaan bernama Becker yang meneliti tata cara pembuatan blangkon mengatakan, “That an object is useful, that it required virtuoso skill to make – neither of these precludes it from also thought beatiful. Some craft generate from within their own tradition a feeling for beauty and with it appropriete aesthetic standards and common of taste”. Pada jaman dahulu, blankon memang hanya dibuat oleh para seniman yang ahli dengan pakem (aturan) tentang iket. Semakin memenuhi pakem yang ditetapkan, maka blangkon tersebut akan semakin tinggi nilainya.

📸 : Kwodokijo

TAN MALAKA DAN SOEKARNO DALAM RAPAT RAKSASA IKADA


Sembilan belas September 1945 di Lapangan Ikada (kini Lapangan Monas), ratusan ribu manusia dari bergerak menuntut penegasan dari para pemimpin baru mereka, pemimpin yang masih membangun fondasi republik yang baru lahir sebulan sebelumnya. Mereka tak sabar untuk mendapat kepastian ke arah mana kemerdekaan yang diproklamirkan 17 Agustus 1945 akan dibawa.

Peristiwa yang dikenal sebagai Rapat Raksasa Ikada itu sayangnya dalam berbagai literatur sejarah yang bermunculan kemudian hanya mencatat nama-nama pembesar macam Presiden Sukarno, Hatta, Sukarni, atau Ali Sastroamidjojo yang hadir dalam show of force pertama republik itu. Rapat Raksasa Ikada seolah hanya panggung mereka.

Jangankan nama rakyat yang hadir dari berbagai tempat, nama Tan Malaka sebagai penggagas pun baru dibuka dalam sejarah setelah reformasi. Sejarah tentang peran Tan Malaka dalam rapat tersebut sengaja ditutup oleh Rezim Otoritarian Soeharto karena Tan Malaka adalah tokoh komunis waktu itu. Bersama para pengikut aliran kiri lainnya, Tan Malaka berupaya mendorong agar Indonesia Merdeka 100%, salah satunya dimulai dng rapat di lapangan Ikada tersebut.

Sumber : Tanah Merdeka

Jokowi beri sinyal Negatif Hasil kinerja para Menteri Pasca Pandemi Covid19.


Jakarta. Presiden Joko Widodo menunjukkan amarahnya ke para pembantu di Kabinet Indonesia Maju. Jokowi marah kepada menteri-menteri di Kabinet Indonesia Maju yang bekerja biasanya di tengah pandemi virus corona.

Salah satunya, Jokowi marah terhadap Kementerian Kesehatan. Jokowi marah juga kepada Kementerian Sosial karena masalah bantuan sosial.

Jokowi marah kepada menteri terungkap dalam sidang kabinet di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/6/2020). Video Jokowi marah kepada menteri tersebut ditayangkan akun YouTube Sekretariat Presiden pada hari ini, Minggu (28/6/2020).

Dalam video Jokowi marah tersebut, Jokowi tengah memimpin sidang kabinet. Dengan nada tinggi, Jokowi meluapkan kemarahannya kepada menteri-menteri yang masih bersikap biasa saja di masa krisis seperti sekarang, baik itu akibat pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian.

"Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis!" ujar Jokowi dengan nada tinggi.

Salah satu kementerian yang terkena sasaran saat Jokowi marah adalah Kementerian kesehatan. Jokowi menyatakan, anggaran kesehatan yang sudah dianggarkan di Kementerian Kesehatan untuk penanganan pandemi corona sekitar Rp 75 triliun baru cair sedikit. "Tapi anggaran baru terpakai sebesar 1,53%," kata Jokowi dengan nada tinggi.

Jokowi juga marah terhadap Kementerian Sosial. Jokowi marah karena penyaluran bantuan sosial yang masih belum optimal 100 persen di saat masyarakat menunggu bantuan saat pandemi corona.

Menurut Jokowi, pandemi corona ini membutuhkan perhatian khusus. Semua jajaran pemerintah harus bekerja ekstra keras untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. "Lah kalau saya lihat Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara masih melihat ini sebagai masih normal, berbahaya sekali," kata Jokowi.

Jokowi marah terhadap menteri, rasanya sudah cukup lama tidak terlihat. Setidaknya sejak Kabinet Indonesia Maju bekerja, rasanya baru kali ini Jokowi marah kepada menterinya. Sebelumnya, di Kabinet Indonesia Bekerja, Jokowi sering marah terhadap menteri yang bekerja tidak sesuai harapan.


KESAKSIAN ANGGOTA BPUPKI: ACHMAD SOEBARDJO



"Selama sidang pertama dirancang garis-garis umum serta prinsip-prinsip dasar Indonesia Merdeka yang akan berdiri. Yang menjadi masalah: apa yang menjadi ciri-ciri falsafah hidup Indonesia?"

"Berkat bakti Ir. Sukarno, yang telah meletakkan landasan 5 sila Pancasila, membentuk pandangan filosofis rakyat Indonesia mengenai kehidupan dan dunia. Sukarno menekankan bahwa di dalam merumuskan Pancasila, ia tidak menemukan sesuatu yang baru. la hanya menggali dalam masyarakat Indonesia sejak fajar sejarah Indonesia..."

"Pancasila itu penggalinya adalah Bung Karno. Kalau Yamin pidato 3 hari sebelum Bung Karno itu hanya 'toevallig' saja. Kalau lahirnya Pancasila adalah tanggal 1 Juni 1945. Sesudah itu barulah Pancasila dituangkan dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 hasil kerja dari Panitia Sembilan yang diketuai oleh Bung Karno."

"Kemudian secara formal Pancasila itu dimasukkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945..." ~ Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo

Sumber 📖: "Sekitar Tanggal dan Penggalinya" dan tulisan Achmad Soebardjo sendiri yang berjudul "Kesadaran Nasional" terbit 1978
Via : The Big Bung

SMKN 2 Yogyakarta


Siswa di Princess Juliana School di Yogyakarta. Sekolah ini salah satunya mengajarkan teknik pembangunan jalan kereta api dan irigasi. Sebuah sekolah untuk menciptakan ahli teknik demi menyokong penbangunan oleh Belanda di Jawa pada kala itu. Pasca merdeka sekolah ini berganti nama menjadi STM dan tercatat sebagai STM pertama di Republik. Kini sekolah ini masih ada dan menjadi SMK N 2 Yogyakarta.




Sumber : Tropenmuseum

DEWI SANG PENGEMBARA


Kondisi politik yang tidak stabil dan kontrol yang terlalu ketat bagi anggota keluarga besar Bung Karno membuat Dewi yang sangat aktif menjadi sulit bergerak. Sama seperti ketika ia datang pertama kali ke Indonesia, kali ini Indonesia kembali menjadi negeri yang tak bersahabat baginya. Maka, Dewi pun terpaksa mengungsi ke luar negeri.

Dewi tidak mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan maupun menyesuaikan diri dengan atmosfer kehidupan yang jauh berbeda dengan Indonesia. Pengalamannya berpesiar ke luar negeri serta perkawanannya yang luas memudahkan segala urusannya di luar negeri.

la datang ke Inggris, mencoba mencari kesempatan untuk hidup di sana. Tapi nasibnya kurang beruntung. Kantor imigrasi Britania Raya hanya memberinya izin tinggal sementara yang hanya berlaku selama tiga bulan. Setelah Inggris, tempat lain pun dijajal. Kali ini Amerika Serikat. Sayangnya, nasib Dewi tak jauh beda. Di negeri Paman Sam itu Dewi hanya diberi "nafas" selama beberapa bulan saja.

Akhirnya, pilihan terakhirnya jatuh ke Kota Paris, yang memang dengan senang hati menerimanya. Di sana Dewi tinggal di sebuah apartemen mewah di kawasan Avenue Montaigne. Daerah Avenue Montaigne sendiri merupakan wilayah paling elite di Paris. Selain terletak di jantung Kota Paris, lokasi Avenue Montaigne ini juga hanya berjarak sepelemparan batu dari Rond-Point des Champs-Elysees yang terkenal itu.

Sumber 📖: "Sakura Di Tengah Prahara"
Via : The Big Bung

(Secuil Kisah Sebelum Tragedi Madiun 48)


Apakah Pesan Musso tersampaikan ke Sukarno Hatta?

Tokoh komunis itu berkemeja putih rapi, celana hitam dan kopiah. Dan satunya dengan gagah dan senyum saling berpelukan dengan tokoh komunis itu seakan-akan teman lama yang baru bertemu kembali.

Mereka kemudian berbincang-bincang. Soeharto bertanya kepada Musso, kenapa pemerintah dan FDR Front Demokrasi Rakyat malah berseteru?

Soeharto: Apakah sebaiknya kita tinggalkan permusuhan dan bersatu melawan Belanda?

Musso: Bagi saya pun demikian Bung Harto. Saya juga datang kembali ke Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan. Tapi rupanya Sukarno dan Hatta tidak senang kepada saya dan mencurigai saya.

Soeharto: Kenapa tidak diadakan pembicaraan?

Musso: Baru saja bertemu tapi tidak ada kesepakatan.

Soeharto: Apakah boleh saya sampaikan kepada Bung Karno dan Bung Hatta bahwa sebenarnya pak Musso menginginkan persatuan?

Musso: Ya, tolong sampaiken. Tapi terus terang, Bung Harto, kalau saya akan dihancurkan saya akan melawan.

Seusai pertemuan tersebut Soemarsono cs dari golongan Musso meminta Soeharto membuat surat pernyataan bahwa MADIUN AMAN DAN TAK ADA SINYAL PEMBERONTAKAN.

Dan pada akhirnya Soeharto menyampaikan semua pernyataan Musso kepada Panglima Jenderal #Soedirman yang ketika itu sakit keras.

Sampai sekarang tidak ada data sejarah yang menyatakan apakah pesan Musso itu sampai ke Sukarno dan Hatta.

Yang pasti perang saudara itu tak tercegah lagi. Dan Musso tewas di ujung senapan.

SUMBER: Musso Si Merah (Secuil Kisah Sebelum Tragedi Madiun 48)
Via @matahatipemuda
———————————

KEBIJAKAN PIMPINAN DAERAH MEMBANGUN KABUPATEN KONSERVASI

Komitmen politik pemerintah daerah untuk membangun Kabupaten Lampung Barat berdasarkan prinsip-prinsip konservasi tampak pada visi dan misi ...